Minggu, 29 Desember 2019

JALAN KELUAR DARI SETIAP KESULITAN ADALAH KETAQWAAN

🔓💡🔑 *JALAN KELUAR DARI SETIAP KESULITAN ADALAH KETAQWAAN*

Allah ta’ala berfirman :
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ}
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar (dari kesulitan-kesulitan yang ia hadapi di dunia dan di akhirat). Dan akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang ia tidak sangka-sangka”. (Ath-Thalaq : 2-3)

Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Abdul ‘Aziz bin Baz - رحمه الله - :
“Begitu pula seorang hamba butuh kepada rizki yang halal lagi baik di kehidupan dunia ini dan kepada kenikmatan yang kekal di akhirat kelak yang mana itu merupakan kenikmatan yang paling besar dan paling agung yang tidak ada kenikmatan di atasnya.

Dan tidak ada jalan serta cara untuk meraihnya kecuali dengan Ketakwaan”.
(Majmu’ul Fatawa wal Maqalat 2/285)

قال الله جل وعلا : {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ۝ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ} [الطلاق:٢-٣] (١)

قال الشيخ العلامة عبد العزبز بن باز - رحمه الله - :
"والإنسان محتاج أيضا إلى الرزق الحلال الطيب في هذه الدار، وإلى النعيم المقيم في الآخرة، وهو أحسن نعيم وأعظم النعيم ولا نعيم فوقه، ولا طريق إلى ذلك ولا سبيل إلا بالتقوى"
(مجموع الفتاوى و المقالات ٢٨٥/٢)

-(١) قال الشيخ العلامة عبد العزبز بن باز - رحمه الله - :
"فمن اتقى الله جعل له مخرجا من مضائق الدنيا ومضائق الآخرة" (مجموع الفتاوي و المقالات ٢٨٤/٢)
_________________________________
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
🖥 *Media Salafy Lampung*
🛡 t.me/salafylampungcom
🌍 www.salafylampung.com

Jumat, 27 Desember 2019

Wanita dirumah

🌹 🏡 🌹
SAUDARIKU, RUMAHMU LEBIH BAIK BAGIMU
•~•~•~•~••~•~•~•~••~•~•~•~•
"Dan tetaplah kalian (wanita) di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu." [Q.S. Al Ahzab:33]
•~•~•~•~••~•~•~•~••~•~•~•~•
🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku!
Sungguh! Perintah Allah di atas adalah perintah penuh cinta dan kasih dari-Nya. Dia Maha Mengetahui, manakah yang terbaik untukmu. Sungguh Allah menginginkan kebaikan untukmu.

🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku!
Tetap tinggal di rumah bukanlah sebuah kezaliman!  Tetap tinggal di dalam rumah bukannya mengabaikan hak wanita! Justru keadilan dan keadilan serta keadilan yang Allah kehendaki. Andai saja engkau sadari.

🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku!
Contohlah generasi wanita terbaik umat ini! Istri dan putri Nabi. Istri dan putri para sahabat. Mereka yang telah diridhai oleh Allah. Contohlah mereka yang namanya mengharumkan dan mewangikan lembaran sejarah. Teladanilah mereka yang selalu berjalan di atas kodrat dan fitrah wanita; tetap tinggal di dalam rumahnya.

🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku!
Banyak tugas menanti di dalam rumahmu. Persiapkanlah anak-anakmu menjadi pahlawan, ulama, dan mujahid Islam. Limpahkanlah kasih sayang sepenuh jiwa untuk mereka. Dampingilah suamimu dalam berdakwah dan beribadah. Sokong, dukung, dan support dia! Jadilah anak dan menantu yang baik, untuk orangtua dan mertua!

🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku!
Tinggal di rumah bukanlah dinding pemisah dari amal ibadah. Justru ibadahmu ada di dalam rumahmu. Dalam beberapa kesempatan dan keadaan, engkau tetap dibolehkan untuk beribadah di luar rumahmu. Namun dalam batasan dan ketentuan yang ditetapkan oleh Islam. Seperti apakah itu? Belajar dan pelajarilah dengan tekun.

🏡 Wa qarna fii buyutikunna! Tetaplah tinggal di rumahmu, saudariku!
Jangan hiraukan suara-suara sumbang musuh Islam! Mereka yang berteriak atas nama kesetaraan gender, emansipasi, dan hak asasi. Yakinlah bahwa mereka tidak mengharapkan kebaikan sedikit pun darimu. Mereka hanya ingin menghancurkanmu. Menghancurkan dunia dan akhiratmu. Jangan dengar kata-kata musuh Islam! Mereka yang terang-terangan menentang hukum Allah ini!

•~•~•~•~•🕋•~•~•~•~•

✅ Tahukah engkau, wahai saudariku? Ada banyak riwayat menyebutkan bahwa salat berjamaah di masjid lebih baik dibandingkan salat sendirian. Salat berjamaah di masjid lebih baik daripada shalat di dalam rumah sampai dua puluh tujuh derajat perbedaannya. Akan tetapi, untuk seorang wanita, apakah yang terbaik baginya?

“Wahai Rasulullah, sungguh aku senang salat berjamaah bersamamu”, kata Ummu Humaid.
Rasulullah menjawab:
👍🏻 “Sungguh aku tahu bahwa engkau senang salat berjamaah bersamaku,
👍🏼 akan tetapi salatmu di kamar khususmu lebih baik daripada salatmu di kamarmu.
👍🏽 Salatmu di kamarmu lebih baik daripada salatmu di rumahmu.
👍🏾 Salatmu di rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu.
👍🏿 Salatmu di masjid kaummu lebih utama bagimu daripada shalatmu di masjidku.” [H.R. Ahmad 6/371]

Maka, tetaplah tinggal di rumahmu, Saudariku! Itu lebih baik bagimu...

[Ustadz Abu Nasim Mukhtar]

»ARTIKEL INI ADALAH RINGKASAN!
Ingin baca lengkapnya? Klik http://tashfiyah.com/saudariku-rumahmu-terbaik-bagimu/

●Channel Telegram majalahtashfiyah
●●●●●●●●●
○ WhatsApp Fawaid Solo
●KliK Telegram: https://telegram.me/fawaidsolo
◎Kunjungi Website: https://www.fawaidsolo.com

◎◎◎◎◎◎◎◎◎

Selasa, 03 Desember 2019

BERITA WALISONGO DALAM TIMBANGAN AHLUL HADITS

::
🚇 BERITA WALISONGO DALAM TIMBANGAN AHLUL HADITS

Soal:

Banyak kisah-kisah aneh dan tidak masuk akal tentang walisongo. Apa memang demikian senyatanya ? Bagaimana seharusnya kita dalam menyikapi ?

Jawab:

Cerita Walisanga demikian terkenal di tanah Jawa. Namun ada sebuah perkara penting untuk kita telaah, ternyata kisah-kisah walisanga tidak memiliki kejelasan dan bukti ilmiyah yang bisa diterima.

Tidak ada sanad berita yang bisa dipertanggung-jawabkan kecuali hanya “konon”,”katanya” dan “ceritanya”.

Tulisan ini tidak lain kecuali untuk mengajak kita merenung dan berbagi faedah dengan keikhlasan, ketenangan dan mengharapkan pahala Allah. Sungguh seorang muslim mencintai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana dia suka kebaikan itu untuk dirinya.

Dalam kisah sunan Kalijogo misalnya, konon R.M. Said (nama asli sunan kalijogo) diperintah gurunya (sunan Bonang) untuk bertapa di pinggir kali menunggu tongkat sang guru, dengan pesan jangan sekali kali meninggalkannya. Ternyata waktu penantian sangat lama hingga tubuhnya berlumut, terkenallah kemudian dengan julukan Sunan Kalijogo.

Kisah ini sangat mengherankan. Bukankah Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menyusahkan diri ?. Islam juga tidak mengajarkan umatnya untuk meninggalkan shalat berjamaah lima waktu, atau meninggalkan shalat jumat. Jika sang guru berpegang dengan syariat islam kenapa tidak berwasiat untuk memenuhi panggilan adzan dan menunaikan shalat lima waktu.

Kisah ini diantara kisah walisongo yang ternyata tidak ada satu sandaran berita pun yang bisa dipegangi kebenarannya.

Saudaraku yang aku cintai fillah, Allah subhanahu wata’la memerintahkan agar kita memiliki sikap tatsabbut “teliti” dalam menerima berita, terlebih berita yang kemudian dijadikan sandaran untuk berkeyakinan. Dalam surat Al-Hujurat Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. [Al-Hujurat: 6]

Berdasarkan ayat ini, para ulama Islam dari kalangan shahabat, tabi’in, at-baut tabi’in termasuk ulama sesudahnya para ulama ahli hadits semisal Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Al Bukhari, Imam Muslim dan seterusnya, mereka sangat konsisten untuk meneliti berita-berita yang sampai kepada mereka terlebih beeita yang disandarkan kepada Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam.

Dengan cara meneliti orang-orang yang menukilkan berita itulah kemudian diketahui benar tidaknya sebuah berita dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, atau berita lainnya.

Dengan meneliti para pembawa berita, tersaringlah antara hadits yang shahih dengan hadits yang  lemah atau palsu.

Para ulama ketika mendengar nukilan berita dari Rasulullah, atau shahabat atau tabi’in segera mereka meneliti sumber penukilan berita. Apabila dalam sanad (rangkaian perawi) ada yang terputus, atau ada seorang yang lemah hafalannya, atau seorang yang tertuduh pendusta atau seorang pendusta, maka berita tersebut ditolak dan dinyatakan sebagaibberita Dhaif (lemah) atau maudhu’ (palsu).

Allahuakbar !! Allah jaga agama ini, dengan dinukilkannya berita melalui orang-orang yang adil lagi terpercaya. Demikianlah seharusnya seorang bersikap terhadap berita.

Kembali kepada kisah-kisah walisongo, ada beberapa hal yang perlu dicermati sebagai bukti tidak benarnya banyak kisah kisah wali songo:

❶- Cerita-cerita wali sarat dengan perkara-perkara mistik, tidak masuk akal serta menyelisihi syareat Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam.

❷- Berita berita walisongo sama sekali tidak bersanad. Adakah diantara mereka yang menghikayatkan kisah walisanga mampu menyebutkan sanad (sumber berita) yang terpercaya untuk kita cek kebenaran beritanya ???

Ternyata berita-berita itu tidak memiliki sumber berita yang jelas. Kalau demikian lalu apa bedanya berita walisongo dengan hadits hadits yang dihukumi palsu oleh Imam Syafii, Imam Ahmad dan lainnya?

Sangat menyedihkan seandainya kisah-kisah wali dibaca dan diyakini ?

Diantata kisah yang aneh tentang sunan kalijogo, dikisahkan bahwa sunan kalijogo menghidupkan anak yang sudah mati.

Sekali lagi mohon untuk dijawab, adakah sandaran berita bagi dongeng Sunan Kalijaga menghidupkan anak kecil ?

❸- Disamping tidak memiliki sandaran berita, ada sisi lain yang menunjukkan ketidak ilmiyahan berita walisanga. Kisah walisanga ternyata memiliki beberapa versi dan penafsiran. Berita yang disebarluaskan tidak jelas seperti ini adalah salah satu ciri-ciri berita dha’if (lemah), atau palsu  (dusta).

Sebagai penutup, sekali lagi: Adakah diantara pembaca atau penulis artikel wali Sanga mendatangkan bukti-bukti otentik yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiyah dihadapan manusia sebelum nanti dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh ?

Atau kisah-kisah yang penuh misteri dan mistik itu dibiarkan tersebar dan menjadi keyakinan dan tuntunan? siapkah kita menanggung dosa atas penyimpangan keyakinan dengan sebab meyakini dan menyebarkan kisah-kisah tersebut ?? Allohulmusta’an.

••••
https://problematikaumat.com/berita-walisongo-dalam-timbangan-alhul-hadits/