Rabu, 29 Januari 2020

Pidato hidup sehat

Getting Used to Run a Healthy Lifestyle

Assalamu’alaikum wr.wb

First of all, let’s say all the praise and gratitude to Allah Swt due to all of His blessing, mercy, and guidance upon all of us. Shalawat and salam may everlastingly be upon our Great Prophet Muhammad Saw who have led and guided us from dark into bright path.

To all the ladies, gentlemen, and audience I proud of,
There must be no one here who wants to get sick. All we wish each day is being healthy. By being healthy we can then earn the life for our daily lives. With healthy body we can then do all the daily activities.
We all know when we are sick, it’s not only our own selves who feel it, but also our wives will get busy to take care of us, our children will be ignored, and we surely will need enough money to cure the sickness.

To be healthy all the time then we must take care of our health as best as we can. The way we can do from now on is to get used to run a healthy lifestyle in our daily routine.

To all the ladies, gentlemen, and audience I respect,
Preventing is much better than medicating. We have ever heard many cases that people spent some of their wealth just to cure their sickness, like heart disease, cancer they were suffering. However, health is indeed costly. No matter how much the money we have spent to cure the serious sickness, even tough it is cured, we could never regain our health condition just like the first time before we have the sickness. The best way to be kept away from various chronic sicknesses is by preventing the sicknesses to come. One of the best ways is by getting used to live a healthy lifestyle.

What is healthy lifestyle like?

1. Taking balanced and nutritious foods, high fiber, low fats
2. Doing physical activities for 30 minutes each day
3. Not smoking

That’s all the things I can convey on this good occasion. I wish from now on we can take care of ourselves and our family from sicknesses by getting used to run a healthy lifestyle. I wish everything I said can be all-to-the good for everyone. Please forgive me for any mistake on my words.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Terjemahan :

Biasakan Gaya Hidup Sehat

Assalamu Alaikum wr.Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian.

Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan semua hadirin yang saya banggakan.

Siapapun tentu tidak mau mengalami sakit. Sehat senantiasa kita harapkan setiap hari. Dengan sehat maka kita bisa mencari nafkah untuk kehidupan kita sehari-hari. Dengan badan kita sehat maka kita bisa melakukan segala aktifitas sehari-hari.

Kita tahu bahwa ketika sakit maka tidak hanya badan sendiri saja yang merasakan. Istri kita ikut sibuk mengurus kita, anak kita terlantar dan tidak terperhatikan, dan tentu akan membutuhkan uang yang cukup banyak untuk berobat.

Agar kita senantiasa sehat maka kita harus menjaga kesehatan kita semaksimal mungkin. Cara yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang adalah marilah kita biasakan gaya hidup sehat dalam keseharian kita.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan semua hadirin yang saya hormati.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kita pernah mendengar banyak kasus, orang menghabiskan sebagian hartanya hanya untuk menyembuhkan penyakit jantung, atau kanker yang menderanya. Namun, kesehatan itu memang mahal. Sebanyak apapun uang yang kita habiskan untuk menyembuhakan sakit yang terlanjur parah, meskipun dapat sembuh, tidak dapat mengembalikan kondisi kesehatan kita seperti sedia kala, sebelum kita terserang sakit parah. Cara yang paling tepat untuk terhindar dari berbagai penyakit kronis adalah mencegah penyakit tersebut datang. Salah satunya dengan membiasakan gaya hidup sehat.

Gaya Hidup Sehat itu Seperti Apa?

1. Makan-makanan bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak.

2. Lakukakan aktifitas fisik 30 menit, setiap hari.

3. Tidak Merokok

Inilah uraian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga mulai dari sekarang kita bisa menjaga diri kita dan keluarga dari serangan penyakit dengan membiasakan gaya hidup sehat.

Semoga apa yang saya sampaikan ada manfaatnya buat semua. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Rabu, 22 Januari 2020

Box motor getar

Trick sederhana untuk box Monolock System



Jika, box motor kalian getar ataupun goyang dan box kalian ini menggunakan Monolock System. Gunakan potongan karet ban dalam, potong sedikit saja. Dan di tempelkan ke baseplate kalian sesuai kebutuhan saja. Pasti tidak akan goyang atau getar lagi.

Nah sekian dari Beranda Bikers tentang Tips dan Tricks agar Box Motor tidak getar. goyang ataupun lepas.

Senin, 20 Januari 2020

Rapatkan shaf kalian

*MENUTUP CELAH DALAM  SHAF *

Meluruskan dan Merapatkan shaf jama’ah shalat adalah merupakan bagian yg penting untuk kesempurnaan shalat
Sebagaimana Sabda Rasululullah :

سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ

Luruskan shaf-shaf  kamu, sesungguhnya kelurusan shaf itu termasuk kesempurnaan shalat’” (HR. Muslim, no. 433 )

Tapi Kalau kita perhatikan jamaah shalat di masjid sering kali ada celah dalam shaf .
Padahal sebelum memulai shalat hampir selalu ada komando dari imam untuk meluruskan dan merapatkan shaf..

Kalimat  :

سوُّوا صُفُوفَكُمْ

Sawwu shufuufakum  atau luruskan  shaf hampir selalu terdengar sebelum shalat dimulai ..
Tapi tetap saja masih banyak celah2 shaf yg terlihat ..

Mengapa sih kita harus merapatkan shaf ??

Yuk sama2 kita baca hadits berikut :

حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبَانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ

dari Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:           *”Rapatkan shaf * kalian, dekatkanlah jarak antara keduanya, dan sejajarkanlah antara leher-leher.
Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya saya melihat *setan masuk ke dalam celah celah shaf* laksana  anak kambing kecil." ( HR Abu Dawud 667 )

Lalu bagaimana cara merapatkan  shaf agar tidak ada celah ??

Shahabat Anas bin Malik menuturkan bagaimana cara merapatkan shaft ...

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي
وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,  bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari balik punggungku."
Dan setiap orang dari kami *merapatkan bahunya kepada bahu temannya, dan kakinya pada kaki temannya."* (HR Bukhari 725 ).

Dengan demikian maka sangatlah jelas bagi kita bahwa meluruskan dan merapatkan shaf adalah satu hal yg penting diperhatikan dalam jamaah shalat .

Dalam hadits lain Rasulullah Bersabda :

وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ

“Barang Siapa  yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang memutuskan Shaf maka Allah Allah akan memutusnya." ( HR Abu Dawud 666)

Berkata Abu Thayyib Muhammad Syamsul Haq al‘Adhim Abadiy dalam Aunul Ma’bud ( Syarh Abu Dawud ) Barang siaps menyambung shaf yg masih kosong atau menutup celah shaf maka Allah akan menyambungnya dengan mrmberikan Rahmat kepadanya .
Dan barang siapa tidak bersedia menutup celah yg kosong maka Allah akan memutuskan Rahmat dan pertolongan -NYA.

Demikianlah saudaraku .
Semoga bermanfaat bagi kita .
Aamiin .

Senin, 13 Januari 2020

Sabar

Fashabrun jamiil. Kesabaran adalah jalan yang terbaik. Sesungguhnya akhir dari kesabaran adalah kebaikan. 

Ujian Allah subhana Allahu wa ta'ala

Tidaklah Allah Ta’ala menguji kecuali sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Dan ujian dari Allah adalah sarana untuk memberikan pelajaran dan mempersiapkan diri-diri kita untuk mengemban amanah yang lebih besar di waktu mendatang.

Sabtu, 04 Januari 2020

Isbal

🚇DALIL CELANA/PAKAIAN LAKI-LAKI ITU HARUS NGATUNG/ CINGKRANG: BOLEHKAH ISBAL JIKA TIDAK SOMBONG?

❱ Dijawab oleh Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah

Pertanyaan:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Afwan ustadz, saya baca artikel bahwa Abu Bakr dulu memakai kain hingga menutupi mata kaki dan Rasulullah membiarkannya karena Abu Bakr bukan orang sombong. Mohon penjelasannya ustadz.

Jawaban:

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Dalam hadits tersebut dinyatakan:

{ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلَاءَ. }

Abu Bakr radhiyallahu anhu berkata: ‹ Sesungguhnya salah satu sisi pakaianku (tidak sengaja) menjulur ke bawah kecuali jika aku menjaganya (menaikkan lagi). › Maka Rasulullah [ﷺ] bersabda: ‹ Sesungguhnya engkau bukanlah orang yang mengerjakannya dengan sombong. › [HR al-Bukhari]

(※) Dalam hadits tersebut nampak terlihat bahwa terjulurnya kain pakaian Abu Bakr (hingga melewati mata kaki) bukanlah atas kesengajaan beliau.

• Karena di dalam lafadz hadits itu disebutkan: { يَسْتَرْخِي } yang menunjukkan bahwa hal itu bukan atas kesengajaan.

• Selain itu, beliau berusaha menjaganya agar tidak sampai jatuh terjulur lagi, dengan ucapan beliau: { إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ } Sehingga tidak dibiarkan terus menerus terjuntai melewati mata kaki.

• Maka, dalam kondisi itulah Nabi [ﷺ] menyebutkan bahwa beliau bukanlah mengerjakan itu karena sombong.

Berbeda dengan orang yang membiarkan kain celana atau sarungnya terjuntai melewati mata kaki dengan sengaja dan tidak berusaha untuk mengangkat/ membenarkannya hingga di atas mata kaki.

Demikianlah salah satu sisi jawaban yang dijelaskan oleh para Ulama di antaranya al-Imam adz-Dzahaby, Syaikh Bin Baz, dan Syaikh Ibn Utsaimin.

(※) Sesungguhnya, mengenakan celana, sarung atau semisalnya bagi laki-laki hingga kainnya melewati mata kaki { yang disebut dengan istilah isbal } adalah kesombongan, meski niatnya bukan untuk sombong.

Hal ini sesuai dengan hadits:

{ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنْ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ. } [رواه أبو داود]

‹ Dan angkatlah (bagian bawah) sarungmu sampai setengah betis, jika engkau menolak, maka (cukup) sampai di atas mata kaki. Dan berhati-hatilah dari isbaalnya sarung, karena hal itu termasuk kesombongan dan Allah tidak menyukai perbuatan sombong. › [HR Abu Dawud]

Hadits ini menunjukkan bahwa isbal itu sendiri adalah kesombongan.

(※) Perbuatan Isbal baik dilakukan dengan sombong ataupun tidak adalah perbuatan yang dibenci Allah.

Karena itu Nabi ﷺ menyatakan:

{ لاَ تُسْبِلْ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُسْبِلِيْنَ. } [رواه ابن ماجه]

‹ Janganlah kau melakukan isbaal (memanjangkan pakaian melewati mata kaki) karena Allah tidak menyukai orang laki-laki yang musbil. › [HR Ibnu Maajah]

Nabi dalam hadits tersebut menyebutkan larangan isbal dan menyatakan bahwa Allah tidak menyukainya.Tanpa beliau mengatakan: kecuali jika engkau tidak sombong,

{ وَإِيَّاكَ وَجَرَّ اْلإِزَارِ فَإِنَّ جَرَّ اْلإِزَارِ مِنَ الْمَخِيْلَةِ. }

‹ Hati-hati engkau dari memanjangkan sarung karena memanjangkan sarung termasuk kesombongan. › [HR Ahmad bin Mani’]
[5/1 13:21] Muharawan / Abu Daffa: (※) Sedemikian pentingnya masalah ini, sampai Umar bin Khattab masih menyempatkan untuk menasehati pemuda yang kain pakaiannya melewati mata kaki pada saat menjelang meninggalnya beliau.

Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dari ‘Amr bin Maymun tentang kisah terbunuhnya Umar. Sebelum meninggal, kaum muslimin datang untuk menjenguk beliau. Di antaranya ada seorang pemuda yang memuji-muji beliau:

{ أَبْشِرْ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ بِبُشْرَى اللَّهِ لَكَ مِنْ صُحْبَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدَمٍ فِي الْإِسْلَامِ مَا قَدْ عَلِمْتَ ثُمَّ وَلِيتَ فَعَدَلْتَ ثُمَّ شَهَادَةٌ. }

‹ Bergembiralah wahai Amirul Mu’minin dengan kabar gembira dari Allah terhadapmu. Engkau telah menjadi Sahabat Rasulullah [ﷺ], engkau termasuk orang yang utama dalam Islam, seperti yang engkau ketahui. Kemudian engkau menjadi pemimpin, dan engkau bersikap adil sebagai pemimpin, kemudian engkau akan menjadi syahid.

Umar bin Khattab menjawab:

{ وَدِدْتُ أَنَّ ذَلِكَ كَفَافٌ لَا عَلَيَّ وَلَا لِي. }

“Kalau seandainya (kebaikan-kebaikan) itu seimbang (impas) dengan dosaku (aku sudah senang).” ›

Selanjutnya, ‘Amr bin Maymun menceritakan:

{ فَلَمَّا أَدْبَرَ إِذَا إِزَارُهُ يَمَسُّ الْأَرْضَ قَالَ رُدُّوا عَلَيَّ الْغُلَامَ قَالَ يَا ابْنَ أَخِي ارْفَعْ ثَوْبَكَ فَإِنَّهُ أَبْقَى لِثَوْبِكَ وَأَتْقَى لِرَبِّكَ. }

‹ Ketika pemuda itu berbalik hendak pergi, Umar melihat sarung pemuda itu menyapu tanah, kemudian Umar berkata: “Panggil kembali pemuda itu padaku.”

Umar selanjutnya berkata kepada pemuda itu: “Wahai anak saudaraku, angkatlah pakaianmu karena sesungguhnya hal itu lebih suci bagi pakaianmu dan lebih bertaqwa kepada Tuhanmu.” › [HR al-Bukhari]

• Kita lihat, demikian perhatiannya Umar bin Khattab untuk menasehati pemuda itu yang sebelumnya memuji beliau dalam keadaan beliau akan meninggal dan sakit akibat tikaman pisau yang beracun, beliau masih sempat untuk menjelaskan al-haq.

• Dalam kondisi demikian, Umar memerintahkan pemuda itu untuk mengangkat kainnya, tanpa beliau melihat apakah pemuda tersebut melakukannya dengan motivasi sombong atau tidak.

Jika seseorang melakukan isbaal dengan sombong, maka dosanya lebih besar.

• Isbal tanpa sombong, terancam dengan anNaar.

• Sedangkan isbaal dengan kesombongan, tambahan ancamannya adalah Allah tidak akan melihat kepadanya. Artinya, tidak melihat dengan pandangan rahmat (kasih sayang).

Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

{ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِي النَّارِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ. }

‹ Apa yang berada di bawah mata kaki, maka itu di an-Naar (Neraka). Barangsiapa yang memanjangkan sarungnya dengan sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya. › [HR Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Abu Said]

Hadits tersebut menyebut 2 keadaan seorang yang musbil dalam satu kalimat.

• Jika dia sekedar isbal tanpa sombong, maka terancam dengan an-Naar,

• sedangkan jika ditambahi dengan sikap sombong, maka Allah tidak akan melihat padanya pada hari kiamat.

Al-Imam adz-Dzahabiy rahimahullah {salah seorang Ulama bermadzhab Syafiiyyah} memasukkan isbal ke dalam salah satu dari dosa besar. Beliau meletakkannya sebagai dosa besar yang ke-55 dalam kitab beliau al-Kabaair.

Setelah menyebutkan hadits-hadits tentang ancaman isbal beliau menyatakan:

{ و هذا عام في السراويل و الثوب و الجبة و القباء و الفرجية و غيرها من اللباس فنسأل الله العافية. }

‹ Dan (perbuatan isbal yang terlarang ini juga) berlaku umum untuk celana, baju, jubah, al-Quba’, al-furjiyah (sejenis pakaian), dan semisalnya pada pakaian yang lain. Kami meminta ‘afiyat (keselamatan) kepada Allah. › [al-Kabaair, hal 215]

Wallaahu A’lam.

https://telegra.ph/DALIL-CELANAPAKAIAN-LAKI-LAKI-ITU-HARUS-NGATUNG-CINGKRANG-BOLEHKAH-ISBAL-JIKA-TIDAK-SOMBONG-12-19

📮••••|Edisi| t.me/ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

// Sumber: Arsip dari WA al I'tishom / Tg @ForumBerbagiFaidah [FBF]

#Faidah_TJ