Rabu, 26 Desember 2018

Why Pictures is haram?

Actually I do support your kindness for giving advice to people through comic but please don't use pictures, because this is maksiat activity to Allah subhana wa ta'ala.

Ahadith from the Prophet sallallaahu’alaihiwasallam:
Allah’s Messenger said: “Those who make these images will b punished on the Day of Resurrection and it will be said to the ‘Make alive what you have created.’” [Bukhaari and Muslim]

Narrated ’Aaishah radiyallaahu’anhaa: Allaah’s Messenger sallallaahu’alaihiwasallam returned from a journey when I had placed a curtain of mine having images over the door of a chamber of mine. When Allaah’s Messenger sallallaahu’alaihiwasallam saw it he tore it apart and said: “The people who will receive the severest punishment on the Day of Resurrection will be those who try to make the like of Allaah’s creation.” [Bukhaari]

The Prophet sallallaahu’alaihiwasallam forbade taking the pric of blood, the price of a dog and the earnings of a prostitute. He also cursed the one who took or gave ribaa (interest), the lady who tattooed others or got herself tattoed, and the image maker. [Bukhaari]

The most severely punished people on the Day of Resurrection would be the image-makers. [Bukhaari and Muslim]

Every image-maker will be in the fire of Hell. A soul will be made for him for every image which he has made and it will punish him in the Hell-fire. [Muslim]

Allaah the Glorious and Exalted said, “Who is more a wrongdoer than one who tries to create creation like My creation. Let him create a small ant or a grain of wheat.” [Muslim]

Source: https://salaficentre.com/2012/04/the-most-severely-punished-people-on-the-day-of-resurrection-would-be-the-image-makers-bukhaari-muslim/

Picture is haram

Ahadith from the Prophet sallallaahu’alaihiwasallam:
Allah’s Messenger said: “Those who make these images will b punished on the Day of Resurrection and it will be said to the ‘Make alive what you have created.’” [Bukhaari and Muslim]

Narrated ’Aaishah radiyallaahu’anhaa: Allaah’s Messenger sallallaahu’alaihiwasallam returned from a journey when I had placed a curtain of mine having images over the door of a chamber of mine. When Allaah’s Messenger sallallaahu’alaihiwasallam saw it he tore it apart and said: “The people who will receive the severest punishment on the Day of Resurrection will be those who try to make the like of Allaah’s creation.” [Bukhaari]

The Prophet sallallaahu’alaihiwasallam forbade taking the pric of blood, the price of a dog and the earnings of a prostitute. He also cursed the one who took or gave ribaa (interest), the lady who tattooed others or got herself tattoed, and the image maker. [Bukhaari]

The most severely punished people on the Day of Resurrection would be the image-makers. [Bukhaari and Muslim]

Every image-maker will be in the fire of Hell. A soul will be made for him for every image which he has made and it will punish him in the Hell-fire. [Muslim]

Allaah the Glorious and Exalted said, “Who is more a wrongdoer than one who tries to create creation like My creation. Let him create a small ant or a grain of wheat.” [Muslim]

Source: https://salaficentre.com/2012/04/the-most-severely-punished-people-on-the-day-of-resurrection-would-be-the-image-makers-bukhaari-muslim/

Motivasi matematika

~ "M. A. K. N. A."~
_*M A T E M A T I K A*_

_1) Mengapa PLUS dikali PLUS hasilnya PLUS ?_

_2) Mengapa MINUS dikali PLUS atau sebaliknya, PLUS dikali MINUS hasilnya MINUS ?_

_3) Mengapa MINUS dikali MINUS hasilnya PLUS ?_

_Pengertiannya adalah :_

_(+) PLUS = BENAR_
_(-) MINUS = SALAH_

_1. Mengatakan *BENAR* terhadap sesuatu hal yang *BENAR* adalah suatu tindakan yang *BENAR*_

_Rumusnya,_
_+ x + = +_

_2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH_

_Rumusnya,_
_+ x – = -_
_– x + = -_

_3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR_

_Rumusnya :_
_– x – = +_

_Pelajaran matematika ternyata sarat makna. Kebenarannya pasti / exact, yang bisa kita ambil sebagai "Pelajaran Hidup"_

_Untuk matematika pembagian, rumusnya sebagai berikut :_

_1 ÷ 1 = 1_
_1 ÷ 2 = 1/2_
_1 ÷ 10 = 1/10_
_1 ÷ 100 = 1/100_
_Sedangkan,_
_1 ÷ 0 = ~ ( tak terhingga)_

_Maknanya adalah,_

_Ketika kita melakukan perbuatan baik, seperti bersedekah misalnya, kemudian kita mengharapkan balasan atas perbuatan itu, maka semakin kita banyak berharap, hasilnya akan *semakin kecil*_
_*(1/100 dan seterusnya)*_

_Tetapi, ketika kita melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu imbalan apa pun atau 1 ÷ 0, maka hasilnya akan *"Tak Terhingga"* yang artinya Tuhan akan memberikan balasan atas keikhlasan kita dengan balasan yang tak terhingga *(Penuh Berkah dari TUHAN )*_

_✔ Tatkala kita memperbaiki niat kita, saat itulah Tuhan memperbaiki keadaan kita_

_✔ Ketika kita menginginkan kebaikan untuk orang lain, maka kebaikan itu datang kepada kita dari arah yang tidak kita duga_

_✔ Di saat kita hidup untuk membuat orang lain bahagia, Tuhan menjadikan orang lain membahagiakan kita_

_✔ Maka carilah selalu celah untuk "memberi", bukan "mengambil"_

_✔ Setiap kali kita memberi, maka di saat itulah kita diberi (oleh Tuhan) tanpa kita memintanya_

SEMANGAT & SUKSES

Selasa, 25 Desember 2018

Jangan ikuti mayoritas manusia

TIDAK TERTIPU DENGAN JUMLAH MAYORITAS..TOLAK UKURNYA ADALAH 👉🏽 BENAR ATAU BATHIL

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata :
“Tidak boleh tertipu dengan jumlah mayoritas, karena jumlah mayoritas terkadang di atas kesesatan.
Allah subhanahu wa ta’la berfirman :

ﻭَﺇِﻥ ﺗُﻄِﻊۡ ﺃَﻛۡﺜَﺮَ ﻣَﻦ ﻓِﻲ ﭐﻟۡﺄَﺭۡﺽِ ﻳُﻀِﻠُّﻮﻙَ ﻋَﻦ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﭐﻟﻠَّﻪِۚ ﺇِﻥ ﻳَﺘَّﺒِﻌُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﭐﻟﻈَّﻦَّ ﻭَﺇِﻥۡ ﻫُﻢۡ ﺇِﻟَّﺎ ﻳَﺨۡﺮُﺻُﻮﻥَ ١١٦
“Dan jika kamu menuruti mayoritas orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah subhanahu wa ta’la).” (al-An’am: 116)
Jika kita melihat bahwa mayoritas penduduk bumi berada dalam kesesatan, maka janganlah tertipu dengan mereka.
Jangan pula engkau katakan, ‘Sesungguhnya orang-orang melakukan demikian, mengapa aku bersikap eksklusif tidak sama dengan mereka?’.”
al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, 1/106

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan berkata :
“Maka tolak ukurnya bukanlah banyaknya pengikut suatu mazhab atau perkataan, namun tolak ukurnya adalah benar ataukah bathil.

Selama ia benar walaupun yang mengikutinya hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang mengikutinya, maka itulah yang harus dipegang (diikuti), karena ia adalah keselamatan. Selamanya, sesuatu yang bathil tidaklah terdukung (menjadi benar, pen.) karena banyaknya orang yang mengikutinya. Inilah tolak ukur yang harus selalu dipegangi oleh setiap muslim.”

Beliau juga berkata, “Maka tolak ukurnya bukanlah banyak (mayoritas) ataupun sedikit (minoritas), bahkan tolak ukurnya adalah al-haq (kebenaran). Barang siapa di atas kebenaran—walaupun sendirian—maka ia benar dan wajib diikuti. Jika mayoritas (manusia) berada di atas kebathilan maka wajib ditolak dan tidak boleh tertipu dengannya. Jadi tolak ukurnya adalah kebenaran. Oleh karena itu, para ulama berkata, ‘Kebenaran tidaklah dinilai dengan orang, namun oranglah yang dinilai dengan kebenaran. Barang siapa di atas kebenaran maka ia wajib diikuti’.”
Syarh Masail al-Jahiliah, hlm. 61
Ditulis oleh al-Ustadz Ruwaifi bin Sulaimi, Lc. hafizhahullah -

Menggugat Hukum Mayoritas - Majalah Asy Syariah online
Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
©hannel telegram : http://bit.ly/ashhabussunnah

Minggu, 23 Desember 2018

Syukuri Sedikit lebih baik

🏡🚲 INTINYA, SELALU SYUKURI APAPUN YANG ALLAH BERI 🏡🚲

▫ Dari Abud Darda' radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

ما قَلَّ وَكفى خيرٌ مِمَّا كَثُرَ وَألْهَى.

"Yang sedikit dan mencukupi jauh lebih baik daripada banyak namun melalaikan." -SHAHIH- (Takhrij Al Misykah, 5146) HR. Ibnu Hibban (686), Abu Nu'aim (Hilyatul Auliya', I/226)

▫ Dikatakan oleh Abu Hazim rahimahullah:

إِذَا كَانَ مَا يَكْفِيكَ لَا يُغْنِيكَ فَلَيْسَ فِي الدُّنْيَا شَيْءٌ يُغْنِيكَ

"Bila harta yang mencukupimu tidak membuatmu puas; maka tidak ada di dunia ini yang bisa membuatmu puas." (Al Istidzkar, II/522)

✍ -- Ma'had Ibnul Mubarak @ Kota Tepian
-- Hari Ahadi, (12:..) 15 Rabi'ul Akhir 1440 / 22 Desember 2018

_____

▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.

•••
📡 https://t.me/nasehatetam
🖥 www.nasehatetam.com

Sabtu, 22 Desember 2018

Motivasi kerja halal


Punya pendidikan bagus, pintar, punya gelar Sarjana, tapi mengerjakan yang haram..??
Gak malu, sama lulusan SD tapi bisa punya penghasilan yang halal..??
.
Yaa, paham sih... Mungkin ada sebagian yang beralasan:
.
"Ga bakat dagang, nih"
(Padahal sukses itu ga ada hubungannya dengan bakat. Tapi karena ada ikhtiar "Marketing Langit" dan "Marketing Bumi")
.
"Masa' kuliah tinggi tinggi, 'cuman' jualan, dagang.??"
(Kalo lebih halal, kenapa enggak? Besok Allah ga tanya tentang gelar dan ijazah kita koq..)
.
"Malu sama sodara, tetangga.. Apa kata orang nanti, kalo kita cuman jualan bubur, cilok, siomay..??'
(Tetangga ga bakal kasih kita makan tiap hari kan?)
.
"Mau bisnis, tapi butuh modal banyak, bro..!!"
(Kata siapa..?? Modal usaha itu bukan uang, tapi kemauan. Punya uang banyak, tapi ga mau, ya, ga bisa jalan.. Ada kaki, tangan, itu juga modal.. Coba deh, 1 kaki nya dipotong, dan ditukar dengan 1M. Kira kira mau gak?)
.
Yuk, mulai berpikir lagi, untuk keluar dari kemaksiatan..
Ikhtiar, menjemput rejeki yang halal dan berkah..
Insya Allah lebih bisa bikin lebih tenang..
.
~
.
(Pendidikan memang penting, tapi gunakan untuk berikhtiar menjemput yang halal)

Selasa, 04 Desember 2018

BAHAYA PERUT PENUH MAKANAN

⛔🍖🍚🍧🍩
BAHAYA PERUT PENUH MAKANAN

💬 Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam rahimahullah berkata:

Mengosongkan perut dari makanan memiliki banyak faedah  sedangkan memenuhinya dengan makanan memiliki banyak kerugiaan .
Pada perut yang lapar terdapat hati yang bersih, kejeniusan yang menyala dan pandangan yang tajam.

Adapun perut yang kenyang, akan menyebabkan kedunguan, membutakan hati, memperbanyak uap perut dan otak, sehingga hatipun terbebani.

Termasuk faedah meringankan perut dari makanan adalah memecah semua syahwat kemaksiatan dan menghancurkan kekuasaan jiwa yang senantiasa memerintahkan kepada kejelekan, karena sesungguhnya sumber segala kemaksiatan adalah syahwat.

Semua kebahagiaan diperoleh dengan seseorang menguasai hawa nafsunya, dan semua kesengsaraan seluruhnya terjadi karena seseorang dikuasai hawa nafsunya. Allahul musta'an.

📒 Taudhihul Ahkam: 7/379

📁 قال الشيخ عبد الله بن عبد الرحمان البسام رحمه الله:
في الخلو عن الطعام فوائد، وفي الامتلاء مفاسد:
ففي الجوع: صفاء القلب، وإيقاد القريحة، ونفاذ البصيرة، وإنَّ الشبع: يورث البلادة، ويعمي القلب، ويكثر أبخرة المعدة والدماغ، فيثقل القلب.
ومن فوائد التخفيف من الطعام؛ كسر شهوة المعاصي كلها، والاستيلاء على النَّفس الأمَّارة بالسوء؛ فإنَّ منشأ المعاصي كلها الشهوات، والسعادة كلها في أنْ يملك الإنسان نفسه، والشقاوة كلها في أن نفسه تملكه، والله المستعان.

📁 توضيح الأحكام: ٧/٣٧٩

➖➖➖

🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
⏯ Channel Telegram || https://t.me/salafy_cirebon

📳 Menyajikan artikel dan audio kajian ilmiah

◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻

Chanel belajar

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين ، و الصلاة و السلام على خير الأنام و آله الكرام ، و رضي الله عن صحبه الأعلام ، و بعد :

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Dengan ini Kami sampaikan bahwa channel - channel telegram forum santri gemar mengaji dan @mail forumsantri 1440@gmail.com dibawah ini adalah benar milik Abu 'Ubaidah Iqbal Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala dengan nomer Hand Phone/HP miliknya : 082197903699

- Channel-channel Forum Santri Gemar Mengaji:

1.  Khusus Pelajaran Fiqih di https://t.me/santrifiqih

2.  Khusus Pelajaran Nahwu di https://t.me/santrinahwu

3. Khusus Pelajaran Hadits di https://t.me/santrihadits

4.  Khusus Pelajaran Aqidah Salaf di https://t.me/santriaqidahsalaf

5.  Khusus Faedah umum di https://t.me/santrifaedahumum

6.  Khusus Mutiara Salaf dan Nasehat berharga bagi para santri anak sholeh di https://t.me/santrianaksholeh

7. Khusus Pembahasan menata hati di https://t.me/santrimenatahati

8. Khusus Pelajaran Tafsir di https://t.me/santritafsir

9. Khusus Faedah Seputar Wanita https://t.me/santriwatishalihah

- @mail: forumsantri1440@gmail.com

- Berdasarkan hal itu maka kami berharap kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memutuskan agar Ikhwan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di Indonesia secara umum dan Ikhwan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di Ambon - Maluku dan sekitarnya secara khusus untuk :

1). Tidak ikut bergabung dalam channel - channel telegram atau group - group Whats App/WA yang dikelola atau diasuh atau diampu oleh Abu ' Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala

2). Tidak menjadi members atau anggota channel - channel telegram atau group - group Whats App/WA yang dikelola atau diasuh atau diampu oleh Abu 'Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad  Hadahullahu Ta'ala

3). Tidak bertanya atau berkirim @mail kepada  forumsantri1440@gmail.com yang dikelola atau diasuh atau diampu oleh Abu 'Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala

4). Tidak ikut serta  menyebarkan faidah - faidah ilmiyyah atau artikel yang dikirim atau dibagikan atau diposting oleh Abu 'Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala

5). Tidak mengirimkan tulisan berbahasa arab dalam bentuk apapun  atau perkataan para 'Ulama Rahmatullaahi 'Alaihim dalam bentuk apapun untuk diterjemahkan oleh Abu 'Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala  kemudian dikirim atau dibagikan atau diposting di Channel - channel telegram atau group - group Whats App/WA

6). Bagi Ikhwan yang sudah bergabung atau menjadi members atau anggota channel - channel telegram atau group - group Whats App/WA yang dikelola atau diasuh atau diampu oleh Abu 'Ubaidah Bin Damiri Al Jawi atau Abu Muhammad Hadahullahu Ta'ala untuk segera keluar.

7).   ..........

8).   ..........

9).   ..........

10). .........

Demikianlah himbauan ini dibuat dan disampaikan untuk diketahui bersama.

وفق الله الجميع لما يحبه و و يرضاه

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته .

Ambon , Selasa 27 Rabiul Awal 1440 H / 04 Desember 2018 M

Mengetahui :

1). Al Ustadz Luqman Ba'abduh Hafidzahullahu Ta'ala

2). Al Ustadz Usamah Faishol Mahri Hafidzahullahu Ta'ala

3). Al Ustadz Muhammad 'Umar As Sewed Hafidzahullahu Ta'ala

4). Al Ustadz Alfian Jember Hafidzahullahu Ta'ala

5). Asatidzah Ambon Hafidzahumullahu Ta'ala

Senin, 03 Desember 2018

Mau dikasih makan apa istri dan anak? Mau makan apa aku??"

Ketika kita mengajak teman/sodara kita untuk hijrah, adakah yang jawab seperti ini...??
.
"Mau dikasih makan apa istri dan anak? Mau makan apa aku??"
.
Subhanallah... .
Tidakkah kita yakin bahwa rejeki sudah ada yang menjamin..
.
Firman Allah Ta'alaa :
.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
.
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6).
.
Jaminan rezeki dari Allah SWT pada mahkluk-Nya adalah jaminan yang pasti lagi benar untuk menunjukkan betapa Maha Kaya Allah yang memiliki segala sifat kebesaran-Nya.
.
Lalu untuk apa kita mengkhawatirkan hari ini, besok, minggu depan, bulan depan mau makan apa..??
.
Iya kalo masih hidup.. dan sempet makan...
.
Kalo ternyata Allah memanggil kita, sedangkan kita belum hijrah dari Lembaga RIBAwi, trus gimana..??
.

*Tujuh Perumpamaan Orang Mukmin* (SESAMA MUSLIM ADALAH SAUDARA)

*JENDELA INFORMASI*

SENIN
25 RABI'UL AWAL 1440 H
03 DESEMBER 2018

*Tujuh Perumpamaan Orang Mukmin*
(SESAMA MUSLIM ADALAH SAUDARA)

DALAM hadits, Rasulillah Muhammad banyak menyampaikan/memberikan perumpamaan.
Semua Perumpamaan itu dimaksudkan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berakal.

*_1. Bagaikan Pohon_*

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لَا تَزَالُ الرِّيحُ تُفِيئُهُ، وَلَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلَاء

_“Perumpamaan seorang mukmin seperti tanaman, angin menerpanya ke kiri dan ke kanan. Seorang mukmin senantiasa mengalami cobaan. Sedangka perumpamaan orang munafik seperti pohon yang kuat tidak pernah digoyangkan angina sampai ia ditebang.”_ (al-Hadits)

*_2. Bagaikan Bangunan_*

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

_“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.”_ [Shahih Muslim No.4684]

*_3. Bagaikan Tubuh_*

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

_“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.”_ [HR. Muslim]

*_4. Bagaikan Cermin_*

الْمُؤْمِنُ مِرَآةُ أَخِيْهِ، إِذَا رَأَى فِيْهِ عَيْباً أَصْلَحَهُ

_“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya.”_ [sanadnya Hasan]

*_5. Bagaikan Lebah_*

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ مَثَلُ النِّحْلَةِ ، إِنْ أَكَلَتْ أَكَلَتْ طَيِّبًا ، وَإِنْ وَضَعَتْ وَضَعَتْ طَيِّبًا ، وَإِنْ وَقَعَتْ عَلَى عُودِ شَجَرٍ لَمْ تَكْسِرْهُ

_“Perumpamaan seorang Mukmin seperti lebah, apabila ia makan maka ia akan memakan suatu yang baik. Dan jika ia mengeluarkan sesuatu, ia pun akan mengeluarkan sesuatu yang baik. Dan jika ia hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu ia tidak mematahkannya.”_ (HR. Al-Baihaqi]

*_6. Bagaikan Pohon Kurma_*

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ , مَا أَخَذْتَ مِنْهَا مِنْ شَيْءٍ نَفَعَكَ.
Artinya: _” Perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma, apapun yang engkau ambil darinya pasti bermampaat bagimu.”_ (HR: Thobrani)

*_7. Bagaikan Emas_*

مَثَلَ الْمُؤْمِنِ مَثَلَ سَبِيْلَةِ الذَّهَبِ إِنَّ نَفَخَتْ عَلَيْهَا اَحَمَرَتْ وَإِنَّ وَزَنَتْ لَمْ تَنْقُصْ.

Artinya: _“Perumpamaan seorang mukimin seperti lempengan emas, kalau engkau meniupkan (api) diatasnya ia menjadi merah, kalau engkau menimbangnya, tidaklah berkurang.”_ (HR. Baihaqi)

*_Apakah dibenarkan untuk tidak menganggap seorang muslim yang berbeda pendapat sebagai saudara?_*

Saudaraku, perselisihan yang terjadi di kalangan ahlussunnah dari masa ke masa, dari yang ringan berupa adu argumen sampai yang berat sekalipun yang menyebabkan pertumpahan darah, tidaklah serta-merta menyebabkan lepasnya label persaudaraan di antara mereka.

Bukankah engkau masih ingat dengan firman Allah,

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ . إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

_“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min *BERPERANG* maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan berbuat *ANIAYA* terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah *BERSAUDARA,* maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”_ (QS. Al-Hujuraat: 9-10).

Perhatikanlah, situasinya *PERANG (qitaalun) dan ANIAYA (baghyun), namun statusnya tetap SAUDARA (ikhwah).* Tentunya untuk situasi perselisihan yang lebih ringan dari itu, tidak merubah statusnya sebagai *SAUDARA.*

Ketika sesama kaum muslimin berselisih, seharusnya perselisihan tersebut dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah berfirman,

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

_“Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya”_ (Qs. An-Nisaa’: 59).

Kalau kita siap mengembalikan perselisihan antara sesama kita kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka kita harus siap meyakini dan menerima dengan lapang dada bahwa orang yang berselisih dengan kita tersebut adalah *SAUDARA* kita.

Semoga kita tidak menjadi seperti yang difirmankan Allah,

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ

_“Apakah kalian beriman kepada sebagian Al-Kitaab dan ingkar kepada sebagian yang lain?”_ (QS. Al-Baqarah: 85).

*SEMOGA BERMANFAAT*

Jumat, 16 November 2018

Tawadu

✋🏻🌷⚠💥  TAWADHU’ KEPADA YANG TUA MAUPUN KEPADA YANG MUDA

✍🏻 Bakr bin Abdillah Al-Muzany -rahimahullah- berkata:

※ “Jika engkau melihat orang yang lebih tua darimu maka katakanlah: Dia mendahuluiku dengan iman dan amal shalih, sehingga dia lebih baik dariku.

※ Dan jika engkau melihat orang yang lebih muda darimu maka katakanlah: Aku mendahuluinya melakukan dosa dan kemaksiatan, sehingga dia juga lebih baik dariku.

※ Jika engkau melihat teman-temanmu menghormati dan memuliakan dirimu maka katakanlah: Ini karena kemuliaan jiwa mereka.

※ Dan jika engkau melihat mereka kurang dalam memuliakan dirimu maka katakanlah: Ini adalah akibat dosa yang kulakukan.

📚 (Shifatush Shafwah, karya Ibnul Jauzy, terbitan Daarul Ma’rifah, 3/248)

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Rabu, 14 November 2018

MERAYAAAN MAULID NABI

DI DALAM ISLAM DAN SUNNAH NABI [ﷺ] TIDAK DIKENAL AJARAN ATAUPUN ANJURAN UNTUK MERAYAAAN MAULID NABI
.
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
/※/ “Barangsiapa yang menganggap baiknya suatu amalan (tanpa dalil), bererti ia telah membuat syari’at.” [¹]
.
Allah berfirman (ertinya),
/※/ “Jika kalian berselisih dalam suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah (iaini Al-Qur’an) dan RasulNya (iaini As-Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kiamat.” [²]
.
Nabi [ﷺ] membacakan firman Allah [ﷻ],
/※/ “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali wajib baginya untuk menunjukkan kepada umatnya segala kebaikkan yang diketahuinya, dan memperingatkan mereka dari kejelekkan yang diketahuinya.” [³]
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,
/※/ “Merayakan hari kelahiran Nabi [ﷺ] tidak pernah dilakukan oleh Salaf (iaitu para Sahabat) radhiyallahu ‘anhum, meskipun ada peluang dan tidak ada penghalang tertentu bagi mereka untuk melakukannya. Kalaulah perayaan maulid ini murni suatu kebaikkan atau lebih besar kebaikkannya, pastilah kaum Salaf radhiyallahu ‘anhum orang yang lebih berhak merayakannya daripada kita. Kerana kecintaan dan pengagungan mereka kepada Rasul lebih besar dari yang kita miliki, demikian pula semangat mereka dalam meraih kebaikkan lebih besar daripada kita.” [⁴]
.
[⚙️] Bagaimana pula dengan tabi’in, tabi’ut tabi’in dan imam-imam yang empat (Al-Imam Abu Hanifah, Malik, asy-Syafi’i dan Ahmad), apakah mereka merayakan maulid Nabi [ﷺ]? Jawabnya adalah bahawa mereka sama sekali tidak pernah merayakannya.
.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan:
/※/ “Bahawa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi adalah para raja kerajaan Fathimiyyah -Al-‘Ubaidiyyah yang dinasabkan kepada ‘Ubaidullah bin Maimun al-Qaddah al-Yahudi- yang berkuasa di Mesir sejak tahun 357H hingga 567H. Para raja Fathimiyyah ini beragama Syi’ah Isma’iliyyah Rafidhiyyah.” [⁵]
.
Demikian pula yang dinyatakan oleh Al Miqrizi dalam kitabnya al-Mawaa’izh Wal I’tibar, 1/490. [⁶]
⤵️⤵️⤵️.

Hukumi Seseorang Sesuai Lahiriyah.

Beri Sedekah pada Pengemis yang Pura-Pura Miskin, Bolehkah❓.
.
↪️Hukumi Seseorang Sesuai Lahiriyah.
.
Ingatlah kita hanya punya tugas menghukumi seseorang sesuai lahiriyah yang kita lihat, karena tak bisa menerawang isi hatinya. Pelajaran ini bisa kita ambil dari kisah Usamah bin Zaid berikut ini.
.
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kami ke daerah Huraqah dari suku Juhainah, kemudian kami serang mereka secara tiba-tiba pada pagi hari di tempat air mereka. Saya dan seseorang dari kaum Anshar bertemu dengan seorang lelaki dari golongan mereka. Setelah kami dekat dengannya, ia lalu mengucapkan laa ilaha illallah. Orang dari sahabat Anshar menahan diri dari membunuhnya, sedangkan aku menusuknya dengan tombakku hingga membuatnya terbunuh.
.
Sesampainya di Madinah, peristiwa itu didengar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bertanya padaku,
.
“Hai Usamah, apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaha illallah?” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, sebenarnya orang itu hanya ingin mencari perlindungan diri saja, sedangkan hatinya tidak meyakini hal itu.” Beliau bersabda lagi, “Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaha illallah?” Ucapan itu terus menerus diulang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saya mengharapkan bahwa saya belum masuk Islam sebelum hari itu.” (HR. Bukhari no. 4269 dan Muslim no. 96).
.
Dalam riwayat Muslim disebutkan, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
“Bukankah ia telah mengucapkan laa ilaha illallah, mengapa engkau membunuhnya?” Saya menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu semata-mata karena takut dari senjata.” Beliau bersabda, “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?” Beliau mengulang-ngulang ucapan tersebut hingga aku berharap seandainya aku masuk Islam hari itu saja.”
.
⏬⏬⏬

Selasa, 30 Oktober 2018

IJAZAH DAN MASA DEPAN ANAK

✏️🍒✏️🍒✏️🍒✏️🍒✏️

📄 *IJAZAH DAN MASA DEPAN ANAK* 🎓

Pertanyaan:

_*Tolong minta nasehat untuk kami, di mana kami masih dalam keadaan khawatir kalau anak-anak kami tidak mendapatkan ijazah.. Na'am.. Dan senantiasa kami takut tidak punya skill, anak-anak kita tidak punya skill dalam bidang tertentu.*_

Dijawab oleh _Al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah_ :

Nasehat yang pertama adalah..

BERTAWAKAL KEPADA ALLAH

Jika anak antum menjadi anak yang shalih, yang berilmu dan bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk ummat, maka antum akan mendapatkan percikan ganjaran dan pahalanya sampai hari kiamat sekalipun antum telah wafat. Karena antum berandil, berperan untuk menjadikan anak ini dengan izin Allah menjadi anak yang shalih dan berilmu, na'am..

🔬 Masalah skill...

Berapa banyak ulama yang tidak memiliki skill. Mayoritas ulama tidak punya skill tapi yaa hidup, alhamdulillah..

Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah punya skill apa??

Enggak ada!! Tapi hidupnya, dunia beliau injak dengan kakinya, kalau dihitung gaji, mungkin gaji para mentri dan presiden masih di bawah beliau. Shadaqah dan infak yang masuk dari para donatur, para tujjar konglomerat-konglomerat besar untuk beliau buaaanyaak sekali... miliaran kalau dihitung dengan uang rupiah dalam sebulannya.

Tapi Subhanallah meninggal dunia dalam kedaan masih meninggalkan hutang, bajunya banyak yang robek dan dijahit. Kenapa?? Karena uang itu tidak pernah netep di rumahnya. Uang yang banyak itu, dari donatur-donatur. Kalau di sinikan paling juragan kebon karet, kan githu... Di sana saudagar-saudagar besar yang cinta pada Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz, senang dan menshadaqah dan menginfakkan. Tapi yaa subhanallah ke manakah uang-uang itu?? Dikirim ke pondok-pondok pesantren di berbagai negara.

Ada seorang datang ke Syaikh bin Baz dari Pakistan, dari Bangladesh 'yaa Syaikh, Ummi sakit butuh kerumah sakit, yaa Syaikh'
Diberi uang, "nih 10.000 real" (uang kita 30 juta)... Gak repot-repot.

Suatu malam Syaikh Abdul Aziz bin Baz shalat malam, tiba-tiba ada orang masuk ke rumahnya... Pencuri... Subhanallah tertangkap si pencuri ini, dilaporkanlah pada Syaikh Bin Baz. Ketika itu dia mendapati Syaikh bin Baz sedang shalat malam. Subhanallah... ketika berjumpa, Syaikh Bin Baz mengingatkan, "nanti siang ba'da shalat Jum'at kamu datang ke sini yaa"...' Si pencuri ini tadi, maka datang pada waktu makan siang, diundang, dirumah Syaikh ternyata banyak undangan, orang-orang miskin kumpul dengan semua orang... Makan besar... Selesai makan, banyak antrian, si pencuri ini (ditanya), 'mengapa engkau mencuri?'
'Syaikh, ibu saya sakit. Saya membutuhkan uang untuk operasi ibu saya sebesar 7 ribu real saudi' (yakni sebesar 21 juta)
Kata Syaikh 'Na'am, jangan kamu ulangi lagi perbuatan ini. Ini uang 7 ribu real untuk operasi ibumu dan ini yang 7 ribu real untuk tiket kamu pulang.'

Subhanallah... Menjadi sebab hidayah.. Beliau tidak punya skill apa-apa.
Ilmu yang mengangkat derajat beliau.

💐Asy Syaikh Muqbil bin Hadi, apa yang beliau punya skill-nya?? Beliau berkebun, dan hasil kebunnya diberikan kepada para thallabah, untuk para murid, makannya mereka, ribuan thallabah dari penjuru dunia belajar dan makan. Kalau kita mengurus 5, 6 atau 7 anak kita kan? Asy Syaikh mengurus ribuan murid, belajar dan makan di sana, bahkan yang mutazawwijin diberi uang bulanan, tepung bulanan, gandum bulanan. Gak punya skilk apa-apa. Mana yang lebih kaya? Syaikh Muqbil atau gubernur??? Syaikh...

Dalam keadaan dunia datang, beliau tidak butuh..

💐Asy Syaikh Ibnu Utsaimin sama juga ceritanya. Syaikunna Rabi'  juga demikian..

☝🏻 Maka dari itu, jangan kemudian kita bangkit semangat mendidik anak kita di pondok pesantren ketika kita mendengar para masyaikh seperti ini..

✋🏻Jangan! Jangan sampai niat kita berubah.. Saya menyebutkan ini hanya sekedar menjawab syubhat yang kemungkinan masuk pada sebagian kita...
'Anak kita mau jadi apa, ustadz?', 'Mau makan apa?'
Alhamdulillaah Ustadz-Ustadz banyak yang tidak punya skill, dia berdagang, ada yang dagang madu, ada yang dagang herbal, ada yang berk

ebun... Alhamdulillah bisa makan... Barokah, di samping kegiatan dakwah  dan pendidikan yang dia lakukan.

Adakah kehormatan yang lebih baik dari ini❓

Ataukah antum ingin anak antum memiliki ijazah, melamar pekerjaan sana, melamar pekerjaan sini? Diperintah sebagai pegawai? Pingin seperti itu??? Bisa memberikan antum mobil. Tapi tidak memberikan antum ilmu yang bermanfaat dan mendoakan antum ketika antum berada di liang kubur❓❓

Maka dari itu, SABAR ayyuhas salafiyyun..

SABAR.. CARI Ilmu Agama..

DIDIK ANAK antum di atas ilmu Diin..

Dan SABAR... Kita bukan orang pertama, bukan generasi pertama yang dituntut untuk bersabar di dalam menjalankan  SUNNAH. Telah berlalu generasi dan orang-orang besar, yang saya katakan kemarin dari pernyataan Syaikh Rabi', bahwa sampai orang-orang kafirpun di Eropa dan Amerika berbangga dengan hasil-hasil karya muhadditsin yang mereka simpan dan mereka jaga diruangan yang jauh dari debu. Mereka jaga di dalam ruangan-ruangan berkaca, sementara para penulisnya sudah wafat. Mereka miskin para penulis itu dulu... Fakir...

☝🏻Tapi menjadi orang besar di dunia ini dan di sisi Allah. Insya Allahu ta'ala

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Alhamdulillah ditranskrip pada hari Jum'at, 22 Rabiuts Tsani 1438H

@s s l n`
✅✅ ✅✅ ✅✅

📚  *_Salafy Jambiiy_*  🇮🇩
🔸🔶🔸☀🔸🔶🔸
⤴OIN Channel Telegram;
✈  bit.ly/Salafy_Jambiiy

Jumat, 05 Oktober 2018

Azab

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ ، فَقَدْ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ
.
“Apabila zina dan riba telah nampak di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri itu telah menghalalkan azab Allah bagi diri-diri mereka.” [HR. Al-Hakim dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 2401]
.
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)

Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَة
.
ٍ “Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
.
Perkataan ‘Ali –radhiyallahu ‘anhu– di sini selaras dengan firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
.
Tidak cukupkah, firman Allah dan sabda Rasulullah, sebagai pengingat kita akan musibah yang kita hadapi hari ini..?
.

Dunia itu terlaknat

Dunia itu terlaknat .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
.
{ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ }
.
“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.”
.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela orang-orang yang tunduk pada dunia dan semata-mata tujuannya adalah mencari dunia dalam sabda beliau:
.
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ
.
“Celakalah budak dinar (uang emas), celakalah budak dirham (uang perak), celakalah budak khamishah (pakaian yang cantik) dan celakalah budak khamilah (ranjang yang empuk).”(HR. Bukhari)

Inilah celaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang kesehariannya menjadi budak harta dan berbagai kesenangan dunia. Renungkanlah dengan penuh kejujuran dan jawablah di golongan manakah diri kita berada? Apakah kita termasuk orang yang menjadi budak dunia ataukah orang yang tujuan hidupnya adalah beribadah kepada Allah? Renungkanlah sekali lagi hal ini!
.
•┈┈┈◎❅❀❦🌸❦❀❅◎┈┈┈•
.
☆Pegang erat sunnah dan gigitlah dengan geraham - Berani syar'i tanpa selfie☆
.
🔊 Disebarkan oleh :
.
📸 instagram : @muslimah.salafy
💻  facebook.com/muslimah.salafyy
📢 Telegram: t.me/muslimahsalafyy
📲 Group Line : muslimah.salafy
🌏 sumber : https://muslim.or.id/5635-ketahuilah-dunia-itu-terlaknat-2.html
salafy salafiyyah salafushshalih dakwahsunnah dakwahtauhid fiqih fiqihwanita tauhid alquransunnah ahlusunnahwaljamaah qalallah qalarasulullah.
Dunia itu terlaknat .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
.
{ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ }
.
“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.”
.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela orang-orang yang tunduk pada dunia dan semata-mata tujuannya adalah mencari dunia dalam sabda beliau:
.
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ
.
“Celakalah budak dinar (uang emas), celakalah budak dirham (uang perak), celakalah budak khamishah (pakaian yang cantik) dan celakalah budak khamilah (ranjang yang empuk).”(HR. Bukhari)

Inilah celaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang kesehariannya menjadi budak harta dan berbagai kesenangan dunia. Renungkanlah dengan penuh kejujuran dan jawablah di golongan manakah diri kita berada? Apakah kita termasuk orang yang menjadi budak dunia ataukah orang yang tujuan hidupnya adalah beribadah kepada Allah? Renungkanlah sekali lagi hal ini!
.
•┈┈┈◎❅❀❦🌸❦❀❅◎┈┈┈•
.
☆Pegang erat sunnah dan gigitlah dengan geraham - Berani syar'i tanpa selfie☆
.
🔊 Disebarkan oleh :
.
📸 instagram : @muslimah.salafy
💻  facebook.com/muslimah.salafyy
📢 Telegram: t.me/muslimahsalafyy
📲 Group Line : muslimah.salafy
🌏 sumber : https://muslim.or.id/5635-ketahuilah-dunia-itu-terlaknat-2.html
salafy salafiyyah salafushshalih dakwahsunnah dakwahtauhid fiqih fiqihwanita tauhid alquransunnah ahlusunnahwaljamaah qalallah qalarasulullah.

Senin, 01 Oktober 2018

MOtivasi

*Bismillah...*

*TOUR WISATA MURAH*

Tour wisata ini ditujukan bagi mereka yang mengalami kekerasan hati dan jiwa karena kurang bersyukur...

*Mari Wisata ke Ruang ICU*
- Lihat pasien yang setengah sadar, sedang berjuang mempertahankan *nyawanya*, mereka terlihat sangat lemah sehingga dibantu berbagai macam alat (baik alat monitor dan selang) untuk mempertahankan hidup...

*Mari Kita Lanjutkan Wisata ke Ruang Kemoterapi*
- Disana kita lihat orang tengah berjuang melawan penyakit *kanker* dan *tumor*, lihat wajah mereka pucat tidak ada keceriaan dan terlihat kurus kulit mereka menghitam, akibat sinar radiasi...

*Kita Lanjutkan ke Ruang Hemodialisa (cuci darah)*
- Disana berjejer terbaring manusia dengan tangan terikat selang.
Mesin Hemodialisa sedang menggantikan *Peran Ginjal* yg sudah tidak berfungsi...

*Kurang puas, yuk Kita ke Ruang Rawat Inap*
- Disana kita menemukan berbagai macam penyakit dari sesak nafas sampai susah BAB, diabetes, stroke, jantung, kecelakaan, dll...

*Wisata kita berakhir ke Bagian Administrasi*
- kita akan melihat keluarga pasien membayar jutaan rupiah bahkan puluhan juta rupiah oleh yg tidak.punya kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan asuransi sebagai biaya pengobatan karena pasien sudah  sembuh, bahkan yang sudah meninggal pun tetap harus bayar biaya administrasinya..

*Bagaimana dengan diri kita yang Hidup Nyaman di Rumah ?*
- Hidup kita, gerak kita relatif tidak dibantu alat mekanis apapun *enak bukan ???*
- Bernafas di alam bebas, gratis tanpa dibantu tabung oksigen, *nikmat bukan ???*
- Kita leluasa makan dan minum tanpa infus dan sonde  *lezat bukan ???*
- Pergi kebelakang, hanya sekedar mengeluarkan hajat tanpa bantuan orang, *mudah bukan* ???

Apakah kita sudah *Bersyukur* Hari ini dengan *Melaksanakan Perintah-Nya ???*

_Ayo, selepas berwisata ini, mari kita_:
_Taat beribadah, berdoa_
_Saling cinta dan menyayangi....._
_Saling rukun dan damai....._
_Saling menghormati dan menghargai......_
_Saling mengalah untuk meraih kemuliaan....._
_Saling melepas Ego....._
_Qonaah dengan semua pemberian Nya_
_Jaga kesehatan tubuh_
_Saling berbuat baik walau tidak dihargai..._
_Karena kebaikan akan kembali kepada diri kita sendiri...._

Berbuat baiklah selagi kita masih diberi Nafas oleh-Nya

*Semoga kita mendapatkan Taufiq-Nya agar istiqomah di jalan Allah Ta'ala, Aamiin*

Minggu, 23 September 2018

Motivasi

*_RENUNGAN_*
Senin, 14 Muharram 1440 H
24 September 2018

Tidak ada
*"orang baik"*
yang tidak punya
*masa lalu*,
Dan tidak ada
*"orang  jahat"*
yang tidak punya
*masa depan*.

Setiap orang memiliki
*kesempatan*
yang sama untuk
*berubah menjadi lebih baik*.

Bagaimanapun masa lalunya dahulu,
sekelam apa lingkungannya dulu,
dan seburuk apa perangainya di masa lampau.

Berilah kesempatan seseorang untuk
*berubah*.

Karena,
*"seseorang yang hampir membunuh Rasul pun"*
kini berbaring di sebelah makam beliau. :
*Umar bin Khattab.*

Jangan melihat seseorang dari masa lalunya..
*"Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun"*
akhirnya menjadi pedang-nya
*Allah* :
*Khalid bin Walid*

Jangan memandang seseorang dari
*status*
dan
*hartanya*,
karena
*sepatu emas fir'aun berada di neraka*,
sedangkan
*terompah Bilal bin rabah terdengar di syurga.*

*Intinya*,

Jangan memandang
*remeh*
seseorang karena
*masa lalu*
dan
*lingkungannya*,
karena
*bunga teratai*
tetap
*mekar cantik*
meski tinggal di air yang kotor.

Maka untuk jadi
*hebat*
yang diperlukan adalah
*kuatnya tekad*.

Tak perlu pusingkan masa lalu,
tak perlu malu dengan tempat asalmu,
jika kau mau.

Kau bisa menjadi laksana
*bunga teratai*
yang tinggal di air yang kotor namun tetap
*mekar mengagumkan*.

*Berubah*
dan
*bangkit*
jauh lebih
*indah*
dari pada
*diam*
dan hanya
*bermimpi*
tanpa melakukan tindakan apapun.

*INGATLAH!!!*

Jika semua yang kita
*kehendaki*
terus kita
*miliki*,
dari mana kita belajar *Ikhlas...*?

Jika semua yang kita
*impikan*
segera
*terwujud*,
darimana kita belajar
*Sabar...*

Jika setiap
*do’a*
kita terus
*dikabulkan*,
bagaimana kita dapat belajar
*Usaha...*
*Ikhtiar...*
*Tawakal..*

Seorang yang dekat dengan
*Allah*,
bukan berarti tidak ada
*air mata...*

Seorang yang tekun
*berdo’a*,
bukan berarti tidak ada
*masa² sulit...*

Biarlah
*Sang Penyelenggara Hidup*
yang berdaulat sepenuhnya atas kita,
karena hanya
*Dia-lah/ ALLAH SUBHANAHU TA'ALA*
yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang
*Terbaik..*

Tetap
*SEMANGAT…*
Tetap
*SABAR…*
Tetap
*IKHLAS…*
Tetap
*SYUKUR...*
Tetap
*BERDOA...*
Karena kamu sedang kuliah di *_UNIVERSITAS KEHIDUPAN..._*

Orang yang
*Hebat*
tidak dihasilkan melalui
*Kemudahan,*
*Kesenangan,*
dan
*Kenyamanan...*

Mereka dibentuk melalui     *KESUKARAN,*
*TANTANGAN*
dan bahkan
*AIR MATA*..

Gantungkan hidup kita sepenuhnya hanya kepada
*_ALLAH AZZA WA JALLA_*

*Semoga bermanfaat*

Sabtu, 22 September 2018

Niat

Perlukah melafalkan niat? .
Niat merupakan syarat sahnya suatu ibadah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
.
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” .
HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob.
.
Selanjutnya kita akan melihat penjelasan Ibnu Taimiyah mengenai niat. Sengaja penulis bagi bertahap dalam beberapa point.
.
Kata Sepakat Ulama, Niat Cukup dalam Hati
.
Ibnu Taimiyyah  rahimahullah pernah ditanya mengenai niat di awal berbagai ibadah seperti ketika mengawali shalat dan ibadah lainnya. Apakah niat ketika itu harus diucapkan di lisan semisal dengan ucapan “nawaitu ashumu” (saya berniat untuk puasa), atau “usholli” (saya berniat untuk shalat)? Apakah seperti itu wajib dilakukan?
.
Beliau rahimahullah menjawab, “Segala puji bagi Allah. Niat thoharoh (bersuci) seperti akan berwudhu, mandi, tayamum, niat shalat, puasa, haji dan zakat, menunaikan kafaroh, serta berbagai ibadah lainnya, niat tersebut tidak perlu dilafazhkan. Bahkan yang benar, letak niat adalah di hati dan bukan di lisan, inilah yang disepakati para ulama. Seandainya seseorang salah mengucapkan niat lewat lisannya, lalu berbeda dengan apa yang ada di hatinya, maka yang jadi patokan adalah apa yang ada di hatinya, bukan apa yang ia ucapkan (lafazhkan)
.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
.
اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ
.
“Ikutilah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah membuat amalan yang tanpa tuntunan. Karena petunjuk beliau sudah cukup bagi kalian. Semua amalan tanpa tuntunan adalah sesat.”
.
Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya adalah perawi yang dipakai dalam kitab shohih
.
⤵️⤵️⤵️

Jumat, 07 September 2018

Doa badan sakit

*🔎🌴SUNNAH YANG TERLUPAKAN*

*🛡👋🏻MELETAKAN TANGAN PADA ANGGOTA BADAN YANG SAKIT DISERTAI DENGAN DO'A*

▫️Dari Sahabat Utsman bin Abil 'Ash ats Tsaqofiy radhiyallahu 'ahu:

🌴Bahwasannya ia pernah mengeluh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebuah penyakit yang ia derita semenjak ia masuk Islam,

↪Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya:

((ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِى تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ. ثَلاَثًا. وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ))

👋🏻"Letakanlah tanganmu pada anggota tubuh yang engkau merasakan sakit, dan bacalah:

▫️Bismillah 3 kali.

▫️Dan bacalah sebanyak 7 kali:

((أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ))

🛡"Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang sedang aku rasakan dan yang aku khawatirkan."

📚HR. Muslim no. 2202.

========
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
http://telegram.me/ForumSalafyPurbalingga

🌐 Turut Mempublikasikan:
*📱Grup WA Ikhwah Masjid al Hanif*

Senin, 06 Agustus 2018

Motivasi keluarga

🍒 Kisah inspiratif
                                         
Seorang anak Bertengkar dengan Ibunya dan Meninggalkan Rumah.

Saat berjalan tanpa tujuan Ia Baru Sadar bahwa Ia sama Sekali tidak Membawa uang.
Ia Lapar sekali, ingin makan Semangkok Bakmi

Pemilik bakmi melihat anak itu Berdiri Cukup lama didepan Warungnya, lalu Bertanya.

"Nak, apakah Engkau ingin Memesan Bakmi?"

“Ya, tapi aku tidak Punya Uang,"
jawab anak itu dengan malu-malu.

"Tidak Apa-apa, aku Akan Memberi Gratis".

Anak itu Segera Makan. Kemudian air Matanya mulai Berlinang.

“Ada apa Nak?"
tanya Pemilik Warung.

“Tidak apa-apa, Aku Hanya terharu Karena Seorang yang Baru Kukenal Memberi aku Semangkuk Bakmi sedangkan Ibuku telah Mengusirku dari rumah.

Kamu seorang yang Baru Kukenal tapi Begitu Peduli Padaku.

Pemilik warung itu Berkata,

Nak,

mengapa kau Berpikir Begitu ; Renungkan hal ini,
Aku Hanya Memberimu Semangkuk Bakmi & Kau begitu Terharu,
... Sedangkan ...
Ibumu telah Memasak nasi lauk, dll Setiap Hari sampai Kamu Dewasa,
Harusnya kamu Berterima Kasih Kepadanya ...

Anak itu Kaget Mendengar Hal tersebut.

Mengapa untuk Semangkuk Bakmi dari orang yang Baruku Kenal aku Begitu Berterima Kasih,
... Tapi ...
Terhadap Ibuku yang Memasak Untukku selama Bertahun-tahun,
Aku tak Pernah Berterima Kasih.

Anak itu Segera Bergegas Pulang

Begitu Sampai di Ambang Pintu rumah,
ia Melihat Ibunya dengan Wajah Cemas.

Ketika Melihat Anaknya,
Kalimat Pertama-tama yang Keluar dari Mulutnya adalah "Nak.., Kau sudah Pulang, Cepat masuk, Ibu Telah Menyiapkan Makan Malam."

Mendengar Hal itu,
si anak tidak dapat Menahan Tangisnya  dan Menangis dihadapan Ibunya .

Sahabatku,
Kadang Satu Kesalahan, Membuat kita Begitu Mudah Melupakan Kebaikan yang Telah kita Nikmati tiap hari.

Sekali Waktu kita Mungkin akan Sangat Berterima Kasih untuk Suatu Pertolongan Kecil yang Kita Terima.

Namun kita sering tidak Sadar & Lupa Berterima Kasih Akan Kebaikan-kebaikan dari Orang-orang yang Sangat Dekat Dengan Kita.

Berterimakasih lah Kepada :
Ayah - Ibu, kakak, adik
Istri / Suami ... kita
Pegawai Rumah Tangga ... kita
Pegawai di kantor ... kita
Semua Orang orang Terdekat dengan kita

Hidup itu Indah,
kalau kita Pandai Berterima Kasih dan Bersyukur ...
Belajar menerima apa adanya ...

Ketika GELAP,
baru tersadarkan apa arti dari TERANG.

Ketika KEHILANGAN,
baru tersadarkan arti dari MEMILIKI

Ketika BERPISAH,
baru tersadarkan arti dari KEBERSAMAAN.

Kemarin sudah TIADA,
besok belumlah TIBA,
kita hanya punya 1 hari, yaitu HARI ini. Jangan sesali yg telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.

Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita

Dalam kehidupan NYATA,
kadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL,
yang tidak PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR.

Persahabatan yang INDAH selama puluhan tahun BERUBAH menjadi permusuhan yang HEBAT,  karena SEPATAH kata PEDAS yang tidak DISENGAJA.

Keluarga yang RUKUN dan HARMONIS pun bisa HANCUR hanya karena perdebatan KECIL yang tidak PENTING.
yang REMEH  kerap dipermasalahkan,
tetapi yang lebih PENTING dan berharga LUPA dan TERABAIKAN.

Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup.

Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada -dalam kehidupan kita-,
Bukankah tak ada yang SEMPURNA didunia ini ... ?

*SEHATI bukan karena saling MEMBERI,*
*tetapi sehati karena saling MEMAHAMI*...

*BETAH bukan karena MEWAH, tetapi betah karena saling MENGALAH*...

*INDAH bukan karena selalu MUDAH,*
*tetapi INDAH karena dihadapi bersama setiap KESUSAHAN*...

Salam sukses luar biasa buat kita semua.
Semoga bermanfaat... 🙏🙏

Ikhtilat

*🚇MEMBANTAH SYUBHAT ORANG YANG MEMBOLEHKAN IKHTILATH*

❱ Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah

[ Pertanyaan ]

Apa hukum ikhtilath (campur baur) antara laki-laki dan perempuan di kegiatan belajar mengajar dan pekerjaan, sebagian berhujjah / berdalil bahwa ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan) telah ada pada zaman nabi [ﷺ], pada saat thawaf (mengelilingi ka'bah) dan amalan-amalan haji lainnya?

[ Jawaban ]

Ikhtilath hukumnya haram antara laki-laki dan perempuan karena hal tersebut menyebabkan fitnah.

“Dan Nabi [ﷺ] telah mendahulukan perempuan dari laki-laki ketika keluar dari masjid (dengan tujuan pemisahan).” [Shahih Al-Bukhari, 819]

Dan ketika (di masjid) menjadikan tempat perempuan di belakang sendiri, dan menjadikan laki-laki tempatnya di depan.

Dan nabi [ﷺ] bersabda: “Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan dan yang paling jelek adalah yang paling belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang dan sejelek-jelek shaf perempuan adalah yang paling depan.” [Shahih Muslim, 664]

Maka nabi [ﷺ] menjadikan laki-laki shaf tersendiri, dan terhadap wanita shaf tersendiri, dan tidak menjadikan ikhtilath atas dua jenis (laki-laki dan perempuan), ini merupakan kedustaan atas Rasulullah [ﷺ].

Demikian pula pada shalat 'Ied (hari raya), laki-laki shafnya di depan, sedangkan perempuan shafnya di belakang.

“Dan dahulu nabi [ﷺ] jika selesai berkhutbah di tempat laki-laki, setelah itu dia pergi berkhutbah ke shaf perempuan (di balik hijab).” [Shahih Muslim, 1465] ... sebagaimana telah shahih yang sedemikian itu.

Kenapa mereka tidak menjadikannya ikhtilath dengan menjadikan jenis ini berdampingan dengan jenis yang itu?! Melainkan untuk menangkal fitnah, dan sebagai bentuk pengajaran kepada umat ini dan bentuk pengharaman terhadap ikhtilath.

Adapun apa yang terjadi ketika thawaf (mengelilingi ka'bah), maka ini bukanlah kesengajaan. Yang menginginkan thawaf dalam keadaan ikhtilath, maka orang ini telah berdosa. Dia telah melakukan sesuatu yang diharamkan. Yang menyengaja untuk ikhtilath ketika thawaf, orang ini telah berdosa dan kita berlindung kepada Allah atas hal ini.

Adapun orang yang tidak meniatkan sama sekali untuk ikhtilath, tapi hanya (terpaksa) terjadi ikhtilath karena tempat thawaf telah penuh berdesak-desakan ... Keterpaksaan.!! Dikarenakan sudah penuhnya tempat thawaf (di kurun akhir ini). Maka hal ini bukanlah ikhtilath yang disengaja. Hal itu tidak menjadikannya ikhtilath yang diharamkan sebagaimana mereka persangkakan, demikian.”

Url: https://www.youtube.com/embed/jYeCnx-5GUc

📀 // Unduh:
[ Video ] - https://t.me/Mp3_kajian/1568
[ Transkrip ] - http://bit.ly/Fw391105

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

Sumber: @mecca_indonesia - Alih bahasa: Abu Fathi

#perusak #akhlak #ikhtilath #campur_baur #pria #wanita

🌐 Turut Mempublikasikan:
*📱Grup WA Ikhwah Masjid al Hanif*

Selasa, 24 Juli 2018

Wasiat 3

SEKILAS HIBAH, WASIAT DAN WARISAN

Oleh
Abu Abdillah Arief Budiman

HIBAH
Berkenaan dengan definisi hibah (هِبَةٌ), As Sayid Sabiq berkata di dalam kitabnya [1] : “(Definisi) hibah menurut istilah syar’i ialah, sebuah akad yang tujuannya penyerahan seseorang atas hak miliknya kepada orang lain semasa hidupnya [2] tanpa imbalan apapun [3]”. Beliau berkata pula: “Dan hibah bisa juga diartikan pemberian atau sumbangan sebagai bentuk penghormatan untuk orang lain, baik berupa harta atau lainnya”.

Syaikh Al Fauzan berkata: “Hibah adalah pemberian (sumbangan) dari orang yang mampu melakukannya pada masa hidupnya untuk orang lain berupa harta yang diketahui (jelas)”.[4]

Demikian makna hibah secara khusus. Adapun secara umum, maka hibah mencakup hal-hal berikut ini:

1. Al ibra`: ( الإِبْرَاء) yaitu hibah (berupa pembebasan) utang untuk orang yang terlilit utang (sehingga dia terbebas dari utang).
2. Ash shadaqah (الصَّدَقَة) : yaitu pemberian yang dimaksudkan untuk mendapatkan pahala akhirat.
3. Al hadiyah ( الهَدِيَّة) : yaitu segala sesuatu yang melazimkan (mengharuskan) si penerimanya untuk menggantinya (membalasnya dengan yang lebih baik) [5].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanya tentang perbedaan antara shadaqah dan hadiyah, dan mana yang lebih utama dari keduanya, beliau rahimahullah menjawab: “Alhamdulillah, ash shadaqah adalah segala sesuatu yang diberikan untuk mengharap wajah Allah sebagai ibadah yang murni, tanpa ada maksud (dari pelakunya) untuk (memberi) orang tertentu, dan tanpa meminta imbalan (dari orang yang diberi tersebut). Akan tetapi, (pemberian tersebut) diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sedangkan hadiyah, maka pemberian ini dimaksudkan sebagai wujud penghormatan terhadap individu tertentu, baik hal itu sebagai (manifestasi dari) rasa cinta, persahabatan ataupun meminta bantuan. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima hadiah, dan berterimakasih atasnya (dengan memberinya hadiah kembali), sehingga tidak ada orang yang meminta atau mengharapkan kembali darinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah memakan kotoran-kotoran [6] (zakat atau shadaqah) orang lain yang mereka bersuci dengannya dari dosa-dosa mereka, yaitu shadaqah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memakan shadaqah karena alasan ini ataupun karena alasan-alasan lainnya [7]. Maka (dengan demikian) telah jelaslah perkaranya, bahwa shadaqah lebih utama. Kecuali jika hadiyah memiliki makna tersendiri, sehingga membuatnya lebih utama dari shadaqah, seperti memberi hadiah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di masa hidupnya sebagai tanda cinta kepadanya, atau memberi hadiah kepada kerabat, yang dengannya terjalinlah hubungan lebih erat antara kerabat, atau juga memberi hadiah kepada saudara seiman, maka hal-hal seperti ini bisa membuat hadiyah lebih utama (dari shadaqah)”[8].

Ibnu Qudamah Al Maqdisi berkata: “Kesimpulannya, hibah, shadaqah, hadiyah, dan ‘athiyah memiliki makna yang saling berdekatan. Makna ketiga istilah ini adalah penyerahan kepemilikan (seseorang kepada orang lain) pada waktu hidupnya tanpa imbalan balik apapun. Dan penyebutan ‘athiyah (pemberian) mencakup seluruhnya, demikian pula hibah. Sedangkan shadaqah dan hadiyah berbeda, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memakan hadiyah dan tidak pernah memakan shadaqah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata ketika Barirah diberi daging shadaqah:

هُوَ لَهَا صَدَقَةٌ وَلَنَا هَدِيَّةٌ.

“Daging itu baginya adalah shadaqah dan bagi kami hadiyah”.[9]

Maka zhahirnya, orang yang memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan dengan berniat taqarrub kepada Allah adalah shadaqah. Sedangkan orang yang memberi sesuatu dengan tujuan untuk (melakukan) pendekatan kepadanya, dan dalam rangka mencintainya, maka itu adalah hadiyah. Dan seluruh (amalan-amalan) ini hukumnya sunnah dan sangat dianjurkan (untuk dilakukan), karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَهَادُوْا تَحَابُّوْا.
“Saling memberi hadiahlah sesama kalian, niscaya kalian saling mencintai”.[10]

Adapun shadaqah, maka keutamaannya jauh lebih banyak, di luar batas kemampuan kami untuk menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 271, yang artinya : Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu”.[11]

WASIAT
Makna wasiat (وَصِيَّةٌ) menurut istilah syar’i ialah, pemberian kepemilikan yang dilakukan seseorang untuk orang lain, sehingga ia berhak memilikinya ketika si pemberi meninggal dunia.[12]

Dari definisi ini jelaslah perbedaan antara hibah (dan yang semakna dengannya) dengan wasiat. Orang yang mendapatkan hibah, dia langsung berhak memiliki pemberian tersebut pada saat itu juga, sedangkan orang yang mendapatkan wasiat, ia tidak akan bisa memiliki pemberian tersebut sampai si pemberi wasiat meninggal dunia terlebih dahulu.[13]

WARISAN
Warisan berbeda dengan hibah ataupun wasiat. Warisan dalam bahasa Arab disebut at tarikah (التَّرِكَة). Definisinya menurut istilah syariat ialah, seluruh harta seseorang yang ditinggalkannya disebabkan dia meninggal dunia [14].

Hak-hak yang berkaitan dengan at tarikah (warisan) ada empat. Keempat hak ini tidak berada pada kedudukan yang sama, akan tetapi hak yang satu lebih kuat dari yang lainnya, sehingga harus lebih didahulukan dari hak-hak lainnya. Urutan empat hak yang berkaitan dengan at tarikah tersebut sebagai berikut:[15]

1. Hak yang pertama, dimulai dari pengambilan sebagian at tarikah tersebut untuk biaya-biaya pengurusan jenazah si mayit (mulai dari dimandikannya mayit sampai dikuburkan).

2. Hak yang ke dua, pelunasan utang-utang si mayit (jika memiliki utang).

3. Hak yang ke tiga, melaksanakan wasiatnya dari sepertiga tarikahnya setelah dikurangi biaya pelunasan utang-utangnya.

4. Hak yang ke empat, pembagian tarikah (harta warisannya) kepada seluruh ahli warisnya dari sisa pengurangan (dari ke tiga hak di atas).

Demikian penjelasan singkat tentang hibah, wasiat dan warisan. Adapun permasalahan-permasalahan yang timbul di masyarakat, insya Allah akan diangkat pada edisi yang akan datang.

Wallahu a’lam, wa akhiru da’waana anil hamdu lillaahi rabbil ‘aalamin.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus/Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]

Wasiat2

apa itu wasiat. Salah memahami wasiat, bisa berdampak fatal. Salah berwasiat, bisa bernilai kedzaliman. Sebagai muslim yang baik, bagian ini wajib kita pahami, karena kita pasti akan mati.

* Ditulis oleh: Ustad Aris Munandar, M.P.I.

Beberapa hari yang lewat saya bincang bincang dengan seorang yang berasal dari keluarga poligami. Artinya ayahnya memiliki dua orang isteri dan dia anak dari ibu kedua. Dari ibu pertama sang ayah mendapatkan sembilan anak, sedangkan dari ibu kedua dia mendapatkan lima orang anak. Sebelum sang ayah meninggal dunia dia menuliskan wasiat berisi tata cara pembagian waris dari harta sang ayah. Anak anak dari ibu kedua diberi warisan berupa dua lokasi sedangkan anak anak dari ibu pertama diberi warisan dari satu lokasi yang nilainya jauh lebih besar dibandingkan nilai dua lokasi di atas.

Inilah contoh kasus wasiat yang tidak dibenarkan oleh syariat. Mengapa wasiat di atas tergolong wasiat yang terlarang? Jawabannya bisa disimak di bawah ini.

Pengertian Wasiat

Kata Wasiat termasuk kosa kata bahasa arab yang sudah menjadi bahasa Indonesia. Dalam bahasa aslinya, bahasa arab wasiat itu bermakna perintah yang ditekankan.

Wasiat dalam makna yang luas adalah nasihat yang diberikan kepada seorang yang dekat di hati semisal anak, saudara maupun teman dekat untuk melaksanakan suatu hal yang baik atau menjauhi suatu hal yang buruk. Wasiat dengan pengertian memberikan pesan yang penting ketika hendak berpisah dengan penerima pesan ini, biasanya diberikan saat merasa kematian sudah dekat, hendak bepergian jauh atau berpisah karena sebab lainnya.

Sedangkan wasiat yang kita bahas kali ini adalah khusus terkait pesan yang disampaikan oleh orang yang hendak meninggal dunia.
Wasiat jenis ini bisa bagi menjadi dua kategori:

Pertama, wasiat kepada orang yang hendak untuk melakukan suatu hal, semisal membayarkan utang, memulangkan pinjaman dan titipan, merawat anak yang ditinggalkan, dst.

Kedua, wasiatkan dalam bentuk harta, agar diberikan kepada pihak tertentu dan pemberian ini dilakukan setelah pemberi wasiat meninggal dunia.

Hukum Wasiat

Hukum wasiat tergantung pada kondisi orang yang menyampaikan wasiat. Berikut rinciannya:

Menyampaikan wasiat hukumnya wajib untuk orang yang punya utang atau menyimpan barang titipan atau menanggung hak orang lain, yang dikhawatirkan manakala seorang itu tidak berwasiat maka hak tersebut tidak ditunaikan kepada yang bersangkutan.
Berwasiat hukumnya dianjurkan untuk orang yang memiliki harta berlimpah dan ahli warisnya berkecukupan. Dia dianjurkan untuk wasiat agar menyedekahkan sebagian hartanya, baik sepertiga dari total harta atau kurang dari itu, kepada kerabat yang tidak mendapatkan warisan atau untuk berbagai kegiatan sosial.
Berwasiat dengan harta hukumnya makruh jika harta milik seorang itu sedikit dan ahli warisnya tergolong orang yang hartanya pas-pasan. oleh karena itu banyak sahabat radhiyallahu ‘anhum, yang meninggal dunia dalam keadaan tidak berwasiat dengan hartanya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu bersedekah kepada kalian dengan sepertiga harta kalian ketika kalian hendak meninggal dunia sebagai tambahan kebaikan bagi kalian.” (HR. Ibnu Majah, dan dihasankan Al-Albani).

Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Wahai manusia ada dua hal yang keduanya bukanlah hasil jerih payahmu. Pertama, kutetapkan sebagian hartamu untukmu ketika engkau hendak meninggal dunia untuk membersihkan dan mensucikanmu. Kedua, doa hamba hambaku setelah engkau meninggal dunia.” (HR. Ibnu Majah, dhaif).

Demikian pula hadits yang yang mengisahkan Nabi mengizinkan Saad bin Abi Waqash untuk wasiat sedekah sebesar sepertiga total kekayaannya [HR Bukhari dan Muslim].

Syarat Sah Wasiat

Pertama, terkait wasiat dalam bentuk meminta orang lain untuk mengurusi suatu hal semisal membayarkan utang, merawat anak yang ditinggalkan maka disyaratkan bahwa orang yang diberi wasiat tersebut adalah seorang muslim dan berakal. Karena jika tidak,

Hukum wasiat

A. Hukum Wasiat

Kalau diurutkan berdasarkan periode pensyariatannya, nampaknya syariat Islam yang terkait dengan hukum-hukum wasiat lebih dahulu diturunkan. Dan pada masa awal, ada periode dimana hukum waris belum turun dan juga belum berlaku.

Sehingga di masa itu, segala hal yang terkait dengan harta peninggalan seseorang yang meninggal dunia, semuanya ditetapkan berdasarkan wasiat almarhum semasa hidupnya.

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan  maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf . Hal itu adalah kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 180)

Dengan adanya ayat di atas, sebenarnya tidak terlalu salah-salah amat ketika di dalam keluarga ada yang selalu berupaya agar wasiat dari orang tua wajib dijalankan. Khususnya wasiat yang terkait dengan harta-harta milik beliau.

Dan pada saat ayat ini turun, berlaku hukum kewajiban untuk menjalankan wasiat. Dan siapa yang melanggar wasiat almarhum, tentu dia akan berdosa besar.

B. Perubahan Hukum di Masa Tasyri' (Proses Pensyariatan)

Hanya saja yang jadi masalah, syariat Islam itu turun berproses dan berangsur-angsur. Ada hukum-hukum yang awalnya sudah ditetapkan demikian, tetapi kemudian dalam proses di masa tasyri' itu, Allah SWT punya kehendak untuk mengubah dan merevisinya dengan hukum yang turun kemudian.

Di dalam ilmu ushul fiqih, kita mengenalnya dengan istilah nasakh dan mansukh. Intinya, Allah SWT punya hak preogratif 100% untuk mengubah hukum-hukumnya. Apa yang tadinya wajib berubah jadi sunnah, mubah, makruh bahkan haram. Dan bisa juga sebaliknya, yang tadinya haram bisa berubah jadi makruh, mubah, sunnah bahkan wajib.

Contoh yang sederhana adalah hukum minum khamar. Awalnya di masa Mekkah yang 13 tahun itu, sama sekali tidak turun ayat atau hukum yang melarang. Maka saat itu para shahabat yang aslinya memang 'penggemar' khamar itu masih asik menenggak khamar.

Namun di masa Madinah, turunlah empat ayat yang berbeda di waktu yang berbeda, yang secara berangsur-angsur mengubahnya hukum minum khamar ini sehingga pada akhirnya menjadi haram total. Bahkan peminum khamar dihukum cambuk 40 hingga 80 kali.

Contoh lain adalah nikah mut'ah alias kawin kontrak. Awalnya syariat Islam membolehkannya dan para shahabat nabi sendiri banyak yang melakukannya. Namun Allah SWT berkehendak untuk menyempurnakan syariat-Nya. Sehingga pada bagian akhir periode tasyri', nikah mut'ah itu berubah status menjadi haram untuk selamanya.

Contoh lainnya lagi adalah haramnya berizarah kubur di masa awal tasyri'. Kemudian pada bagian akhir, ziarah kubur diperbolehkan, bahkan dianjurkan dalam syariat Islam.

Kesimpulannya bahwa selama masa tasyri' dengan rentang 23 tahun masa kenabian, banyak sekali hukum-hukum yang mengalami proses penyempurnaan. Dan kita wajib ikuti prosesnya, tidak boleh menentang perubahan hukum yang telah Allah SWT tetapkan.

C. Hukum Waris

Hukum waris termasuk hukum-hukum yang turun kemudian, alias turun agak belakangan setelah sebelumnya Allah SWT memberlakukan hukum wasiat.

Dengan turunnya ayat-ayat waris, maka sebagian dari hukum-hukum wasiat menjadi tidak berlaku. Dengan bahasa yang lebih mudah, sebagian hukum wasiat dikurangi dan diganti dengan hukum waris.

Jadi logika hukum kakak Anda itu agaknya terbalik. Kurang tepat kalau dikatakan bila ada wasiat maka hukum waris menjadi gugur. Yang benar justru sebaliknya, meski ada wasiat namun bila wasiat ini bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi yaitu hukum waris, maka wasiat menjadi tidak berlaku.

Namun bila wasiat itu tidak bertentangan dengan hukum waris, maka wasiat itu wajib untuk tetap dijalankan.

Kalau sebelumnya aturan pembagian harta orang yang wafat ditetapkan dengan cara wasiat, maka dengan turunnya hukum waris, wasiat kepada ahli wari

Sabtu, 14 Juli 2018

TANDA KEBAIKAN BAGI SEORANG INSAN

✔ TANDA KEBAIKAN BAGI SEORANG INSAN

=======================

Syaikhul islam ibnu taimiyyah berkata :

" Nabi Muhammad ﷺ bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al imam al bukhori dan al imam muslim :

《 من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين 》

"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya maka Allah akan fahamkan dia dalam (perkara) agamanya "

◼Maka orang yang Allah kehendaki untuknya kebaikan maka mesti Allah akan fahamkan dia dalam (urusan) agamanya

🔹Maka barang siapa yang tidak difahamkan dalam urusan agamanya maka (tanda) Allah tidak menginginkan untuknya kebaikan

◼Dan tidak semua orang yang faham perkara agamanya (merupakan tanda) Allah telah menghendaki kebaikan untuknya

🔹 Bahkan harus pada pemahaman sesorang terhadap agamanya disertai dengan beramal dengan ilmu yang ada padanya.

📚 Sumber:
📚 [Ash Shofdiyyah : 2/266]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
‏قال ابن تيمية:

قال النبي ﷺ في الحديث المتفق عليه:
"من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين".
فكل من أراد الله به خيرا فلا بد أن يفقهه في الدين فمن لم يفقهه في الدين لم يرد به خيرا وليس كل من فقهه في الدين قد أراد به خيرا بل لا بد مع الفقه في الدين من العمل به.

[الصفدية ٢٦٦/٢]

Lihat Tweet @athar_fawaid: https://twitter.com/athar_fawaid/status/1017816394304512000?s=08

✍🏻 tim WSC🇮🇩

◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼🔳🔳🔳🔳

🌎 WhatsApp Salafy Cirebon
📲 Gabung di channel kami:
http://t.me/salafy_cirebon

◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻◻️◻️◻️

Rabu, 11 Juli 2018

Motivasi ikhlas

Kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan.."

Senin, 09 Juli 2018

Motivasi habibie

==================
*LUARA BIASA....Baca dan Simak berulang-ulang,  Insya Allah terurai kekusutan hati dan fikiran.*
===================
*Tulisan :* *Prof. Dr. Bj. Habibie.*_

*_Ada yang memiliki kecukupan harta dan benda, tapi  dia diberi sakit yang parah,_*
.
*_Ada yang memiliki istri yang cantik, tapi dia diberi rumah tangga yang setiap hari cek-cok,_*
.
*_Ada yang suami – istri keluarganya lengkap diberi anak yang lucu-lucu dan sehat, tapi keluarganya, ayah-ibu, adik-kakaknya berantakan,_*
.
*_Ada yang memiliki pasangan penyabar dan penyayang, tapi dia masih merindukan momongan,_*
.
*_Ada yang memiliki suami tampan dan karier yang mapan, Tapi dia juga sering merasakan perangai suaminya yang kasar dan kurang perhatian,_*
.
*_Ada yang memiliki semuanya hampir sempurna, tapi dia tidak mendapat kesolehan dan merasakan manis-nya ibadah,_*

.
*_Maka yakinlah bahwa setiap orang yang memiliki kelebihan pasti ia juga memiliki kekurangan,_*
.
_*Tidak ada yang sempurna..*_

*_Belum tentu semua yang terlihat indah serta manis diluarnya, seperti itu juga di dalamnya,_*
.
*_Andai saja kita dapat mengetahuinya, pasti kita akan banyak bersyukur kepada Allah yang telah menjadikan diri kita seperti ini tanpa melirik dan mengharapkan kehidupan orang lain yang kita idam-idamkan._*
.
*_Boleh jadi, ketika kita mengetahui keadaan yang sebenarnya, kita akan berdoa kepada Allah agar jangan diberi ujian yang sama seperti diri dia._*
.
*_Jadi sekali lagi tidak perlu iri dengan kehidupan orang lain, karena apa yang sekarang kita jalani itu adalah rezeki yang terbaik dan ternikmat yang Allah anugerahkan kepada kita,_*
.
*_Banyak hal yang baik dalam diri setiap manusia, namun kadang kita lupa mensyukuri nikmat itu,_*
.
*_Maka banyaklah bersyukur atas keadaan mu yang sekarang ini, Karena jika Allah menghendaki maka semua juga akan berubah._*
.
*_Semoga Allah senantiasa menolong kita untuk bisa menjadi hamba-hambaNya yang banyak bersyukur._ _Aamiin._*

_________________
*Wassalam,*
_*Habibie*

http://antaranews.id/2017/09/06/tulisan-prof-dr-bj-habibie-_/

Yuk kirim pesan ini ke semua group agar orang2 selalu bersyukur..