https://t.me/CTIS_ChannelTelegramIlmuSyari
💐📝KHUTBAH JUMAT TIGA SYARAT DITERIMANYA AMAL
(Khutbah Jumat di Masjid al-Kholil Abu Tauhid Sidoarjo, 21 Muharram 1441 H/ 1 November 2019 M)
✅Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ }, وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ: } وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا{ وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ } يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا () }. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah...
Saat kita meninggal nanti, meskipun kita diantar oleh keluarga dan harta kita, namun yang akan tetap bersama kita, menemani kita di alam kubur adalah amal sholih. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Ada 3 hal yang akan mengikuti mayit. Dua hal kembali, dan yang satu akan tetap bersamanya. Keluarga, harta, dan amalannya akan mengikuti dia. Keluarga dan hartanya akan kembali. Yang tersisa hanyalah amalannya (H.R Muslim dari Anas bin Malik)
Seorang yang beriman, setelah berhasil menjawab pertanyaan Malaikat di alam kubur, dia pun mendapatkan kelapangan. Datang suatu sosok laki-laki yang rupawan, berpakaian indah, beraroma wangi. Lelaki itu berkata: Bergembiralah dengan hal yang menggembirakanmu. Ini adalah hari yang engkau dijanjikan dengannya.
Orang beriman yang sudah meninggal dan berada di alam kubur itu bertanya:
مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ
Siapakah engkau yang berwajah rupawan?
Maka sosok laki-laki yang tampan itu berkata:
أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ
Aku adalah amal sholihmu (H.R Ahmad dari al-Bara’ bin Azib)
Saudaraku, tentunya kita sangat berharap menikmati buah amal sholih kita di dunia. Pertanyaannya: Bagaimana suatu amalan dinilai sebagai amal sholih? Jangan sampai seorang sudah banyak beramal, tapi amalnya tidak ternilai sebagai amal sholih. Jangan sampai seseorang telah bersusah payah beramal, namun amalnya tertolak. Apakah syarat diterimanya amal? Kapan suatu amalan termasuk amal sholih?
Setidaknya ada 3 syarat suatu amalan diterima oleh Allah. Ada 3 keadaan yang membuat suatu amalan ternilai sebagai amal sholih.
Pertama: Dilandasi oleh akidah yang benar.
Kedua: Ikhlas karena Allah.
Ketiga: Sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam.
Pada khutbah Jumat kali ini kita akan mengkaji 3 syarat diterimanya amal. Atau, 3 hal yang akan membuat suatu amalan ternilai sebagai amal sholih.
Pertama, amalan itu haruslah dilandasi akidah yang benar. Sebagai contoh, seseorang yang akidahnya tidak beriman secara benar terhadap takdir, akan tertolak amalannya.
Sahabat Nabi Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma pernah ditanya tentang keadaan Ma’bad al-Juhaniy yang dikenal ahli baca Quran dan dianggap sebagai orang berilmu, namun dia mengingkari takdir. Sahabat Nabi Abdullah bin Umar kemudian menyatakan:
لَوْ أَنَّ لأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللَّهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ
jika seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar (gunung) Uhud, Allah tidak akan menerima infaqnya hingga ia beriman dengan takdir (H.R Muslim)
Akidah yang tidak benar, yaitu ingkar terhadap takdir, akan menyebabkan seseorang tidak diterima amalannya. Sehingga, jika akidah seseorang tidak benar, amalannya tidak menjadi amal sholih.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu mengkaji akidah yang benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi dan para Sahabatnya. Para Ulama menyusun kitab-kitab akidah yang merujuk kepada pemahaman Nabi dan para Sahabatnya. Sebut saja beberapa karya Ulama, seperti asy-Syari’ah karya al-Imam al-Ajurriy, Syarh Ushul I’tiqod Ahlissunnah karya al-Laalikaa-iy, Syarhussunnah karya al-Muzaniy, Aqidatus Salaf Ashhaabul Hadits karya Abu Utsman as-Shobuuniy, dan masih banyak karya yang semisal dengannya.
Pelajarilah akidah yang benar. Janganlah jemu. Karena syubhat-syubhat yang merongrong akidah yang lurus itu selalu bermunculan. Jangan ambil ilmu kecuali dari orang yang jelas kebaikan akidah dan manhajnya. Selanjutnya, berdoalah meminta pertolongan dan taufiq kepada Allah.
Kemudian syarat yang kedua agar suatu amalan ternilai sebagai amal sholih adalah ikhlas karena Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ...
Tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan amalan (Q.S alBayyinah:5)
Jika seseorang tidak ikhlas dalam amalnya, akan sia-sia. Tidak berpahala. Seperti jika seseorang beramal untuk dipuji atau riyaa’. Tidak diterima oleh Allah Ta’ala.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ خَالِصًا وَاْبتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya Allah tidaklah menerima suatu amalan kecuali (amalan) yang ikhlas dan mengharapkan Wajah Allah (H.R Abu Dawud dan anNasaai, dihasankan al-Iraqiy dan al-Albaniy)
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
✅Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
قال الله تعالى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah...
Syarat yang ketiga, agar suatu amalan ternilai amal sholih, adalah sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Janganlah kita beribadah kepada Allah kecuali berdasarkan petunjuk dan contoh dari Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Apabila seseorang beribadah kepada Allah tidak dengan petunjuk dari Nabi shollallahu alaihi wasallam, ia akan tersesat. Amalan yang tidak sesuai bimbingan Nabi itu akan tertolak.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah (tuntunan) kami, maka tertolak (H.R Muslim)
Dalam lafadz hadits yang lain, Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam perkara kami ini yang tidak ada (perintahnya dari kami) maka tertolak (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah)
Setiap hal yang diada-adakan dalam agama ini disebut dengan bid’ah. Nabi shollallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa setiap bid’ah adalah sesat.
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثاَتِ اْلأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Dan berhati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan karena setiap bid’ah adalah sesat (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah)
Dalam hadits Jabir dinyatakan bahwa Nabi selalu mengulang-ulang ucapan semacam itu pada permulaan-permulaan khutbah beliau baik pada saat Khutbah Jumat atau di waktu lain.
Para Sahabat Nabi ridhwaanullaahi alaihim ajma’in juga melarang keras dari kebid’ahan dan menjelaskan bahwa setiap bid’ah adalah sesat.
Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud –semoga Allah meridlainya- berkata:
اتبَّعِوُا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ikutilah (Sunnah Nabi) janganlah melakukan bid’ah, karena sesungguhnya kalian telah dicukupi, dan seluruh bid’ah adalah sesat (diriwayatkan oleh Abu Khoytsam dalam Kitabul Ilm dan Muhammad bin Nashr alMarwazy dalam as-Sunnah)
الْإِقْتِصَادُ فِي السُّنَّةِ أَحْسَنُ مِنَ الْاِجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ
Sederhana di dalam Sunnah lebih baik dibandingkan bersungguh-sungguh di dalam bid’ah (riwayat al-Hakim).
Maksudnya, sedikit amalan namun di atas Sunnah (sesuai bimbingan Nabi) lebih baik dibandingkan banyak beramal dan bersungguh-sungguh, namun di atas kebid’ahan.
Sahabat Nabi Ibnu Umar –semoga Allah meridlainya- berkata:
كلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
Semua bid’ah adalah sesat sekalipun manusia memandangnya baik (diriwayatkan oleh alBaihaqy dalam al-Madkhal dan Muhammad bin Nashr alMarwazy dalam as-Sunnah)
Sahabat Nabi Muadz bin Jabal –semoga Allah meridlainya- berkata:
فَإِياَّكُمْ وَمَا يُبْتَدَعُ فَإِنَّ مَا ابْتُدِعَ ضَلَالَة
Berhati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena perkara yang diada-adakan (dalam Dien; bid’ah) adalah sesat (Hilyatul Awliyaa’ (1/233)).
Sahabat Nabi Hudzaifah bin al-Yaman –semoga Allah meridhainya- berkata:
Hudzaifah bin al-Yaman –semoga Allah meridlainya- berkata:
كُلُّ عِبَادَةٍ لَمْ يَتَعَبَّدْ بِهَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا
“Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para Sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, janganlah kalian beribadah dengannya (Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah).
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan rahmat, taufiq, dan pertolongan kepada segenap kaum muslimin agar bisa mempersembahkan amal sholih yang diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا... اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا... اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا...
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ ,"إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Menyebarkan :
📱 : *Whatsapp Ilmu Syari // WA IS*
📲 : https://t.me/CTIS_ChannelTelegramIlmuSyari