Senin, 25 Maret 2019

Bacaan alquran tidak sampai pada mayit

◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📮https://telegram.me/salafysolo/
        ═══════ 📚 ══════

📖🍃 *MENGHADIAHKAN BACAAN ALQURAN UNTUK MAYIT*

➖➖➖➖

✅ Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat bahwasanya pahala bacaan al Qur'an tidak bisa sampai kepada mayit. Beliau berdalil dengan firman Allah Ta'ala

وأن ليس للإنسان إلا ما سعى

🍃 "Dan bahwasanya seorang manusia tidaklah mendapatkan melainkan apa yang telah diusahakannya." ( QS. An Najm:39 )

dan dengan hadits,

إِذَا مات بن آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

💢 "Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, terputuslah seluruh amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah Jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak yang shalih yang mendo'akannya." ( HR. Muslim no.1631 )

✅ Imam Nawawi menjelaskan,  "Yang masyhur menurut madzhab kami -yaitu madzhab Syafi'i- ialah, bahwa pahala bacaan al Qur'an tidak bisa sampai kepada mayit."

▶️ Beliau melanjutkan, "Adapun shalat dan seluruh amal ketaatan menurut (madzhab) kami dan jumhur (mayoritas ulama) juga tidak sampai (pahalanya kepada mayit)." ( Syarah Muslim 7/90 )

‼️ Imam Nawawi menerangkan bahwa ada sebagian Ulama' dari Madzhab Syafi'i yang berpendapat sampainya pahala bacaan al-Qur'an kepada mayit, namun dengan tegas beliau mengatakan,

وَكُلُّ هَذِهِ الْمَذَاهِبِ ضَعِيفَةٌ

⚠️ Bahwasanya pendapat tersebut adalah lemah

Mereka mengqiyaskan dengan doa, sedekah, dan haji yang pahalanya bisa sampai kepada mayit. Tentu saja ini qiyas yang tidak tepat, karena ibadah-ibadah tersebut secara tegas ada dalil yang menopangnya. Adapun bacaan al Qur'an sama sekali tidak ada.
( Lihat Syarah Muslim 1/90 )

✅ Imam Nawawi juga mengatakan,

🍃 "Dalam Kitab Syarhul Minhaj karya Ibnu an Nahwi (dikatakan), 'Pahala bacaan (al Qur'an) tidak sampai kepada mayit menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab kami."

✅ Al 'Izz bin Abdus Salam (ulama' besar madzhab Syafi'i) ditanya tentang pahala bacaan al Qur'an yang dihadiahkan kepada mayit, apakah bisa sampai kepadanya atau tidak?

▶️ Beliau menjawab, 'Pahala bacaan (al Qur'an) hanya sebatas bagi pembacanya saja, tidak bisa sampai kepada yang lainnya."

🌍 Sumber:
1. Syarahu An Nawawi 'ala Muslim
2. Hukmu Qiro'ati Al Qur'an lil Mauta Syaikh Ruslan

📝 Oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #aqidah
〰〰➰〰〰
📤 @warisansalaf

🔁 @BacalahAlQuran
🌅 @salafysolo
╚═══════🔎📚

📝 *Diposting ulang hari Rabu, 14 Rajab 1440 H / 20 Maret 2019 M*

🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_

🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com

📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah

📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah

💾 Channel Youtube:
http://bit.ly/Video_Ittiba_uRasulillah

📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*

•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•

Jumat, 15 Maret 2019

Bolehnya bersikap keras

🔥 BENARKAH SIKAP "KERAS" DALAM MEMBANTAH KESALAHAN TIDAK TEPAT LAGI DI MASA INI?! 🔥

🎙 Al-Imam al-Allamah Rabi' bin Hadi hafizhahullah

🛑 Penanya: Apakah benar apa yang dikatakan oleh sebagian orang bahwa sebab keras dalam bantahan-bantahan para salaf terhadap ahli bid'ah adalah karena tersebarnya as-Sunnah di masa itu?

✅ Asy-Syaikh Rabi': Sebab kerasnya mereka karena tersebarnya as-Sunnah? Apa maksud dari ucapan ini?

🛑 Penanya: Maksudnya kita tidak boleh bersikap keras terhadap ahli bid'ah sekarang ini karena sedikitnya pengamalan as-Sunnah.

✅ Asy-Syaikh Rabi': Jadi karena sedikitnya pengamalan as-Sunnah berarti kita mati dan kita mematikan dakwah salafiyyah?! Kita ini sekarang justru butuh untuk lebih keras lagi dibandingkan awal. Di masa awal (Islam) ahli bid'ah sedikit sehingga tidak membahayakan. Tetapi sekarang manusia semuanya ahli bid'ah kecuali sedikit. Maka harus ada penjelasan, kitalah yang menjelaskan.

Mereka menyebut keras orang yang bangkit menjelaskan kebenaran, sebagaimana mereka mensifati Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyyah, dan Ibnu Abdil Wahhab sebagai orang-orang yang keras. Karena mereka (ahli bid'ah) tidak memiliki senjata, mereka kehilangan senjata untuk menghadapi Ahlus Sunnah, sehingga mereka menyebut Ahlus Sunnah sebagai orang-orang yang keras.

Mana kerasnya? Sikap keras justru ada pada mereka sendiri. Coba baca kitab-kitab mereka dan dengarkan kaset-kaset mereka dan perhatikan sikap-sikap mereka, engkau akan melihat bagaimana mereka bersikap keras demi membela kebatilan mereka dan demi memerangi Ahlus Sunnah. Perhatikan bagaimana mereka suka mencela, berdusta, memfitnah, berbuat licik, dan seterusnya. Jadi ibaratnya seperti lempar batu sembunyi tangan.

Dahulu ahli bid'ah suka mencela dan mencaci-maki Ahlus Sunnah demi membela kebatilan, namun tidak ada suara-suara yang mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang keras.

Kitab-kitab (Muhammad) al-Ghazali dan al-Maududi serta orang-orang yang semisal dengan mereka penuh dengan celaan, cacian, ejekan, olok-olokan, dan sikap ekstrim, namun tidak ada seorangpun mengatakan bahwa mereka itu keras.

Tetapi tatkala Ahlus Sunnah bangkit membela kebenaran, baru mereka (ahli bid'ah) mengatakan bahwa Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang keras. Sekarang ini mereka bersandiwara (memutarbalikkan fakta) karena mereka tidak mendapatkan senjata apapun untuk melawan orang-orang yang berpegang teguh dengan kebenaran, sehingga mereka menggunakan cara-cara semacam ini (melemparkan tuduhan keras kepada Ahlus Sunnah).

Bagaimanapun keadaannya sikap hikmah itu dibutuhkan dan sikap keras itu juga dibutuhkan, dan masing-masing sesuai dengan tempatnya. Dan Allah yang mengatakan kepada Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam dan mewasiatkan kepada beliau agar menjalankan hukum Allah dan mewasiatkan agar bersabar, Dia berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ.

"Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka, dan tempat kembali mereka adalah Jahannam." (At-Taubah: 73)

Allah juga memerintahkan kepada beliau agar menghunuskan pedang kepada orang-orang kafir. Apakah yang seperti ini bukan sikap keras?!

Beliau juga merajam orang-orang yang berzina yang telah menikah dan mencambuk yang lainnya.

Beliau juga mengatakan:

وَاللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا.

"Demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya."

(Al-Bukhari no. 3475 dan Muslim no. 1688)

Ini merupakan sikap keras, tetapi dibutuhkan dan terpuji pada tempatnya. Jadi sikap keras tidaklah tercela secara mutlak, demikian juga sikap tenang dan lembut tidaklah terpuji secara mutlak. Jadi masing-masing sesuai dengan tempatnya, dan setiap medan ada ahlinya sebagaimana disebutkan dalam peribahasa.

📼 Kaset berjudul "Taqwallah wa ash-Shidq"

https://t.me/jujurlahselamanya/932

Rabu, 06 Maret 2019

Tantrum 2

Berdasarkan pengalaman terapi anak autis, hal-hal yang dapat dilakukan saat menghadapi anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum diantaranya sebagai berikut:

Pada saat anak dengan spektrum autis tantrum, ciptakan ‘safety area’. Pastikan tidak ada anak kecil lain di dekat anak, tidak ada benda tajam ataupun tumpul yang dapat digunakan anak untuk membahayakan orang lain maupun dirinya sendiri.

Observasi anak dari jarak aman. Biarkan anak sendiri terlebih dahulu untuk memberikan waktu anak menenangkan dirinya sendiri. Hal ini berlaku jika anak sedang berada di rumah, jika sedang di keramaian atau di tempat umum, segera tarik anak ke area yang sepi dan pastikan anak tidak lepas dari Anda.Netralkan emosi Anda. Ingatlah anak yang sedang Anda hadapi adalah anak dengan spektrum autis. Mereka diberikan keistimewaan untuk berkomunikasi dengan cara yang unik. Kesabaran merupakan kunci utama saat berhadapan dengan anak dengan spektrum autis. Dengan menetralkan emosi, kita juga dapat terhindar dari dampak negatif yang kemungkinan besar terjadi saat menangani anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum, seperti jantung berdebar-debar, kepala pening dan sebagainya. Tariklah napas dalam-dalam, berdoa lalu dekatilah anak dengan sikap atau bahasa tubuh yang bersahabat.

Tatap mata anak meskipun anak mungkin tidak membalas tatapan mata Anda. Tanyakan keinginannya dalam bahasa yang sederhana, misalnya ‘kamu kenapa?’ ‘kamu mau apa?’ Setelah memberikan pertanyaan, tunggulah beberapa saat untuk menunggu respon anak. Untuk anak dengan spektrum autis yang memiliki kemampuan verbal, mereka mungkin akan mengungkapkan keinginannya dengan sepatah kata ataupun sepotong kalimat, seperti ‘mau makan’, ‘mau jalan-jalan’, ‘mau menggambar’ dan sebagainya. Untuk anak dengan spektrum autis yang belum memiliki kemampuan verbal, Anda dapat menyediakan simbol-simbol yang mewakili aktivitas tertentu, seperti piring untuk makan, gelas untuk minum dan sebagainya. Anak dibiasakan untuk menunjuk simbol tertentu untuk mengungkapkan keinginannya.

Untuk membentuk perilaku positif pada anak, sebaiknya Anda jangan langsung memenuhi keinginan anak. Untuk tahap perkenalan awal pada peraturan (rules), minimal anak menenangkan dirinya terlebih dahulu baru kemudian berikan apa yang ia inginkan.Jika anak tantrum karena menolak untuk diberikan instruksi tertentu, misalnya belajar membaca atau menulis, ikuti langkah-langkah 1-5 di atas dan saat ditanyakan keinginannya anak misalnya mengungkapkan ia ingin menggambar, mintalah anak untuk menenangkan dirinya, selanjutnya bimbing ia melakukan instruksi yang kita berikan terlebih dahulu dan jelaskan setelah itu baru ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Untuk pembentukan perilaku awal, durasi waktu pelaksanaan instruksi, misalnya membaca, sebaiknya tidak terlalu lama dan selanjutnya dapat ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu dengan mengamati perkembangan anak. Pastikan juga sebelum kegiatan atau pemberian instruksi dimulai, kebutuhan dasar anak sudah terpenuhi (makan, minum, kondisi tidak sedang lelah dan sebagainya).

Adakalanya kontak fisik dibutuhkan untuk menenangkan anak dengan spektrum autis yang sedang tantrum. Ini terjadi saat anak tantrum dalam keadaan yang sangat hebat sehingga Anda kesulitan mengendalikan mereka dan khawatir anak akan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Teknik yang biasanya digunakan adalah teknik sandwich, dengan cara menggulung anak menggunakan kasur lipat atau matras. Pastikan keselamatan anak tetap diperhatikan selama teknik dilakukan; posisi kedua tangan di sisi tubuh, kaki tidak tertekuk dan area kepala sampai mulut tidak tertutup kasur lipat atau matras agar anak tidak mengalami kesulitan untuk bernapas.

Penanganan tantrum pada anak dengan spektrum autis perlu dilakukan sedini mungkin karena akan menyangkut manajemen perilaku anak di masa mendatang. Lebih mudah menangani anak dengan spektrum autis pada masa kecil dibandingkan di masa dewasa karena ukuran tubuh, tenaga dan juga sikap yang tidak terbiasa dikendalikan yang terbawa sampai anak dewasa akan lebih besar dan membutuhkan usaha yang lebih dari orangtua atau orang dewasa yang berinteraksi dengan anak. Anak yang terbiasa untuk mengontrol emosinya sedini mungkin akan memiliki perilaku yang lebih baik di masa remaja dan dewasanya. Intinya kembali lagi adalah proses, pembiasaan dan konsistensi.

Sebagai orangtua mungkin ada perasaan tidak tega melihat anak menangis. Manusiawi memang, namun hidup harus memilih dan pilihan dalam hal ini adalah apakah Anda ingin membiarkan anak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan karena tidak tega melihat mereka menangis untuk selanjutnya mungkin Anda akan berharap untuk dapat memperbaiki hal tersebut atau biarkan anak menangis saat ini karena penerapan disiplin dan manajemen perilaku yang Anda lakukan dan selanjutnya Anda serta anak Anda tersenyum bahagia di masa yang akan datang. (h.bee, 26/8/15: 10.38)

Tantrum

Tips yang dianjurkan pskiater dr Gitayanti Hadisukanto Sp.KJ (K). Ketika Tantrum atau ngamuk disertai tangisan

Pada anak yang Autis yang berusia masih balita, orangtua disarankan melakukan fiksasi yakni menjepit tubuh anak dengan mendekapnya dari belakang.

"Orangtua bisa memegang siku, pangkal paha, atau sendi tangan dan kaki anak untuk mengunci gerakannya tapi jangan sampai menyakiti. Tenangkan anak dengan kata-kata lembut agar perlahan Ia tenang," ujar dr Gita pada temu media yang dihelat Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (3/4/2017).

Sedangkan pada anak yang sudah mulai besar, tantrum bisa ditangani dengan memperingatkan anak untuk berhenti menangis dalam hitungan tertentu. Cara ini, tambah dia, tergolong efektif dalam meredakan tantrum pada anak.

Namun jika kedua cara ini tak ampuh menenangkan kondisi anak yang tantrum, orangtua, kata dr Gita sebaiknya segera mengonsultasikannya ke dokter. Anak dengan gangguan autisme harus menjalani pengobatan atau medikasi untuk menenangkannya.

Selasa, 05 Maret 2019

Tantrum dan meltdown autis

Bantu

Hello Sehat > Autisme > Panduan Mengajari Anak Penderita Autisme untuk Mengendalikan Diri

Panduan Mengajari Anak Penderita Autisme untuk Mengendalikan Diri

Oleh Irene AnindyaputriInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Yusra Firdaus - Dokter Umum.

Salah satu tantangan terbesar dalam membesarkan anak dengan autisme adalah berkomunikasi secara efektif. Sering kali anak dengan autisme dikira sedang mengamuk (tantrum), padahal ia sedang mengalami meltdown. Sayangnya, mereka tidak bisa mengungkapkan emosi dan pikirannya dengan gamblang pada orangtua. Akibatnya, Anda dan anak pun malah jadi ribut karena sama-sama tidak paham. Lalu, bagaimana caranya mengajari anak dengan autisme supaya bisa mengendalikan diri saatmeltdown? Ini dia tipsnya.

Mengenal meltdown pada anak dengan autisme

Meltdown berbeda dengan tantrum, yaitu amukan atau ledakan amarah anak pada umumnya. Pada kasus meltdown, anak-anak dengan autisme tidak mencari perhatian siapa pun. Mereka justru cenderung tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Selain itu, meltdownterjadi karena anak dengan autisme merasa tak berdaya. Sedangkan tantrum terjadi karena anak merasa ia punya kekuatan dan cara agar keinginannya dikabulkan.

Pada anak dengan autismemeltdownbisa terjadi karena berbagai hal. Misalnya karena ia tidak tahan dengan cahaya yang menyilaukan, suara bising, perubahan rencana, atau rasa makanan yang asing di mulut. Hal ini membuatnya jadi resah. Keresahan ini diungkapkan misalnya dengan cara menangis, menjerit-jerit, menggaruk kulit, memukul, menendang, atau menggigit kuku.

Tips mengajari anak penderita autisme untuk mengendalikan diri

Meltdown pada anak dengan autisme pada dasarnya bisa dicegah dan dikendalikan. Berikut tips-tipsnya.

1. Menetapkan batas waktu tertentu

Supaya anak merasa penuh kendali, sebaiknya jelaskan berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Anak mungkin jadi gelisah bila orangtua kelamaan belanja. Tenangkan anak dengan memberi tahu, “Lima belas menit lagi kita akan ke kasir”. Ini lebih ampuh daripada berulang kali menyuruh anak untuk sabar dan menunggu lebih lama.

2. Memberikan arahan yang jelas

Anak akan mulai meltdown ketika ia merasa bingung atau kaget. Jadi, usahakan untuk selalu memberi arahan yang jelas. Misalnya, “Sekarang kamu akan mandi. Baru setelah itu kita berangkat.” Jangan hanya berkata, “Cepat dong, jangan bermalas-malasan terus,” karena anak malah jadi bingung apa yang harus dilakukan.

3. Menyanjung perilaku baik anak

Bukan berarti orangtua harus memuji anak habis-habisan. Cukup beri tahu bahwa perilakunya yang baik patut dipertahankan. Dengan begitu, lama-lama anak dengan autisme akan membaca pola bahwa perilaku baik seperti itulah yang diharapkan darinya.

4. Gunakan bentuk kalimat positif

Saat meltdown, hindari kalimat negatif seperti, “Jangan menangis,” atau “Tidak boleh teriak-teriak.” Pasalnya, anak dengan autisme yang sulit berkonsentrasi mungkin hanya akan fokus pada kata-kata perintah seperti “menangis” dan “teriak-teriak”, bukan pada larangannya. Jadi sebaiknya gunakan kalimat yang positif. Misalnya, “Ayo tenang dulu,” atau, “Bicaranya pelan-pelan, ya.”

Minggu, 03 Maret 2019

MAKAM NABI MUHAMMAD ﷺ


MAKAM NABI MUHAMMAD ﷺ , yang paling kanan, SUNGGUH SEDERHANANYA MAKAM NABI MUHAMADﷺ
Ini adalah Miniatur Keadaan Makam Kuburan Nabi Muhammad ﷺ kemudian yang di tengah kuburan Abu Bakar ash-Shiddiq , dan paling kiri kuburan Umar al faruq.
Untuk lebih lengkap silahkan berkunjung ke Museum Dar Al Madinah di Jalan Safwan Ibn Malik Al Tamimi, Madinah, Arab Saudi. Buka setiap hari kecuali hari jum'at, biaya masuk dikenakan 15 reyal.