Minggu, 22 September 2019

PERBEDAAN MUKJIZAT KARAMAH DAN SIHIR

🌳 PERBEDAAN MUKJIZAT KARAMAH DAN SIHIR 🌳

Tukang-tukang sihir, dukun, dan manusia semodel mereka seringkali memamerkan “kehebatan” mereka, kebal api atau kebal bacokan pedang. Sebagian mereka tidur di atas paku-paku tajam atau dengan bangganya memakan pecahan-pecahan kaca. Aneh memang. Televisi pun tak ketinggalan menayangkan acara-acara tersebut. Anehnya, perbuatan syirik tersebut dianggap kesenian, budaya yang mendatangkan devisa, dan lebih menyedihkan manakala seorang yang menyatakan dirinya muslim berdecak kagum menyaksikan “kehebatan” mereka. Allahul Musta’an. Sepintas, fenomena aneh di hadapan kita itu mirip dengan mukjizat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang utuh tidak terbakar tatkala dilempar kaumnya di tengah kobaran api. Karena kemiripan antara mukjizat dan sihir dari sisi keduanya menyelisihi adat kebiasaan dan hukum alam, maka kita perlu memahami perbedaan mendasar antara mukjizat dan sihir.

Di antara hal penting yang menjadi kaidah membedakan antara mukjizat dan sihir:

1. Mukjizat berasal dari Allah Subhanahu wata’ala sebagai bentuk pemuliaan terhadap nabi dan rasul-Nya. Adapun sihir adalah amalan-amalan setan.

Bagaimana sihir terwujud? Tukang sihir dan dukun tidak mungkin melakukan perkara-perkara aneh tersebut melainkan jika mau memberikan persembahan kepada setan-setan, seperti menyembelih untuk jin, memberikan sesaji, atau yang semisalnya. Oleh karena itu, sihir adalah bentuk kekufuran kepada Allah Subhanahu wata’ala dan pelakunya kafir sebagaimana firman-Nya,

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ

“Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (al-Baqarah: 102)

2. Di antara perbedaan mendasar antara mukjizat dan sihir, mukjizat mengandung tantangan yang bersifat umum bagi penentang dakwah rasul untuk menghadapi mukjizat itu, kalau memang mereka mampu.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang mukjizat al-Qur’an,

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (al-Isra’: 88)

Berbeda halnya dengan sihir, tidak ada seorang penyihir pun berani membuka tantangan secara umum. Sebab, mereka tahu, banyak pula manusia yang seprofesi yang mungkin mendatangkan sihir yang lebih kuat, dan ini merugikan mereka sendiri. Apalagi saat sihir dihadapkan dengan ayat-ayat al-Qur’an dan zikir, niscaya mereka akan menuai kekalahan dan kebinasaan.

3. Mukjizat diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada nabi dan rasul-Nya tanpa laku/latihan tertentu, belajar, atau kaidah-kaidah yang harus senantiasa diterapkan.

Tidak pernah Nabi Musa ‘Alaihissalam mempelajari bagaimana tongkatnya berubah menjadi ular atau membelah lautan. Demikian pula semua mukjizat nabi dan rasul. Adapun sihir, ilmu ini memiliki kaidah-kaidah yang bisa dipelajari setiap orang, dengan syarat dia mau menjual agamanya.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ

Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat." (al-Baqarah: 102)

4. Sihir selalu bisa dikalahkan, baik dengan sihir yang lebih kuat maupun dengan zikir dan bacaan al-Qur’an. Berbeda halnya dengan mukjizat, tidak mungkin dikalahkan.

Allah Subhanahu wata’ala mengisahkan kekalahan sihir-sihir terhebat di zaman Musa ‘Alaihissalam. Sihir tidak mampu berhadapan dengan mukjizat Nabi Musa ‘Alaihissalam.

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ () فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ () فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانقَلَبُوا صَاغِرِينَ

Dan kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Sekonyongkonyong tongkat itu menelan apa yang mereka sihirkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina." (al-A’raf: 117—119)

Demikian empat hal di antara pokok-pokok perbedaan antara sihir dan mukjizat.

Lantas bagaimana halnya dengan karamah, yaitu kejadian menakjubkan di luar kebiasaan yang mungkin terjadi pada wali-wali Allah Subhanahu wata’ala sebagai karamah (pemuliaan) bagi mereka, apakah sama dengan mukjizat? Karamah diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada wali-wali-Nya, seperti apa yang Dia Subhanahu wa ta’ala berikan kepada Ashabul Kahfi berupa penjagaan dari kejelekan kaumnya dengan cara yang luar biasa. Mereka tidur selama 309 tahun dalam goa, seperti dikisahkan oleh al-Qur’an,

لَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

“Mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (al-Kahfi: 25)

Karamah hampir sama dengan mukjizat. Keduanya dari Allah Subhanahu wata’ala, hanya saja karamah tidak diiringi dengan pengakuan kenabian. Pembahasan tentang karamah insya Allah akan kita khususkan pada rubrik “Hadits.”

Ditulis oleh Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.

📑 Sumber: https://asysyariah.com/perbedaan-mukjizat-karamah-dan-sihir/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌍 Kanal Telegram: https://t.me/salafybaturaja

▫▫▫▫▫

🍋 TERMASUK SEDEKAH PALING UTAMA ADALAH KEPADA KARIB KERABAT YANG MEMUSUHI 🍋

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ

Sedekah yang paling utama adalah (sedekah yang diberikan kepada) karib kerabat yang memusuhi (H.R atThobaroniy, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim dari Ummu Kultsum bintu Uqbah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)

📑 WA al I'tishom

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌍 Kanal Telegram: https://t.me/salafybaturaja

▫▫▫▫▫

🛒🔥 DIANTARA SEBAB KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN!! 🔥🛒

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

ارتفاع الأسعار قد يكون بسبب ظلم العباد، وانخفاضها قد يكون بسبب إحسان بعض الناس.

"Naiknya harga barang-barang bisa jadi disebabkan karena kezhaliman hamba-hamba Allah, dan turunnya bisa jadi disebabkan karena berbuat baik kepada orang lain yang dilakukan oleh sebagian orang."

📚 Majmu’ul Fatawa, jilid 5 hlm. 519 | @forumsalafy

▫️▫️▫️▫️

MERENUNGI RENTETAN PERISTIWA DI IAIN

📖 اتباع السنة 📚
🌍 https://t.me/ittibau

*KAJIAN UTAMA*

❌🔥 *MERENUNGI RENTETAN PERISTIWA DI IAIN* ⛔❌

✍🏻 *Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc حفظه الله*

Sungguh memilukan, *hati terasa tersayat-sayat, kalbu serasa berontak, dan emosi meluap,* saat mendengar, membaca, bahkan melihat berbagai kejadian yang amat memukul, *terjadi di berbagai instansi berlabel Islam,* entah itu institut, sekolah tinggi, atau universitas Islam.

Tercatat sebuah perubahan besar dalam sejarah IAIN¹, *dengan munculnya Harun Nasution²* yang menawarkan berbagai perubahan dengan *mengusung slogan “Islam Rasional”.* Bukunya yang kontroversial, *_Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,_* dikukuhkan oleh Departemen Agama RI— berdasarkan rapat rektor IAIN se-Indonesia pada bulan Agustus 1973 di Ciumbuleuit Bandung— *sebagai buku wajib bagi setiap mahasiswa IAIN,* apa pun fakultas dan jurusannya. Kala itu, buku ini mendapat tantangan dan reaksi yang sangat keras dan tajam dari Prof. Dr. H.M. Rasjidi—Menteri Agama RI pertama—. *Beliau khawatir akan pengaruh buku tersebut bagi angkatan muda Islam,* karena menurutnya:

“Karangan Dr. Harun Nasution yang diwajibkan untuk dipelajari mahasiswa IAIN *adalah buku yang penuh fikiran kaum orientalis yang beragama Kristen.*

*I. Pernyataan bahwa Tuhan tidak perlu ditakuti tetapi dicintai,* adalah kata Kristen.
*II. Agama monotheisme adalah Islam, Yahudi, Kristen (Protestan dan Katolik), dan Hindu;* adalah fikiran _comparative religious_ yang ditimbulkan oleh orang-orang yang mengaku berdasar ilmiah dengan tidak berguna sedikitpun.
*III. Orang-orang yang kotor tidak akan diterima kembali ke sisi yang Mahasuci,* adalah ekspresi Kristen, pengaruh dari Neo Platonisme dan Gnosticisme.”³, demikian ungkapnya.

*Dari UIN Syarif Hidatullah Jakarta, tercetak tokoh-tokoh liberal* yang bertitel tinggi, siap mengerahkan kemampuannya untuk *menjunjung tinggi panji-panji liberalisme dalam beragama,* semacam *Azyumardi Azra, Kautsar Azhari Noer, Komarudin Hidayat, Abdul Muqsith Ghozali, Siti Musdah Mulia,* dan sederet nama lainnya.

*❌Dari IAIN Sunan Gunung Djati (kini UIN Sunan Gunung Djati, red.) Bandung,* _meledak kejadian yang sangat menghebohkan. Diperankan oleh anak-anak muda berpenampilan mirip berandalan, berambut panjang dengan mulut yang tersumbat rokok, dan berjalan sombong, *mengajak mahasiswa baru untuk berzikir dengan mengucapkan*_ *“anjing-hu akbar.”* Tiada rasa takut dan tiada rasa malu. *Ucapan kekafiran itu bahkan ia keluarkan dengan penuh kecongkakan.*

_Terdengar pula sebelumnya suara sambutan dari yang lain,_ *_“Selamat bergabung di area bebas tuhan_* ❗” Suara ingkar atas kekuasaan Allah  سبحانه وتعالى itu pun terdengar oleh para mahasiswa baru yang dia sambut. *Menyusul pula berikutnya teriakan “…Tuhan yang takut kepada akal manusia… Tuhan pengecut,”* bersama kata-kata ingkar dan kekafiran yang lain saling menyahut. Seolah kekafiran yang dilombakan untuk diperebutkan oleh anak-anak muda mirip berandal tersebut. *_Subhanallah,_ hanya kepada-Mu kami mengadu.*

*❌Dari IAIN Walisongo Semarang, terbit sebuah jurnal yang kemudian dibukukan.* Judulnya, *_Indahnya Kawin  Sesama Jenis._* Tanpa sopan santun dan rasa malu, *penulisnya mengajak untuk melegalkan perkawinan sesama lesbian dan sesama gay, disertai dengan arogansi penghinaan terhadap Nabiyullah Luth عليه السلام* serta sikap membabi buta dalam mengingkari ayat dan kandungannya.

*❌Tersentak pula jiwa ini ketika membaca bahwa IAIN Sunan Kalijaga (kini UIN Sunan Kalijaga, _red._) Yogyakarta telah meluluskan sebuah tesis dengan judul _Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan._* Tanpa menyadari kadar dirinya dan menyadari kebesaran Rabbnya sekaligus kalam-Nya, *penulis tesis itu menggoreskan tinta penanya untuk menggugat wahyu ilahi.* Apa lagi yang tersisa dari agama ini bila wahyu telah dilancangi❓❗

*❌Terdengar dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, seorang dosen mencoreng kesucian wahyu.*  Dengan penuh “keberanian” terhadap Penciptanya, *ia tuliskan lafadz Allah سبحانه وتعالى dalam secarik kertas lalu menginjak-injaknya, sembari menunjukkan penghinaan.*

*_Hasbunallah wa ni’mal wakil._*  Saya menarik nafas panjang-panjang *dengan pikiran yang penuh gundah gulana.* Tak habis pikir. Duduk termenung sambil bertanya-tanya, *“Sejauh inikah kerusakan*❓Siapa yang bertanggung jawab atas semua ini…❓”

Menggelayut dalam pikiran saya, *“Apa yang mesti saya perbuat*❓” *“Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai,”* itulah ungkapan yang tepat untuk apa yang tersimpan dalam dada ini.

Namun saya harus berbuat sebatas kemampuan yang ada, walau sekadar kritik yang membangun. *Kaum muslimin sendiri juga harus berbuat.* Semuanya itu tidak boleh dibiarkan bergulir, menggelinding bagai bola salju, *yang pada akhirnya anak-anak kaum muslimin menjadi korbannya.4*

_Wallahul musta’an._

*Catatan Kaki:*
1) Istilah IAIN sebenarnya hanya mewakili dari keseluruhan *Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang meliputi PTAIN (STAIN, IAIN, dan UIN), PTAIS, dan Fakultas Agama Islam (FAI) di PT umum.* Penggunaan istilah ini hanya untuk memudahkan, namun juga tidak untuk menggeneralisasi.

2) Mantan Rektor (1973—1984) dan Dekan Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. *Ia memperoleh gelar MA dan Doktor dari Institute of Islamic Studies McGill University, Montreal, Kanada.* Gelar doktornya ia peroleh pada tahun 1968.

3) http://www.scribd.com/doc/5485468/TOKOH-JIL-HARUN-NASUTION

*4) Catatan:* mayoritas penukilan yang sifatnya data dalam artikel ini dan yang setelahnya *diambil dari buku 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia dan kata pengantarnya.*

🌏📕 *Sumber* ||
https://t.me/salafymedia/4332

🌏📕 *Sumber* ||
https://asysyariah.com/merenungi-rentetan-peristiwa-di-iain/

🌏📕 *Sumber* ||
Majalah Asy Syariah Edisi 63

NASEHAT BAGI MEREKA YG MASIH TERLARUT DALAM KENIKMATAN DUNIA

🏙✈️NASEHAT BAGI MEREKA YG MASIH  TERLARUT DALAM KENIKMATAN DUNIA 🍒🌆

Al-Imam Al-Allaamah Muhanmad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:

Setiap kali hatimu lalai dan terlarut dalam kehidupan dunia, keluarlah engkau menuju kuburan..!

Dan renungkanlah mereka-mereka ini (penghuni kubur)..!
Kemarin mereka seperti dirimu berada diatas bumi, mereka makan, minum dan bersenang-senang.

Dan sekarang kemana mereka pergi? Sekarang mereka tergadaikan dengan amalan-amalan mereka (di kubur). Tidak bermanfaat bagi mereka kecuali amalan-amalan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda:

يتبع الميت ثلاثة : ماله وأهله وعمله ، فيرجع اثنان ويبقى واحد ، يرجع أهله وماله ، ويبقى عمله

“Akan mengiringi mayit tiga perkara, Hartanya, keluarganya dan amalannya. Maka akan kembali pulang dua perkara dan akan tinggal bersamanya satu perkara. Kembali pulang keluarganya dan hartanya, dan akan tinggal bersamanya amalannya.”

Maka renungkanlah mereka-mereka ini.

📑 Syarh Riyadhus -Shalihin 3/473.

قَالَ الإمام العلاَّمة : محمد بن صالح العثيميــن رحمـهُ اللهُ تعالـى :
【… وكلما غفل قلبك واندمجت نفسك في الحياة الدنيا فاخرج الى القبور وتفكر في هؤلاء القوم الذين كانوا بالأمس مثلك على الأرض يأكلون ويشربون ويتمتعون ، والآن أين ذهبوا ؟
صاروا الآن مرتهنين بأعمالهم ، لم ينفعهم إلا عملهم كما أخبر بذلك النبي عليه الصلاة والسلام أنه قال : ( يتبع الميت ثلاثة : ماله وأهله وعمله ، فيرجع اثنان ويبقى واحد ، يرجع أهله وماله ، ويبقى عمله ) ، ففكِّر في هؤلاء القوم !…】.

[شرح رياض الصالحين3/473]

⏩|| Grup Whatsapp Ma'had Ar-Ridhwan Poso

💽||_Join chanel telegram
http://telegram.me/ahlussunnahposo

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

PERBEDAAN MUKJIZAT KARAMAH DAN SIHIR

🌳 PERBEDAAN MUKJIZAT KARAMAH DAN SIHIR 🌳

Tukang-tukang sihir, dukun, dan manusia semodel mereka seringkali memamerkan “kehebatan” mereka, kebal api atau kebal bacokan pedang. Sebagian mereka tidur di atas paku-paku tajam atau dengan bangganya memakan pecahan-pecahan kaca. Aneh memang. Televisi pun tak ketinggalan menayangkan acara-acara tersebut. Anehnya, perbuatan syirik tersebut dianggap kesenian, budaya yang mendatangkan devisa, dan lebih menyedihkan manakala seorang yang menyatakan dirinya muslim berdecak kagum menyaksikan “kehebatan” mereka. Allahul Musta’an. Sepintas, fenomena aneh di hadapan kita itu mirip dengan mukjizat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang utuh tidak terbakar tatkala dilempar kaumnya di tengah kobaran api. Karena kemiripan antara mukjizat dan sihir dari sisi keduanya menyelisihi adat kebiasaan dan hukum alam, maka kita perlu memahami perbedaan mendasar antara mukjizat dan sihir.

Di antara hal penting yang menjadi kaidah membedakan antara mukjizat dan sihir:

1. Mukjizat berasal dari Allah Subhanahu wata’ala sebagai bentuk pemuliaan terhadap nabi dan rasul-Nya. Adapun sihir adalah amalan-amalan setan.

Bagaimana sihir terwujud? Tukang sihir dan dukun tidak mungkin melakukan perkara-perkara aneh tersebut melainkan jika mau memberikan persembahan kepada setan-setan, seperti menyembelih untuk jin, memberikan sesaji, atau yang semisalnya. Oleh karena itu, sihir adalah bentuk kekufuran kepada Allah Subhanahu wata’ala dan pelakunya kafir sebagaimana firman-Nya,

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ

“Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (al-Baqarah: 102)

2. Di antara perbedaan mendasar antara mukjizat dan sihir, mukjizat mengandung tantangan yang bersifat umum bagi penentang dakwah rasul untuk menghadapi mukjizat itu, kalau memang mereka mampu.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang mukjizat al-Qur’an,

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (al-Isra’: 88)

Berbeda halnya dengan sihir, tidak ada seorang penyihir pun berani membuka tantangan secara umum. Sebab, mereka tahu, banyak pula manusia yang seprofesi yang mungkin mendatangkan sihir yang lebih kuat, dan ini merugikan mereka sendiri. Apalagi saat sihir dihadapkan dengan ayat-ayat al-Qur’an dan zikir, niscaya mereka akan menuai kekalahan dan kebinasaan.

3. Mukjizat diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada nabi dan rasul-Nya tanpa laku/latihan tertentu, belajar, atau kaidah-kaidah yang harus senantiasa diterapkan.

Tidak pernah Nabi Musa ‘Alaihissalam mempelajari bagaimana tongkatnya berubah menjadi ular atau membelah lautan. Demikian pula semua mukjizat nabi dan rasul. Adapun sihir, ilmu ini memiliki kaidah-kaidah yang bisa dipelajari setiap orang, dengan syarat dia mau menjual agamanya.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُم بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ ۚ

Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat." (al-Baqarah: 102)

4. Sihir selalu bisa dikalahkan, baik dengan sihir yang lebih kuat maupun dengan zikir dan bacaan al-Qur’an. Berbeda halnya dengan mukjizat, tidak mungkin dikalahkan.

Allah Subhanahu wata’ala mengisahkan kekalahan sihir-sihir terhebat di zaman Musa ‘Alaihissalam. Sihir tidak mampu berhadapan dengan mukjizat Nabi Musa ‘Alaihissalam.

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ () فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ () فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانقَلَبُوا صَاغِرِينَ

Dan kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Sekonyongkonyong tongkat itu menelan apa yang mereka sihirkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina." (al-A’raf: 117—119)

Demikian empat hal di antara pokok-pokok perbedaan antara sihir dan mukjizat.

Lantas bagaimana halnya dengan karamah, yaitu kejadian menakjubkan di luar kebiasaan yang mungkin terjadi pada wali-wali Allah Subhanahu wata’ala sebagai karamah (pemuliaan) bagi mereka, apakah sama dengan mukjizat? Karamah diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada wali-wali-Nya, seperti apa yang Dia Subhanahu wa ta’ala berikan kepada Ashabul Kahfi berupa penjagaan dari kejelekan kaumnya dengan cara yang luar biasa. Mereka tidur selama 309 tahun dalam goa, seperti dikisahkan oleh al-Qur’an,

لَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

“Mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (al-Kahfi: 25)

Karamah hampir sama dengan mukjizat. Keduanya dari Allah Subhanahu wata’ala, hanya saja karamah tidak diiringi dengan pengakuan kenabian. Pembahasan tentang karamah insya Allah akan kita khususkan pada rubrik “Hadits.”

Ditulis oleh Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.

📑 Sumber: https://asysyariah.com/perbedaan-mukjizat-karamah-dan-sihir/

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌍 Kanal Telegram: https://t.me/salafybaturaja

▫▫▫▫▫

🍋 TERMASUK SEDEKAH PALING UTAMA ADALAH KEPADA KARIB KERABAT YANG MEMUSUHI 🍋

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ

Sedekah yang paling utama adalah (sedekah yang diberikan kepada) karib kerabat yang memusuhi (H.R atThobaroniy, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim dari Ummu Kultsum bintu Uqbah, dishahihkan Syaikh al-Albaniy)

📑 WA al I'tishom

🏡 Majmu'ah Salafy Baturaja
🌍 Kanal Telegram: https://t.me/salafybaturaja

▫▫▫▫▫

🛒🔥 DIANTARA SEBAB KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN!! 🔥🛒

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

ارتفاع الأسعار قد يكون بسبب ظلم العباد، وانخفاضها قد يكون بسبب إحسان بعض الناس.

"Naiknya harga barang-barang bisa jadi disebabkan karena kezhaliman hamba-hamba Allah, dan turunnya bisa jadi disebabkan karena berbuat baik kepada orang lain yang dilakukan oleh sebagian orang."

📚 Majmu’ul Fatawa, jilid 5 hlm. 519 | @forumsalafy

▫️▫️▫️▫️