Pos baru pada Yuk Kenal NU
oleh Admin YKNU
Orang-orang yang menganut paham komunis selalu saja mengembar-gemborkan semboyan persamaan derajat atau pemerataan ekonomi dalam hidup.
HAM, kebebasan berpendapat dan sosialisme menjadi kuda tunggangan untuk memuluskan keinginan mereka tersebut. Tidak beriman dan tidak menerima takdir bisa jadi merupakan faktor utama bergelimangnya penganut paham ini dalam kesalahan dan kesesatan.
Disamping itu pula menganggap sepele, ringan dan kecil setiap nikmat yang didapat sepertinya menjadi pencetus yang tidak bisa diabaikan.
Selalu melihat orang-orang yang ternilai “lebih” dalam pandangannya sehingga mengakibatkan munculnya perasaan minder, kecil hati dan kurang bersyukur bahkan inkar dengan nikmat yang ada pada dirinya.
Jauh-jauh hari, baginda nabi yang mulia telah mengingatkan kita semua tentang hal ini. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al Imam Muslim dan yang lainnya, beliau bersabda;
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Lihatlah kepada orang-orang yang berada dibawah kalian dan jangan melihat kepada yang lebih tinggi dari kalian. Yang demikian ini lebih baik untuk kalian tidak memandang kecil dan rendah nikmat Allah yang ada.”
Seseorang yang selalu melihat orang-orang yang Allah lebihkan dari urusan dunia maka dia akan berharap menjadi semisal dengannya. Lalu dia akan merasa bahwa nikmat yang didapat olehnya amat sangat sedikit dan rendah. Hasad, iri, dendam, emosi dan penyakit-penyakit hati menjadi muncul bahkan berkembang.
Akhirnya dia berjuang untuk mencapai derajat yang sama dengan orang-orang tadi atau minimalnya mendekati, walaupun harus menghalalkan segala cara atau melanggar aturan agama.
Menghalalkan segala cara menjadi hal yang biasa bagi sebagian dari mereka. Fenomena ini adalah fenomena yang terjadi dan dialami oleh mayoritas manusia, terkhusus mereka yang menganut paham komunis.
Jika saja semua orang mau sejenak menegok ke bawah, melihat orang-orang yang lebih sedikit, lebih sengsara dan lebih menderita darinya terkait urusan dunia maka akan tersadar dan terasa bahwa dirinya benar-benar mendapatkan nikmat yang lebih dan besar. Rasa iri, hasad, dengki dan merasa tidak adil dan terdzalimi serta yang semisalnya tidak akan menyapa apalagi berbunga.
Justru yang muncul adalah rasa syukur dan rendah diri yang kemudian membuahkan amalan-amalan kebaikan.
Maka sudah sepatutnya bagi setiap insan untuk tidak tergiurkan dan terlena dengan indah dan manisnya dunia. Allah telah mengingatkan dalam sebuah firmanNya,
وَلا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu (terkagum-kagum) kepada nikmat yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Karunia Rabbmu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (Thaha : 131).
Admin YKNU | April 11, 2017 pukul 10:59 am | URL:http://wp.me/p6EU6b-21M
Berhenti berlangganan dari agar tidak lagi menerima pos dari Yuk Kenal NU.
Ubah pengaturan email Anda di Kelola Langganan.
Sulit mengeklik? Salin dan rekatkan URL ini ke peramban Anda:
http://www.yuk-kenal-nu.net/2017/04/11/selalu-melihat-ke-bawah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar