Minggu, 08 Oktober 2017

kelompok dan firqoh

“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
🌱
Di zaman kita saat ini begitu banyak kelompok dan firqoh yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Islam ahlus sunnah dan setiap kelompok mengaku menyandarkan kepada Al-Qur'an dan As-sunnah. Namun dalam menyandarkan setiap ilmu dan tindakannya dalam beragama setiap kelompok mempunyai perbedaan padahal awalnya Islam berada dalam satu ajaran yakni dienul Islam atas wahyu yang diturunkan oleh Allah kemudian diwahyukan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
🌱
Jika setiap kelompok ahlus sunnah mengaku dirinya berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah maka tentu TIDAK akan terpecah belah. Namun, setiap kelompok faktanya tak menyandarkan diri mereka kepada As-salafush sholih (generasi terbaik di masa nya), namun mereka lebih memperturutkan hawa nafsunya dalam mengamalkan ajaran/praktik beragama mereka.
🌱
Jika ditanya, apakah setiap kelompok mempunya dalil tentu setiap kelompok akan mengaku punya dalil. Sebagaimana kelompok ahlul bid'ah yang tak jarang mengaku punya dalil atas apa yang mereka kerjakan. Mereka mendasarkan atas pemahaman para ulama'/habib/kiai mereka saja hingga mereka menjadi taqlid buta sehingga jauh dari pemahaman para shahabah, imam madzhab, dan ulama salaf (terdahulu). Begitupun dengan kelompok khawarij yang membenarkan cara amalan mereka untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah yakni dengan jihad (meledakkan diri) dimana pun, membunuh dengan mengucap takbir padahal yang dibunuh juga mengucapkan takbir pula. Begitupun kelompok syi'ah mereka juga mempunyai dalil atas apa yg mereka kerjakan. Yakni dalil dari para ulama su'u mereka yang tentunya dari Qur'an dan hadits yang dibuat sendiri oleh mereka lalu ditafsirkan dengan cara yang bathil sesuai dengan hawa nafsu.
🌱
Bukankah agama ini milik Allah? Jika agama ini milik Allah maka kembalikanlah semua ajaran dan amalan kita sesuai dengan syariatNya, kepada pemilik agama ini. Kita beragama tidak berpatokan kepada seorang tokoh terkenal atau kelompok sahaja. Namun kita beramal sudahkah sesuai dengan orang-orang terbaik dimasanya para salafush sholih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar