Minggu, 28 Februari 2016

Heran dengan manusia

Keadaan Manusia

Kadang heran memperhatikan keadaan manusia..

1. Mereka bingung cari cara menurunkan berat badan… Padahal dengan puasa; dia dapat pahala, sehat, dan badannya otomatis bisa susut.

2. Mereka bingung cari jalan pembuka rizki, bahkan tak sedikit yang ndukun, padahal Islam dari dulu sudah memberikan banyak amalan pembuka rizki, mulai dari istighfar, silaturrahim, sedekah, dan banyak amalan lainnya.

3. Mereka bingung mencari ketenangan, kebahagiaan, dan kesejukan hati, padahal Islam dari awal sudah mengatakan: “Dengan berdzikir hati menjadi tenang”… “Dengan beramal saleh hidup akan menjadi baik”.. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya.

Intinya: Sebenarnya Islam sudah memberikan solusi untuk semuanya, hanya saja apakah kita punya tekad atau tidak untuk mengaplikasikannya, tanyalah diri Anda…

http://bbg-alilmu.com/archives/8884

Tidur adalah mati kecil

Menuju Kematian Kecil.

Setiap malam, kita mengalami kematian..
yaitu kematian kecil nama lain tidur..

A. Mati Di Waktu Tidur.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ..
“Allah mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya dan (mewafatkan) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya..” (QS. Az-Zumar: 42)

Adakalanya kematian kecil berlanjut menjadi kematian besar, berupa lepasnya ruh dari jasad..

B. Hendak Tidur.

Saat hendak tidur diantara doa yang biasa dibaca:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
(Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa)
“Dengan menyebut nama-Mu Ya Allah, aku mati dan aku hidup..” (HR. Bukhari: 6324)
Bila esok hari kita masih diberi kesempatan hidup dari "kematian" malam ini..
Maka jangan disia-siakan..
-----------ooo-----------

Wanita dirumah

KEUTAMAAN WANITA DI RUMAH
Dikeluarkan oleh Ath-Thabarani dalam al- mu'jam al-kabir (8914) dari jalur Abul Ahwas, dari Abdullah Bin Mas'ud رَضِيَ اللهُ عَنُْه berkata:
إنما النِّسَاءُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّ الْمَرْأَةَ لَتَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهَا، وَمَا بِهَا مِنْ بَأْس،
فَيَسْتَشْرِفُ لَهَا الشَّيْطَانُ، فَيَقُولُ:
" إِنَّكِ لَا تَمُرِّينَ بِأَحَدٍ إِلَّا أَعْجَبْتِهِ،
وَإِنَّ الْمَرْأَةَ لَتَلْبَسُ ثِيَابَهَا،فَيُقَالُ:
أَيْنَ تُرِيدِينَ؟
فَتَقُولُ: أَعُودُ مَرِيضًا، أَوْ أَشْهَدُ جِنَازَةً، أَوْ أُصَلِّي فِي مَسْجِدٍ،
وَمَا عَبَدَتِ امْرَأَةٌ رَبَّهَا مِثْلَ أَنْ تَعْبُدَهُ فِي بَيْتِهَا ".
[ صحيح ]
"Sesungguhnya wanita itu aurat, dan sesungguhnya ketika wanita keluar dari rumahnya, dan tidak ada sesuatu masalah apapun dengannya, lalu syaithan menjadikan pandangan menjadi indah tertuju kepadanya. Dia (syaithan) berkata: Sesungguhnya tidak seorang pun yang engkau lewati melainkan engkau telah membuatnya takjub. Sementara wanita itu memakai pakaiannya (untuk keluar) , lalu ditanya: hendak kemana engkau? Maka dia menjawab: Aku ingin menjenguk orang sakit, atau melayat jenazah, atau shalat di masjid.
Tidaklah seorang wanita menyembah Rabb- nya dengan yang lebih baik dari menyembah-Nya ketika ia berada di rumahnya." (Sahih)
Faedah dari channel Syaikh Arafaat.
https://telegram.me/Arafatbinhassan

Beda maksiat dan ibadah

Beda kemaksiatan dengan ibadah
Maksiat ringan, disaat sendirian sedangkan ibadah berat disaat sendirian.

Maksiat berat disaat banyak manusia karena malu, sedangkan ibadah ringan disaat banyak manusia

Bekam

MARI BERBEKAM

======================

Rasulullah shollallahu alaihi wassalam bersabda: "Sesungguhnya waktu terbaik melakukan bekam adalah pada tanggal 17, 19, dan 21 setiap bulannya.” (HR. at-Tirmidzi)“Barang siapa melakukan bekam pada tanggal 17, 19 atau 21, akan sembuh dari setiap penyakitnya.” (HR.Abu Dawud)

======================
17, 19, 21 jumadil ula 1437H =

26,28 February,  Dan 1maret 2016

�� MENCARI KESEMBUHAN DENGAN SUNNAH .

Sabtu, 27 Februari 2016

Buruknya maksiat

BURUKNYA AKIBAT KEMAKSIATAN
Berkata Al-Allamah Ibnuk Qayyim رَحِمَهُ الله :
من نظر في أحوال أهل عصره وما أزال الله عنهم من نعمه وجد ذلك كله من سوء عواقب الذنوب كما قيل:
إذا كنت في نعمة فارعها ... فإن المعاصي تزيل النعم
"Barangsiapa yang memperhatikan keadaan orang- orang yang hidup dimasanya, dan apa yang Allah عَزَّ وَجَلَّ hilangkan berbagai kenikmatan-Nya dari mereka, maka dia mengetahui bahwa semua itu terjadi akibat buruknya akibat kemaksiatan, seperti yang dikatakan:
Jika engkau merasakan sebuah kenikmatan maka peliharalah
Sesunguhnya kemaksiatan itu menghilangkan berbagai kenikmatan."
(Bada'iul fawaaid: 2/ 206)

Istighfar dan sholawat

���� PERBANYAKLAH ISTIGHFAR dan SHALAWAT

asy-Syaikh "Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah :

�� "Memperbanyak dzikir kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya serta bershalawat dan salam kepada Rasulullah Shallahu 'alahi wa Sallam termasuk sebab terbesar mendapatkan ketenangan dan kelapangan hati, serta tenang dan senang mengingat Allah, hilanglah ketidaktenangan, kegoncangan, dan kebingungan.

�� Akan tetapi tidak ada pada istighfar dan shalawat batasan tertetu,
⏺ Yang disyari'atkan adalah memperbanyak istighfar serta shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam
��Janganlah seseorang membatasi dengan batasan tertentu.
Silakan engkau banyak beristighfar! seratus kali, atau lebih, atau kurang dari itu.
�� Adapun pembatasan hanya seratus kali saja, maka ini tidak ada landasannya.
✍�� Akan tetapi hendaklah engkau perbanyak istighfar serta shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, baik ketika engkau duduk maupun berdiri,  di malam hari  maupun di siang hari,  di jalan maupun di rumah,
➡karena Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
(إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab: 56)

⏯ Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
(مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)
"Barang siapa bershalawat kapadaku dengan sekali shalawat,  Allah akan bershalawat kepadanya dengan sepuluh kali shalawat"  .
   �� Maka perbanyaklah istighfar serta shalawat!!
��Bergembiralah dengan kebaikan. Tidak ada  batasan tertentu dalam hal ini.
�� Engkau bershalawat atas Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berapa yang mudah bagimu, sepuluh kali  atau lebih, atau kurang dari itu, sesuai dengan kemudahan tanpa memberi batasan bilangan tertentu."

��Majmu' Fatawa ibnu baz (11/209)

•••••••••••••••••••••
������ Majmu'ah Manhajul Anbiya
��▶ Join Telegram https://bit.ly/ManhajulAnbiya
�� Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tiada keraguan

Allahazza jalla dalam al-Quran telah berfirman :

ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ)٢

“Kitab al-Quran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
(al-Baqarah : 2)

Marilah kita terus berusaha meningkatkan rasa khasyah (takut) kepada Allahsubhanahu wa ta’ala, karena setiap aktivitas yang kita lakukan senantiasa dicatat oleh malaikat pencatat amal.

Allahazza wa jallaberfirman:

مَا يَلْفِظُ مِن
ْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ)١٨

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (Qof : 18)

Setiap ucapan, perbuatan kita pasti akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allahazza wa jalla kelak.
وَلا تَقْفُ مَا لَيْس
َ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا )٣٦

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (al-Isra’ : 36)”

Blog pembongkar syubhat NU

http://www.yuk-kenal-nu.net/

Tahlilan

Tahlilan dalam Timbangan Islam | Manhajul Anbiya http://www.manhajul-anbiya.net/tahlilan-dalam-timbangan-islam/ -- shared by UC Mini

Syarat menang

Allah menyebut karakteristik umat yang kelak memperoleh kemenangan dan kejayaan, di antaranya menegakkan amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

Firman-Nya:“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Imran: 104)

Rasulullah memerintahkan pula untuk menghapus kemungkaran. Kata Abu Sa’id Al-Khudri , “Saya telah mendengar Rasulullah bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإْنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْيَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ“

Barangsiapa melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya. Bila tidak mampu, (ubahlah) dengan lisannya. Bila tidak mampu, dengan hatinya. Yang demikian itu selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no. 49)

Rasulullah  memerintahkan pula untuk berkata yang baik. Bila tak bisa, diam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah , dari Rasulullah beliau bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِن
ُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ“

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbicaralah yang baik atau diam
(HR. Muslim no. 34)

Partai, legislatif wanita

seseorang, partai atau jamaah yang terjerembab ke dalam kubangan lumpur demokrasi, maka jerat-jerat aturan perundangan akan mengikatnya. Dia harus tunduk dengan segala perundangan yang ada walau perundangan tersebut menyelisihi syariat.

Peraturan yang mengharuskan setiap partai mengajukan calon legislatif dengan komposisi (keterwakilan) 30% harus wanita, tentu bukan semata aturan untuk partai peserta pemilu. Peraturan ini harus dilihat pula sebagai bentuk kemenangan para pejuang emansipasi wanita.

Sedangkan agenda tersembunyi dari program emansipasi yaitu merobek hijab muslimah dan mengeluarkan kaum muslimah dari tradisi Islam. Bila kaummuslimah sudah duduk di kursi legislatif, maka koyaklah hijab mereka.Mereka akan bercampur dengan laki-laki yang bukan mahram, mendedahkan aurat, bebas berpandangan antar lawan jenis dan keluar rumah dengan sebab yang bukan darurat.

Tak cuma itu, akibat mengikuti sistem demokrasi, maka saat kampanye berlangsung, para wanita turut membaur di antara peserta kampanye laki-laki. Di manakah letak pengamalan terhadap syariat?

Padahal Allah telah berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhiasdan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu.” (Al-Ahzab: 33)

Allah berfirman:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya’.” (An-Nur: 31)

Pemilihan terhadap wanita untuk menduduki jabatan yang memiliki tanggung jawab dalam kepemimpinanumat, masuk dalam kategori hadits Abu Bakrah

:لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً“

Tidak akan beruntung satu kaum (bangsa) yang menyerahkan kepemimpinannya kepada seorang wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 4425)

Apa yang dilakukan partai-partai “Islam” kala Megawati dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maju mencalonkan diri menjadi Presiden? Partai-partai “Islam” nyaring menyuarakan penentangannya. Menjelang Pemilu 1999 kala itu diwarnai persaingan antara kalangan Islam dengan nasionalis sekuler.

Partai-partai “Islam” berupaya menjegal Megawati untuk duduk di kursi RI-1. Mereka menggunakan banyak cara, termasuk mencari justifikasi (pembenaran) dari agama bahwa Islam melarang wanita menjadi kepala negara.Setelah melebur dalam ‘poros tengah’,partai-partai “Islam” mengusung nama Gus Dur untuk dicalonkan menjadi Presiden. Upaya ‘poros tengah’ berhasil.

Gus Dur menduduki kursi presiden. Namun, kala kinerja Gus Dur morat-marit, ‘poros tengah’ yang didukung partai-partai “Islam” menarik dukungannya kepada Gus Dur. Akhirnya, Gus Dur makzul, lengser dari kursi presiden. Penggantinya adalah Megawati. Posisi Megawati menguat karena mendapat dukungan partai-partai “Islam”.Dulu, partai-partai “Islam” sekuat tenaga menjegal Megawati jadi presiden, tapi setelah itu berbalik mendukungnya. Dalil agama yang melarang wanita jadi kepala negara pun sirna. Tak terdengar lagi gaungnya. Nyata, pernyataan boleh tidaknya wanita jadi kepala negara hanya retorika politik. Para politisi, termasuk dari partai-partai “Islam”, telah melakukan politisasi agama guna memperoleh dukungan kalangan Islam. Agama akan dijunjung sedemikian rupa manakala menguntungkan para politisi atau partai. Namun ketika agama tidak bisa atau menghambat perolehan suara atau kedudukan partai dan politisi, maka agama itu pun dicampakkan.

Janji Allah

Allah  telah berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

Kata Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, pertolongan Allah bisa diperoleh dengan mengikuti syariat-Nya dan bersabar (dalam menjalankannya). Sebagaimana firman-Nya:“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)

Ini sebagaimana tersebut dalam pernyataan Rasulullah kepada Abdullah bin Abbas

:احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ“

Jagalah (hukum-hukum) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah (hukum-hukum) Allah niscaya akan engkau dapati Dia di depanmu.” (HR. At-Tirmidzi no. 2516, dishahihkan Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 7957)

Maka, barangsiapa menjaga Allah  dengan menjaga agama-Nya, istiqomah, saling menasihati dan bersabar atasnya, kelak Allah  akan menolongnya, mengokohkannya atas musuh-musuhnya serta menjaganya dari tipu daya musuhnya.

Allah berfirman:
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (Ar-Rum: 47)

Nampak, betapa keberhasilan yang gilang-gemilang dari generasi utama umat ini karena ketaatan, ketundukan, dan ketulusan mereka dalam menetapi perintah Allah dan Rasul-Nya.

Mereka adalah generasi yang senantiasa ittiba’ (mengikuti) apa yang dicontohkan Rasulullah . Inilah kunci keberhasilan mereka. Dengan pertolongan Allah, mereka berhasil menguasai dan memimpin di dunia. Ke sanalah mesti merujuk. Merekalah yang patut untuk diteladani. Bukan mengikuti langkah-langkah yang telah dicanangkan secara sistematik oleh orang-orang kafir, musuh-musuh Islam.

Ketika menukil ayat:“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Ma’idah: 55-56)

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam menyatakan: “Perhatikan, Allah  telah menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang beriman atas musuh-musuh Allah  setelah menyebutkan kaidah (prinsip) keimanan, yaitu sikap wala’ (loyalitas) yang kokoh kepada Allah, Rasul-Nya , dan orang-orang yang beriman. Sikap wala’ (loyalitas) ini diiringi pula dengan sikap berlepas diri secara totaldari musuh-musuh (Allah ).” (Tanwir Azh-Zhulumat, hal. 49)

Maka, apa yang akan terjadi jika perjuangan menegakkan Islam tanpa mengindahkan prinsip-prinsip keimanan? Bahkan prinsip-prinsip tersebut dinjak-injak dan dicampakkan demi meraup suara pada pemilu. Wallahul Musta’an.

Bila di undang yasinan

jika ada tetangga dekat rumah mengundang acara selamatan yasinan/tahlillan, jawaban apa yang seharusnya lebih enak dan tepat...?
barokallohu fiikum��

Dijawab oleh Al ustadz Abu ammaralwonogiri hafidzohulloh:

Bismillah .Biar tidak terus kucing2an dengan mereka mungkin kita ucapkan dengan terus terang seperti : insyaa alloh kita ikut mendo'kan apa yang menjadi hajat bapak , adapun acara seperti ini saya tidak melakukan saya minta maaf sebelumnya .. dll ..

��WSNSalafiyyin nusantara��WA Pencari Al haq Cikarang

Berdoa dengan bahasa sendiri

�������� HUKUM BERDO'A DI TENGAH SHALAT DENGAN SELAIN BAHASA ARAB

�� Asy Syaikh Shalih Fauzan bin 'Abdillah Al Fauzan Hafizhahullah
..............................................

�� Pertanyaan : "Apa hukum berdo'a pada tempat-tempatnya ditengah shalat apabila menggunakan selain Bahasa Arab ?"

�� Jawaban : "TIDAK BOLEH,
�� apabila dia bisa berbahasa Arab dengan baik maka dia harus berdo'a dengan bahasa Arab.
✅ Adapun jika TIDAK BISA berbahasa Arab dengan baik maka dia berdo'a dengan bahasa dia, TIDAK MENGAPA".

*****
���� Sumber Audio : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/12257

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
✏ Alih Bahasa : Tim Istifadah
�� Arsip WALIS » http://walis-net.blogspot.com/2016/02/hukum-berdo-di-tengah-shalat-dengan.html
�� Kritik dan saran » http://goo.gl/d0M01P
�� Faedah Lain » http://salafymedia.com/blog/category/al-istifadah/

----------------
نص السؤال     يقول فضيلة الشيخ وفقكم الله: ما حكم الدعاء في مواطنه أثناء الصلاة إذا كان بغير اللغة العربية ؟

http://www.alfawzan.af.org.sa/node/12257

•••••••••••••••••••
�� Majmu'ah AL ISTIFADAH
�� http://bit.ly/tentangwalis
▶ Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN
�� مجموعة الاستفادة
�� Sabtu, 18 Jumadal Ula 1437 H // 27 February 2016 M

������������������

Dialog muslim dan nasrani

✅���� KISAH MENAKJUBKAN : JAWABAN TELAK SEORANG AWAM TERHADAP SEORANG NASRANI
..............................................

�� Berkata Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah :

�� "Seseorang yang masih diatas fitrahnya dia memiliki jawaban yang tidak dimiliki oleh orang berilmu yang telah menyimpang fitrahnya.

�� Diceritakan, bahwa ada salah seorang (muslim) dari penduduk Nejed yang berkumpul dengan orang nasrani, aku menduganya di Mesir. Terjadi perbincangan diantara keduanya sebagaimana perbincangan yang banyak terjadi antara dua orang yang sedang duduk.

�� Si nasrani berkata kepadanya : "Kalian wahai orang-orang muslim adalah orang-orang zhalim !"

�� Si awam bertanya : "Bagaimana bisa begitu ?!"

�� Si nasrani menjawab : "Karena kalian membolehkan bagi kalian untuk menikahi wanita kami, sementara kalian tidak membolehkan bagi kami untuk menikahi wanita kalian".

�� Apakah ini benar, ataukah tidak benar ?, terdapat rincian,
❌ perkataan dia "Sesungguhnya kalian adalah orang-orang zhalim" ini tidak benar,
☑ dan perkataan dia "kalian membolehkan ini dan tidak membolehkan itu" ini benar.

�� Maka si awam ini mengatakan kepadanya :

�� "KAMI MENGIMANI NABI KALIAN SEMENTARA KALIAN TIDAK MENGIMANI NABI KAMI"

���� Subhanallah, benar-benar jawaban yang telak lagi memuaskan, dia melanjutkan :

�� "BERIMANLAH DENGAN NABI KAMI MAKA KALIAN BOLEH MENIKAHI WANITA DARI KAMI"

���� Ini adalah jawaban yang bagus".

*****
����Sumber Audio : http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_076_04.mp3

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
✏ Alih Bahasa : Tim Istifadah
�� Arsip WALIS » http://walis-net.blogspot.com/2016/02/jawaban-telak-seorang-awam-terhadap.html
�� Kritik dan saran » http://goo.gl/d0M01P
�� Faedah Lain » http://salafymedia.com/blog/category/al-istifadah/

----------
▫قصة إفحام رائعة▫

�� قـال الشيــخ ابن عثيميـن رحمه الله :

【الإنسان الذي على فطرته عنده من الجواب ما ليس عند العالم المنحرف،
يقال: إن رجلاً من أهل نجد اجتمع بنصراني أظنه في مصر، وجرى الحديث بينهما كما يجري الحديث بين الجالسين كثيراً،

فقال له النصراني: أنتم أيها المسلمون ظلمة،

��قال: كيف؟

قال: لأنكم تبيحون لأنفسكم أن تتزوجوا منا ولا تبيحون لنا أن نتزوج منكم. هل هذا صحيح هذا أم غير صحيح؟

فيه تفصيل، فقوله: أنكم ظلمة، غير صحيح، وقوله: تبيحون ولا تبيحون، صحيح،

��فقال له العامي: نحن نؤمن بنبيكم وأنتم لا تؤمنون بنبينا،
سبحان الله! جواب مفحم مقنع،
آمنوا بنبينا ولكم أن تتزوجوا منا. وهذا جواب سليم.】

❍ رابـط الفتــوى ❍
http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/mm_076_04.mp3

•••••••••••••••••••
�� Majmu'ah AL ISTIFADAH
�� http://bit.ly/tentangwalis
▶ Telegram http://bit.ly/alistifadah JOIN
�� مجموعة الاستفادة
�� Sabtu, 18 Jumadal Ula 1437 H // 27 February 2016 M

������������������

Minggu, 21 Februari 2016

Sutroh bagi masbuk

Sedikit pengingat di pagi hari.
Karena kita masih sering menemukan, masbuk yg jalan ke depan atau nyari orang didepannya sebagai sutrah.

������
�� Fatwa Fiqih

�� HUKUM BERJALAN DALAM KEADAAN SHALAT UNTUK MENCARI SUTROH

�� Fatwa Asy-Syaikh Ibnu Baz & Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahumallah.

✏ Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

Makmum ketika imam telah salam, maka ia menjadi munfarid/sendirian.  Maka dalam keadaan ini -sutroh imam adalah sutroh baginya (makmum) - tidak berlaku lagi, karena si imam saat ini bukan lagi imam, ia sudah berpindah dari posisinya sebagai imam.

Namun setelah itu jika makmum kembali berdiri meneruskan shalat, apakah disyari’atkan bagi makmum untuk mencari sutroh? Yang nampak bagiku, TIDAK DISYARIATKAN untuk mencari sutroh. Karena para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika mereka masbuk dan hendak menyelesaikan sisa shalatnya, mereka TIDAK LAGI MENCARI SUTROH. Lalu jika kita katakan bahwa sebaiknya mencari sutroh, atau bahkan wajib bagi yang berpendapat wajibnya sutroh, maka pada umumnya diperlukan melangkah dan gerakan yang tentunya tidak bisa kita bolehkan KECUALI DENGAN DALIL YANG TEGAS.
Maka yang nampak disini, kita katakan kepada makmum bahwa sutroh anda sudah berakhir dengan berakhirnya imam dan ANDA TIDAK PERLU MENCARI SUTROH. KARENA TIDAK ADA DALIL MENGENAI MENCARI SUTROH DI TENGAH-TENGAH SHALAT. Yang ada dalilnya adalah mencari sutroh SEBELUM mulai shalat.”

(Liqa Babil Maftuh, kaset no. 155, fatwa no. 16, Al Mausu'ah Asy Syamilah)

سترة الإمام سترة للمأموم أثناء الصلاة:
________________________________________
السؤال: نعلم بأن سترة الإمام سترة للمأموم، فإذا انتهى الإمام من صلاته وقام المأموم يقضي فهل تستمر سترة الإمام سترة للمأمومين، أو يكون الإمام سترة للمأموم بعد انفراده؟
________________________________________
الجواب: المأموم لما سلم الإمام صار منفرداً فلا تكون سترة الإمام سترة له حتى الإمام الآن ليس بإمام؛ لأنه انصرف وذهب عن مكانه، لكن هل يشرع للمأموم بعد ذلك إذا قام يقضي ما فاته أن يتخذ سترة؟ الذي يظهر لي: أنه لا يشرع، وأن الصحابة رضي الله عنهم إذا فاتهم شيء قضوا بدون أن يتخذوا سترة، ثم لو قلنا: بأنه يستحب أن يتخذ سترة، أو يجب على قول من يرى وجوب السترة، فإن الغالب أنه يحتاج إلى مشي وإلى حركة لا نستبيحها إلا بدليل بين، فالظاهر أن المأموم يقال له: سترة الإمام انتهت معك وأنت لا تتخذ سترة؛ لأنه لم يرد اتخاذ السترة في أثناء الصلاة، وإنما تتخذ السترة قبل البدء في الصلاة.

الموسوعة الشاملة - لقاءات الباب المفتوح - للشيخ بن عثيمين شريط رقم 155

✏ Fatwa Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah :

حكم من مشى خطوات من أجل السترة

أرى البعض من الشباب إذا سلم الإمام من الصلاة وبقي على هذا الشاب بعض الركعات فإنه يتقدم بعض الخطوات إلى الأمام؛ لكي يمنع المارين عن المصلين الآخرين، فهل فعله هذا صحيح، وهل خطواته تلك تبطل الصلاة؟

PERTANYAAN :
Saya melihat pada sebagian pemuda jika imam shalat telah salam (selesai) dan tersisa untuk pemuda ini beberapa rakaat maka dia melangkah/berjalan beberapa langkah ke depan untuk mencegah orang yang lewat dari jamaah shalat yang lain, apakah perbuatan ini benar ? dan apakah melangkah ini membatalkan shalat ?

لا يضره إن شاء الله، خطوات يسيرة حتى يمر الناس من وراءه لا يضره ذلك إن شاء الله إن كان بقي عليه صلاة قضى، لكن كونه يبقى في مكانه ويصلي في مكانه الحمد لله، أولى من التقدم.

JAWAB :

Tidak memudharatkan/membatalkan shalatnya in syaa Allah. Melangkah sedikit sehingga orang-orang bisa lewat di belakang orang yang shalat, ini tidak membatalkan shalatnya, in syaa Allah. Jika masih ada raka’at yang tersisa, maka sempurnakanlah.

NAMUN jika ia TETAP pada tempatnya, shalat TETAP pada tempatnya, alhamdulillah, ini LEBIH UTAMA DARIPADA MELANGKAH”.

حكم من مشى خطوات من أجل السترة | - http://www.binbaz.org.sa/mat/14420

semoga bermanfaat !!

أخوكم،..
��أبو بلال المكسري

 SAS
➖➖➖➖➖➖➖
������
 Ittiba'us Sunnah
�� www.ittibaus-sunnah.net

Selasa, 16 Februari 2016

Jangan tertipu

��⛔SAHABATKU...JANGAN TERTIPU DENGAN USIA MUDA.

��Nasehat al Imam al Hasan al Basriy rahimahullah:

1. Aku tahu rizqiku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku selalu tenang.

2. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal shaleh.

3. Aku tahu الله Ta'ala selalu memerhatikanku, karena itulah aku malu jika الله melihatku sedang dalam maksiat.

4. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan الله........

              Sahabat2ku...

           Jangan tertipu
        dengan usia MUDA
        karena syarat Mati
         TIDAK harus TUA.

   Jangan terpedaya dengan
        tubuh yang SEHAT
       karena syarat Mati
       TIDAK mesti SAKIT

   Jangan terperdaya dengan
        Harta Kekayaaan
                  sebab
    Si kaya pun tidak pernah
     menyiapkan kain kafan
              buat dirinya
      meski cuma selembar.

      Mari Terus berbuat BAIK,
         berniat untuk BAIK,
     berkata yang BAIK-BAIK,
   Memberi nasihat yang BAIK
Meskipun TIDAK banyak orang
      yang mengenalimu dan
   Tidak suka dgn Nasihatmu

        Cukup lah  اللهِ  yang
     mengenalimu lebih dari
           pada orang lain.

      Jadilah bagai JANTUNG
        yang tidak terlihat,
     tetapi terus berdenyut
     setiap saat hingga kita
terus dapat hidup, berkarya
     dan menebar manfaat
       bagi sekeliling kita
     sampai diberhentikan
              oleh-NYA

������������������

                Sahabat2ku...

"Waktu yang kusesali adalah
         jika pagi hingga
      matahari terbenam,
amalku tidak bertambah
            sedikit pun,
  padahal aku tahu saat ini 
       umurku berkurang"
        (Ibnu Mas'ud .)

��Postingan Ustadz Amr bin Suroif tangerang
Wa''Minhaj Ahlul Hadits''

■◎■◎■◎■
����Forum Salafy Purbalingga

Minggu, 07 Februari 2016

Perjalanan terberat

Perjalanan ini..

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke mesjid.

Buktinya banyak orang kaya/miskin tidak sanggup mengerjakannya.

Jangankan sehari lima waktu, bahkan seminggu sekali pun terlupa.

Tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah kesana.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke mesjid. karena orang pintarpun sering tidak mampu menemukannya.

Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga kuliah di Universitas Eropa atau Amerika, dapat melangkahkan kaki Ke Jepang dan Korea, dengan semangat yang membara.

Namun ke mesjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke mesjid. Karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukkan puncak gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke mesjid.

Alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke mesjid.

Maka berbahagialah dirimu bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki di mesjid.

Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke mesjid.

Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke mesjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabbmu. Dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabbnya.

Perjalanan terjauh dan terberat itu adalah perjalanan ke mesjid. Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap shubuh demi mengenal Rabbmu.

Semoga Allah Memberi HidayahNya Buat Kita dan
Keluarga… Aamiin

– – – – – – 〜✽〜- – – – – –

Senin, 01 Februari 2016

Nanti

Penyakit Nanti

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata:
: ” ﺇِﻳَّﺎﻙَ ﻭَﺍﻟﺘَّﺴْﻮِﻳﻒَ ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﺑِﻴَﻮْﻣِﻚِ ﻭَﻟَﺴْﺖَ ﺑِﻐَﺪِﻙَ ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺈِﻥْ ﻳَﻜُﻦْ
ﻏَﺪٌ ﻟَﻚَ ﻓِﻜِﺲْ ﻓِﻴﻪِ ﻛَﻤَﺎ ﻛِﺴْﺖَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ , ﻭَﺇِﻻ ﻳَﻜُﻦِ ﺍﻟْﻐَﺪُ ﻟَﻚَ ﻟَﻢْ
ﺗَﻨْﺪَﻡْ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻓَﺮَّﻃْﺖَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ” .
jauhi taswif (nanti)..
karena kamu sedang berada di hari ini..
bukan di hari esok..
bila esok masih menjelang..
maka lakukan seperti yang kamu lakukan di hari ini..
bila esok tidak menjelang..
kamu tidak akan menyesali perbuatanmu di hari ini..
nanti..
penyakit yang menghinggapi penuntut ilmu..
ketika ada kesempatan..
ia berkata: nanti sore saja..
ketika sore menjelang..
ia berkata: nanti saja besok..
demikianlah setan..
memberikan angan-angan..
agar kita terluput dari kebaikan..
say no to nanti ...