Minggu, 15 April 2018

Syubhat kebatilan

KALIMAT HAK YANG DIINGINKAN BATIL ITULAH SYUBHAT (KERANCUAN)

👣 Suatu ketika sahabat Ali bin Abi thalib radhiallahu 'anhu mendengar ucapan kaum Khawarij tatkala meneriakkan yel-yel protes atas kebijakan khalifah Ali bin Abi Thalib dan sahabat Muawiyah radhiallahu 'anhuma dalam peristiwa tahkim sembari membaca ayat:

ﺇﻥ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺇﻻ ﻟﻠﻪ
☝️"Tiada hukum kecuali hukum Allah."

💺 Maka beliau radhiallahu 'anhu menanggapinya dengan mengatakan:

ﻛﻠﻤﺔ ﺣﻖ ﺃﺭﻳﺪ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ

🎯 "Kalimat hak namun yang diinginkan batil."

♨️ Itulah yang diistilahkan dengan Syubhat (kerancuan).

Yaitu membuat rancu atau samar sebuah perkara dengan argumen atau dalil yang nampak seakan-akan benar dan bisa diterima.

💥 Syubhat dalam agama biasanya ditebarkan oleh ahlu batil yaitu orang-orang yang sesat, demi pembenaran kebatilan atau membuat ragu dan bimbang orang-orang yang berpegang dengan kebenaran.

🌏 Mereka dijuluki ahlu syubhah (penebar syubhat), karena tidak henti-hentinya menebar syubhat ditengah-tengah muslimin. Saling bahu-membahu bersatu padu membingkai kebatilan dengan bingkai kata-kata indah nan berbisa. Memoles syubhat (kerancuan) nan beracun dengan polesan dalil yang diselewengkan maknanya demi menipu umat.

🌷 Nas'alullaha as saalamah wal 'afiah...

☝️Semoga keselamatan dan hidayah Allah selalu menyertai kita semua!
☝️ Amin!

💯 Maka benarlah firman Allah ta'ala:

ﻭَﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﻧَﺒِﻲٍّ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ﺷَﻴَﺎﻃِﻴﻦَ ﺍﻟْﺈِﻧﺲِ ﻭَﺍﻟْﺠِﻦِّ ﻳُﻮﺣِﻲ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺇِﻟَﻰٰ ﺑَﻌْﺾٍ ﺯُﺧْﺮُﻑَ ﺍﻟْﻘَﻮْﻝِ ﻏُﺮُﻭﺭًﺍ ۚ ﴿١١٢ ﴾

📖 "Demikian kami jadikan bagi setiap nabi musuh setan dari kalangan jin dan manusia sebagian mereka membisikkan sebagian yang lain(bekerjasama) menghiasi ucapan yang menipu (syubhat)" (al-An'am: 112)

🚔 CIRI AHLI SYUBHAT BERAMAL KEMUDIAN MENCARI DALIL

📝 Ayat di atas memberi pelajaran penting bagi kita  bahwa diantara trik dan makar jahat yang dilancarkan setan dan bala tentaranya adalah menghias atau menggambarkan kebenaran dan kebatilan dengan gambaran terbalik.

⚠️ Ya, mereka menghiasi kebatilan dengan penampakan hak dan sebaliknya menggambarkan kebenaran dengan gambaran batil. Tentu dengan sebuah target yaitu langgengnya kebatilan di tengah-tengah umat.

🚧 Untuk itu mereka saling bekerjasama dan berupaya mencari dalil baik berupa ayat, hadits atau penyataan ulama lalu ditarik dan dicocok-cocokkan dengan kebatilan yang mereka pegangi.

☝️ Wal'iyadzu billah!

🌏 Demikian kebiasaan ahli batil para pengekor hawa nafsu. Mereka berakidah atau beramal terlebih dahulu kemudian mencari-cari dalil pendukung dan pembenaran.

📖 Berbeda dengan ahlussunnah wal jama'ah pengikut salafus shalih, mereka berdalil terlebih dahulu baru setelah itu membangun akidah dan amaliah serta beragama di atasnya.

💺 Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Waki' bin al-Jarrah (wafat 177 H) guru Imam Syafi'i rahimahumallah:

" ﻣﻦ ﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ ﻛﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ . ﻭﻣﻦ ﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ ﻟِﻴُﻘَﻮِّﻱَ ﺭﺃﻳﻪ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ".

📚 "Barangsiapa yang berdalil dengan sebuah hadits sebagaimana datang (maknanya yang benar) maka dia tergolong ahlussunnah dan barangsiapa yang berdalil dengan sebuah hadits untuk mendukung pendapatnya maka dia termasuk ahli bid'ah." (Riwayat Bukhari dalam juz rof'ul yadain fis-shalat)

💥 Tentu dua sikap yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Sikap yang terpuji dan tercela.

🚀 Dikatakan terpuji ketika berjalan diatas dalil kemana arah dalil tersebut. Ia tidak berkata, beramal dan berkeyakinan kecuali ditunjukkan atau dibolehkan oleh dalil. Sebaliknya dikatakan tercela ketika selalu mencari-cari dalil pembenaran setelah berakidah, berucap atau beramal ibadah.

♨️ Dengan kata lain selalu mendahului dalil al-Quran dan sunnah dalam berislam. Sehingga dalil tersebut dipaksa dan diseret maknanya demi pembenaran kesesatan mereka. Inilah ciri khas ahli bid'ah (pengusung bid'ah) dan ahli ahwa (pengekor hawa nafsu) sejak dulu hingga sekarang dalam mengebiri Islam dan kaum muslimin.

Senantiasa membela nafsunya dengan upaya melegitimasi amaliah bid'ah dan akidah sesat dengan dalil yang dipaksakan.

☝️ Allahul Musta'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar