Selasa, 28 November 2017

SHALAT 12 RAKAAT SETIAP HARI, DIBANGUN RUMAH UNTUKNYA DI SURGA

Salafy Indonesia:
💐🌸🌺🌷 SHALAT 12 RAKAAT SETIAP HARI, DIBANGUN RUMAH UNTUKNYA DI SURGA

📬 Pertanyaan: Saya mendengar hadits yang artinya, “Barang siapa shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan rumah di surga baginya.”
Kapan saja waktu yang dimaksud?

✍🏻 Jawaban al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.

Yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah shalat sunnah rawatib, bukan shalat wajib.

Hal ini disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya hadits berikut ini.

»» Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً في الْيَوْم ِوَاللَّيْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْن ِبَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكعَتَيْنِ بَعْدَالْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat secara terus-menerus pada malam dan siang, dia akan masuk surga. Empat rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dan dua rakaat sebelum fajar.”

(Sahih, HR. at-Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

»» Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً إِ بُنِيَ لَه ُبَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya lalu shalat (dengan niat ikhlas) karena Allah subhanahu wa ta’ala setiap hari sejumlah dua belas rakaat, kecuali akan dibangunkan sebuah rumah di surga baginya.”

◎ Ummu Habibah radhiallahu ‘anha berkata,

فَمَا زِلْت ُأُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Setelah itu, aku senantiasa mengerjakan shalat tersebut.”

◎ ‘Anbasah radhiallahu ‘anhu juga berkata,

فَمَا زِلْت ُأُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Setelah itu aku selalu mengerjakan shalat tersebut.”

◎ Amru bin Aus radhiallahu ‘anhu berkata,

 فَمَا زِلْتُ أُصَلِّيهِنَّ

“Aku selalu mengerjakannya.”

◎ Nu’man radhiallahu ‘anhu berkata,

وَأَنَا أَكَادُ أَدَعُهُنَّ

“Aku hampir tidak pernah meninggalkannya.”

Dari Ibnu Ja’far, dari ‘Anbasah bin Abu Sufyan, dari Ummu Habibah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِم ٍيُصَلِّي لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَة ًتَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ … فَذَكَرَ نَحْوَهُ

“Tidaklah seorang muslim shalat (dengan niat ikhlas) karena Allah ‘azza wa jalla setiap harinya dua belas rakaat shalat sunnah, selain shalat wajib…” kemudian dia menyebutkan seperti itu.

(HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan lafadz Ahmad, dan dinyatakan sahih oleh al-Albani rahimahullah)

»» Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً سِوَى الْفَرِيضَةِ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat dalam sehari selain shalat fardhu, Allah subhanahu wa ta’ala akan membangun untuknya sebuah rumah di surga.”

(HR. an-Nasa’i, al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini shahih li ghairihi)

Dari hadits-hadits di atas, dapat diringkas bahwa 12 rakaat yang dimaksud ialah sebagai berikut.

● Empat rakaat sebelum zhuhur.
● Dua rakaat setelah zhuhur.
● Dua rakaat setelah maghrib.
● Dua rakaat setelah isya.
● Dua rakaat sebelum subuh.

Wallahu a’lam.

🌏 Sumber || https://asysyariah.com/shalat-12-rakaat-setiap-hari-dibangun-rumah-untuknya-di-surga/

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Sabtu, 25 November 2017

Santai

════════════════════

       📚 PETUAH ULAMA 📚

════════════════════

🌹⛱🌏 *AGAR HIDUP RILEKS TEMAN ...*

☝💬 Berkata al-Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullaah :

"Berusahalah engkau untuk menjauhkan diri dari berbagai perkara yang bisa mendatangkan kesedihan, kegundahan, dan duka agar engkau selalu rileks dan lega.

Selalu fokus menghadap kepada ALLAH, beribadah  kepada-Nya, dan perhatian terhadap urusan dunia dan akhiratmu.

Jika kamu melakukannya kamu akan merasa tentram.

🔥 Adapun jika kamu tenggelam memikirkan masa lalu atau terlalu perspektif dalam memikirkan masa depan dengan cara yang dilarang didalam syariat, maka pahamilah bahwa engkau akan lelah dan terlewatkan dari sekian banyak kebaikan."

✍ Sumber :
Syarh Bulughul Maram 3/532

قال الشيخ العلاّمة بن عثيمين رحمه الله : -

" حاول أن تبتعد عن كل شيء يجلب الهم والحزن والغم ، لتكون دائماً مستريحاً منشرح الصدر ، مقبلاً على الله وعلى عبادته وعلى شؤونك الدنيوية والأخروية ، فإذا جربت هذا استرحت ؛ أما إن أتعبت نفسك مما مضى ، أو بالإهتمام بالمستقبل على وجه لم يأذن به الشرع ، فاعلم أنك ستتعب ويفوتك خير كثير ".

[ شرح بلوغ المرام - ٥٣٢/٣ ]

•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✍🏻 WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ
https://bit.ly/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

~~~~~~~~~~~~~🌸
>>Turut menyebarkan:
¤ WA Syarhus Sunnah Lin Nisaa`
¤ Channel Telegram:
Https://t.me/syarhussunnahlinnisa

~●○●🌸🌸🌸●○●~

Orangtua

Copas... Ma'af jika tidak berkenan....

GAGAL MENYISAKAN UANG UNTUK ORANG TUA TIAP BULAN?
Ketahui Sebabnya, Baca ini!

Sebagai anak,  sudah menjadi kewajaran,  ada rasa ingin membantu orang tua dg menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan?

Tetapi,  kebutuhan hidup yg terus meningkat, dari mulai kebutuhan pokok yg terus naik harganya,  biaya anak sekolah yg semakin mahal,  listrik & BBM yg terus naik, juga aneka kebutuhan yg tidak terduga yg terus datang bertubi-tubi.  Sebut saja misal biaya perawatan kendaraan,  anak minta ganti HP,  rumah bocor, iuran anak di sekolah,  kondangan,  sumbangan lingkungan,  dll.

Praktis,  akhirnya rencana kirim uang untuk orang tua pun batal. Anda berpikir,  ya bulan depanlah untuk orang tua.  Dan rangkaian peristiwa diatas kembali lagi terjadi.

Anda pernah mengalaminya?  Atau selalu mengalami?

Anda berpikir,  nanti kalau sudah longgar,  saya akan bantu orang tua.

Tahukah anda,  hal itu terjadi karena kesalahan mindset didalam pikiran anda.

Pernahkan anda berpikir,  apakah orang tua waktu merawat anda,  lalu dia akan mengutamakan kebutuhan mereka atau kebutuhan anda sendiri? 

Tidak masalah orang tua tahan lapar,  asal bisa lihat anak kenyang.

Orang tua,  sendirian bisa merawat anaknya yg banyak. Tetapi,  anak yg banyak,  tak sanggup sekedar merawat 1 orang tua!

Maka,  mindset anda harus dirubah!
1. Jangan sisakan dari penghasilan,  tapi ALOKASIKAN.  Kalau tujuannya menyisakan,  maka yg terjadi anda tidak akan ada sisa. Tega sekali anda,  memberi pada orang tua hanya sisanya!  Apa anda pikir orang tua dulu ketika merawat anda juga memberikan sisa? Tidak.  Anda diutamakan!
Begitu terima penghasilan,  langsung pertama ambil alokasi dana,  transfer buat orang tua. 

2. Jangan menunda karena masih kekurangan!  Anda kekurangan itu karena anda tidak memperhatikan orang tua. Maka,  kalau mau rizqi berlimpah,  dahulukan orang tua.

3. Apa yg kau perbuat pada orang tuamu,  itulah yg akan diperbuat anakmu kelak.
Kau abaikan orang tuamu di hari senjanya,  maka lihat saja,  nanti anakmu jg akan mengabaikanmu dihari senjamu.
Ajarkan anak mencintai orang tuanya dengan mereka melihat langsung bagaimana anda memperlakukan orang tua.

Maka,  jika anda membaca tulisan ini,  detik ini juga,  tetapkan nominal berapa yg anda alokasikan untuk orang tua.

Setelah itu,  copas tulisan ini,  bagikan kepada adikmu,  kakakmu,  anakmu,  sahabatmu,  dan biarkan mereka merenung dan memutuskan untuk segera mencintai orang tua dengan tindakan nyata.

Much Nasrulloh Al Jufry II

Kesehatan

Harap diingat apa yg ditakuti oleh organ2 ini?

     Ginjal : begadang

     Maag : dingin

     Paru2 : asap (rokok)

     Hati : lemak

    Jantung : Asin

    Pankreas : Makan terlalu kenyang (rakus)

    Usus : Makan tanpa pantang

    Mata : Komputer

    Empedu : Tidak  sarapan.

Maka sayangilah tubuh anda!
😟
Karena : onderdilnya sulit diganti

Mahal ! Lagi pula belum pasti ada。

*_Kekentalan darah_*

💢 Sharing dari Dokter Jantung :   *KEKENTALAN DARAH DLM TUBUH, BAGAIMANA BISA TERJADI?*

💦 👫 Ada satu pertanyaan:
_Mengapa kita hrs minum AIR putih yg cukup?_

💦🌏 Sebenarnya jawabannya cukup " *_mengerikan_*" tetapi karena sebuah
_pertanyaan jujur hrs dijawab dgn jujur_, maka topik tersebut bisa dijelaskan sbb:

💦👫 Kira-kira *_80%_* tubuh manusia terdiri dari *AIR*.
Malah ada beberapa bagian tubuh kita yg memiliki kadar air di atas *_80%_*.
Dua organ paling penting dgn kadar air di atas 80% adalah:
*OTAK dan DARAH*.

💦☺ *_Otak_* memiliki komponen Air sebanyak 90%,
Sementara *_Darah_* memiliki Komponen Air sebanyak 95%.

💦👫 Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah *_2 Liter sehari atau 8 Gelas Air putih_* sehari.
Jumlah di atas hrs ditambah bagi seorg *PEROKOK..!*

💦👫 Air sebanyak itu diperlukan utk mengganti cairan yg keluar dari tubuh kita lewat *_Air Seni, Keringat, Pernapasan, dan Sekres_*i.
Apa yg terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 Liter sehari..??

💦👫 Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. *_Caranya?_*

💦 Dgn jalan " *_Menghisap_*" Air dari komponen tubuh sendiri terdekat: *DARAH..!!*

💦 Darah yg dihisap Airnya akan menjadi *_Kental_*.
Akibat pengentalan Darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang *_Darah Encer._*

💦  *_Saat melewati Ginjal_*
(tempat menyaring Racun dari Darah),
Ginjal akan bekerja Extra keras menyaring Darah.

💦 Dan karena Saringan dlm Ginjal halus, tidak jarang Darah yg kental bisa menyebabkan perobekan pada *Glomerulus Ginja*l.

💦  *_Akibatnya_*,
Air Seni berwarna kemerahan, tanda mulai Bocornya saringan Ginjal.
Bila dibiarkan terus menerus,
Anda mungkin suatu saat hrs mengeluarkan  _2 jt Rupiah seminggu_ utk *_Cuci Darah_*.

💦 Bgm dgn *OTAK?*
Nah saat Darah Kental mengalir lewat Otak, perjalanannya agak tersendat.
Otak tdk lagi " *_Encer_*", krn *Sel2 Otak* adalah yg paling boros mengkonsumsi Makanan & Oksigen, ini yg mengakibatkan *STROKE...!*!

💦🌏  _Jika anda menshare ini kepada 1 orang artinya anda sdh dpt menyelamatkan 1 orang

Jumat, 24 November 2017

JANGAN PERCAYA DUKUN

🍃💢 *JANGAN PERCAYA DUKUN* 💢🍃

Jangan mendatanginya!
Jangan bertanya kepadanya!
Jangan membenarkan ucapannya!
Jangan berhubungan dengannya!
—---------------------------

1️⃣ *JANGAN BERTANYA APAPUN KEPADANYA*
〰〰〰〰〰
🔰  Dari Sebagian istri-istri Nabi -rodhiyallahu ‘anhunna- , dari Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam-, beliau mengatakan:

«مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً»

"Barangsiapa mendatangi tukang ramal kemudian bertanya tentang sesuatu , sholatnya selama 40 malam tdk akan diterima."

📎 [ HR. Muslim no. 2230-(125) ] , Derajat Hadits: Shohih.
Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Shohih Al-Jami’” no. 5940.

2️⃣ *JANGAN MEMBENARKAN UCAPAN APAPUN DARINYA*
〰〰〰〰〰
🔰  Dari Abu Huroiroh -rodhiyallahu ‘anhu- , dari Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam-, beliau meng.atakan:

«مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ»

"Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian membenarkan apa yang ia ucapkan, sungguh ia telah kafir (yakni ingkar) terhadap apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad -shollallahu 'alaihi wasallam-."

📎 [ HR. Ahmad no. 9536, Abu Dawud no. 3904, At-Tirmidzi no. 135, Ibnu Majah no. 639  ] , Derajat Hadits: Shohih.
Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Shohih Al-Jami’” no. 5939.

➖➖➖
✅ Semoga Allah -Ta’ala- menjauhkan kita dari berbagai macam kesyirikan, Aamiin.

Wallahul Muwaffiq. (AH)

〰〰➰〰〰
🔰 YOOK NGAJI YANG ILMIAH
🔻 (Memfasilitasi Kajian Islam secara Ilmiah)
🌐🔻 Situs Blog: https://Yookngaji.Com
🚀🌐🔻 Gabung Saluran Telegram: https://t.me/yookngaji

PERUMPAMAAN IKHLAS DAN RIYA*

*PERUMPAMAAN IKHLAS DAN RIYA*

Ibnu Rajab rahimahullah berkata:

🔹Bau keikhlasan itu seperti bau dupa murni (yang sangat harum). Semakin    ditutup rapat dengan kain, maka semakin menyebar dan tak terbendung baunya.

🔹Adapun bau riya, ia seperti asap kayu bakar yang terus membumbung ke udara  kemudian hilang, dan yang tersisa hanya baunya yang tidak sedap.

Majmu ar-rasail 758

فوائد ابن رجب وابن الجوزي:

❀ قـ✍ـَالَ ابنُ رَجَبٍ - رَحِمَهُ اللَّـهُ - :

  « رَائِحَةُ الإخلَاصِ = كَرَائِحَةِ البُخُورِ الخَالِص ، كُلَّمَا قَوِيَ سِترَهُ بالثِّيَابِ ؛ فَاحَ وعَبِقَ بِهَا.

ورَائِحَةُ الرَّيَاءِ = كَدُخَانِ الحَطبِ ، يَعلِو إلَى الجَو ثُمَّ يَضمَحِل ، وتَبقَى رَائِحَتهُ الكَرِيهَة ».

📓📔 مُجمَوعُ الرَّسَائِل ( ٧٥٨ )

📝 Oleh tim salafy cirebon
📮05 robiul awwal 1439/24 nopember 2017

=======================

📖 *Salafy Cirebon*
http://www.salafycirebon.com
📲 Join Telegram:
http://t.me/salafycirebon

💠🔶💠🔶💠🔶💠🔶💠🔶💠

Kamis, 23 November 2017

CELAKA, YANG BERDUSTA UNTUK MEMBUAT TERTAWA ORANG LAIN

bit.ly/Tashfiyah:
‼️💢 CELAKA, YANG BERDUSTA UNTUK MEMBUAT TERTAWA ORANG LAIN

☝🏻 Rasulullah ﷺ bersabda,

ﻭﻳﻞٌ ﻟﻠﺬﻱ ﻳﺤﺪِّﺙُ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚِ ﻟﻴُﻀﺤﻚَ ﺑﻪِ ﺍﻟﻘﻮﻡَ ﻓﻴﻜﺬِﺏُ ﻭﻳﻞٌ ﻟﻪُ ﻭﻳﻞٌ ﻟﻪُ

"Celaka orang yang berbicara dengan suatu omongan untuk membuat tertawa sekelompok orang,  kemudian dia pun berdusta. Celaka dia. Celaka dia."

📚 HR. At Tirmidzi
dihasankan Syaikh Al Albani rahimahullah

########
📛📢 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (w. 762 H) ditanya mengenai orang yang berbicara dengan ucapan dan  cerita palsu, semuanya dusta, apakah boleh?

✍🏻 Beliau rahimahullah menjawab,

ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺘﺤﺪﺙ ﺑﺄﺣﺎﺩﻳﺚ ﻣﻔﺘﻌﻠﺔ ﻟﻴﻀﺤﻚ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭ ﻟﻐﺮﺽ ﺁﺧﺮ ، ﻓﺈﻧﻪ ﻋﺎﺹ ﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ، ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﺑﻬﺰ ﺑﻦ ﺣﻜﻴﻢ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﺟﺪﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﷺ ﻗﺎﻝ : (ﺇﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺤﺪﺙ ﻓﻴﻜﺬﺏ ﻟﻴﻀﺤﻚ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻭﻳﻞ ﻟﻪ ﻭﻳﻞ ﻟﻪ ﺛﻢ ﻭﻳﻞ ﻟﻪ) ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ : (ﺇﻥ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻻ‌ ﻳﺼﻠﺢ ﻓﻲ ﺟﺪ ﻭﻻ‌ ﻫﺰﻝ ﻭﻻ‌ ﻳﻌﺪ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﺻﺒﻴﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﺛﻢ ﻻ‌ ﻳﻨﺠﺰﻩ) ﻭﺃﻣﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻣﺎ فيه عدوان ﻋﻠﻰ ﻣﺴﻠﻢ ﻭﺿﺮﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ، ﻓﻬﻮ ﺃﺷﺪ ﺗﺤﺮﻳﻤﺎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ، ﻭﺑﻜﻞ ﺣﺎﻝ ﻓﻔﺎﻋﻞ ﺫﻟﻚ ﻣﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺮﺩﻋﻪ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ

📢 "Adapun orang yang berbicara dengan omongan dusta untuk membuat tertawa orang lain atau dengan tujuan lainnya, maka dia bermaksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya. Bahz bin Hakim telah meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda yang artinya, "Sesungguhnya orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat tertawa sekelompok orang, celakalah dia, celaka dia, celaka dia."

📛 Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu juga telah mengatakan, "Sesungguhnya dusta tidak boleh dalam kondisi serius maupun bercanda. Dan janganlah salah seorang dari kalian menjanjikan sesuatu kepada anak kecilnya, lalu dia ingkar janji."

💢 Adapun jika dusta itu mengandung unsur permusuhan kepada seorang muslim dan memberikan mudarat pada agama, maka hukumnya lebih haram lagi. Dalam kondisi apapun, orang yang melakukannya berhak hukuman secara syar'i yang membuatnya jera dari perbuatan tersebut. Wallahu a'lam.

📚 Majmu' Al Fatawa 22/256
•┈┈•┈┈•⊰✿🔇✿⊱•┈┈•┈┈•
#fatwa #SyaikhulIslam #lisan #hadis

🌏 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/tashfiyah

Keadaan-Keadaan Yang Dibolehkan Bagi Orang Shalat Untuk Tidak Menghadap Ke Kiblat

📜SILSILAH FATWA ULAMA🌹

🌷Keadaan-Keadaan Yang Dibolehkan Bagi Orang Shalat Untuk Tidak Menghadap Ke Kiblat

✍🏻Berkata Asy-syeikh Al-allamah Ibnu Utsaimin رحمه الله:

"Dikecualikan dari wajibnya menghadap kearah kiblat di dalam shalat ada tiga perkara:

1. Ketika takut, jika seorang insan lari dari musuh maka sesungguhnya ia shalat dimanapun wajahnya menghadap.

2. Lemah, jika seorang insan sedang sakit, dan ia tidak mampu menghadap kearah kiblat dengan dirinya sendiri, dan tidak pula dengan orang yang menghadapkan ia maka sesungguhnya ia shalat dimanapun wajahnya menghadap.

3. Shalat sunnah di dalam safar, maka sesungguhnya seorang insan shalat di atas kendaraannya berupa mobil atau unta atau pesawat dimanapun wajahnya menghadap."

📚[ahkamun minal quranil karim (517-518)


▪| قَــالَ الشَّـيخ العلّامــة ابن عُثيمين -رَحِمهُ الله-:

”... يستثنى من وجوب الاتجاه إلى القبلة في الصلاة ثلاث مسائل :

*•• الأولى* : عند الخوف، إذا كان الإنسان هاربًا من عدو فإنه يصلي حيث كان وجهه .

*•• الثانية* : العجز، إذا كان الإنسان مريضا، ولا يستطيع أن يتوجه إلى القبلة بنفسه، ولا بمن يوجهه، فإنه يصلي حيث كان وجهه .

*•• الثالثة*: صلاة النافلة في السفر، فإن الإنسان يصلي على راحلته من سيارة، أو بعير، أو طائرة.. حيث كان وجهه“.

📝 أحكام من القرآن الكريم (٥١٧-٥١٨)

🌐 https://telegram.me/manhaj_salafy

MENGANGGAP SEPELE BID'AH DALAM AGAMA

*MENGANGGAP SEPELE BID'AH DALAM AGAMA*

Sekilas telah anda ketahui tentang bahaya bid’ah yang Nabi n katakan:
“Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan.” (HR. Muslim, Kitabul Jum’ah, no. 2002)

Oleh karenanya, Nabi n berpesan:
“Dan jauhi oleh kalian perkara-perkara baru (yakni dalam agama) karena semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan di neraka.” (Shahih, HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Namun berbeda keadaannya dengan gerakan Ikhwanul Muslimin, sebagaimana anda baca dalam sejarah ringkas Al-Banna. Berbagai macam bid’ah ia kumpulkan, kelompok-kelompok bid’ah ia rangkul, acara bid’ah ia datangi seperti maulud Nabi dan dzikir bersama dengan satu suara, bahkan sebagian bacaannya mengandung aqidah wihdatul wujud.

Tentu itu bukan secara kebetulan, terbukti dengan penegasannya: “Dan bid’ah idhafiyyah, tarkiyyah, dan iltizam pada ibadah-ibadah yang bersifat mutlak adalah perbedaan fiqih, yang masing-masing punya pendapat dalam masalah itu…” (Majmu’ Rasa`il karya Al-Banna, hal. 270)
Ia hanya anggap bid’ah-bid’ah itu layaknya perbedaan fiqih biasa. Coba bandingkan dengan wasiat Nabi n di atas. Oleh karenanya, muncul kaidah mereka yang sangat populer :

"KITA  SALING MEMBANTU PADA PERKARA YANG KITA SEPAKATI, DAN SALING MEMAKLUMI PADA APA YANG KITA PERSELISIHKAN".

Pada prakteknya, mereka saling memaklumi dengan Syi’ah, Shufi yang ekstrim, bahkan Yahudi dan Nashrani, apalagi ahli bid’ah yang belum sederajat dengan mereka.

Sedikit penjelasan terhadap ucapan Al-Banna, BID'AH IDHAFIYYAH adalah sebuah amalan yang pada asalnya disyariatkan, tapi dalam pelaksanaannya ditambah-tambah dengan sesuatu yang bid’ah.

Termasuk di dalamnya yaitu sebuah ibadah yang mutlak, artinya tidak terkait dengan waktu, jumlah, tata cara, atau tempat tertentu. Tetapi dalam pelaksanaannya, seseorang mengait-kan dengan tata cara tertentu dan iltizam (terus-menerus) dengannya. Contoh dzikir dengan ucapan La ilaha Illallah, dalam sebuah hadits dianjurkan secara mutlak, tapi ada orang yang membatasi dengan jumlah tertentu (500 kali, misalnya) dan beriltizam dengannya.

Wahai saudaraku, sadarlah dan ambillah pelajaran….

Sumber :
http://asysyariah.com/sejarah-suram-ikhwanul-muslimin/

📇 Turut menyebarkan :
🔘 http://telegram.me/KEUTAMAANILMU
🔘 http://telegram.me/SERIFIRQOHDANALIRAN

ALLAH TA'ALA MENGADZABMU KARENA KAMU MENYELISIHI SUNNAH

🔥📢 _PERHATIKANLAH ! BARAKALLAAHU FIIK..._

*ALLAH TA'ALA MENGADZABMU KARENA KAMU MENYELISIHI SUNNAH*

✍🏻 Berkata asy-Syaikh Fawaz bin 'Ali al-Madkhaliy hafizhahullah:

🌤 Suatu ketika Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah pernah melihat seorang yang sedang shalat di waktu yang terlarang dengan jumlah raka'at yang banyak, lalu beliau pun melarangnya, maka orang tersebut balik bertanya:

يا أبا محمد يعذبني الله على الصلاة ؟!!

"Wahai Abu Muhammad (yakni kunyah Sa'id bin al-Musayyib) apakah Allah akan mengadzabku karena shalat?!!"

☝️🏻Maka beliau menjawab:

لا، ولكن يعذبك على خلاف السنة

"Tidak, akan tetapi Allah mengadzabmu karena kamu menyelisihi sunnah."

🗒 Berkata al-Imam al-Albani rahimahullah:

وهذا من بدائع أجوبة سعيد بن المسيب، وهو سلاح قوي على المبتدعة الذين يستحسنون كثيرا من البدع، ويتهمون أهل السنة، بأنهم ينكرون الذكر والصلاة، وهم إنما ينكرون عليهم مخالفتهم للسنة

"Maka ini adalah diantara cerdasnya jawaban-jawaban Sa'id bin al-Musayyib dan ini adalah senjata yang kuat untuk menghadapi para pelaku bid’ah yang menganggap baik (hasanah) terhadap banyak sekali perbuatan bid’ah, yang mana mereka menuduh ahlussunnah bahwasannya ahlusunnah mengingkari dzikir dan shalat padahal yang mereka ingkari atas mereka (para pelaku bid'ah) adalah penyelisihan mereka terhadap sunnah."

📚 [Irwaul Ghalil,  juz 2 halaman 236]

» Sumber: t.me/fawaz_almadkali

🕌🏡 al-Atsary Majalengka
📟 Channel Telegram: t.me/salafymajalengka

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan Persulit Dirimu! Islam Itu Mudah

*Jangan Persulit Dirimu! Islam Itu Mudah*

Ustadz Abu Hafs Umar

Tidaklah Allah menurunkan ajaran Islam kepada kita untuk mempersulit dan memberatkan kita. Sebaliknya, Allah yang Maha Pengasih menurunkan ajaran Islam untuk kebaikan dan kebahagiaan kita. Bersamaan dengan itu, seorang hamba akan mendapati kemudahan dan kelapangan mengamalkannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.” (al-Baqarah: 185)

Al-Imam as-Sa’di rahimahullah berkata, “Maksudnya, Allah menginginkan kemudahan yang sebesar-besarnya bagi kalian (dalam menempuh) jalan yang mengantarkan kepada keridhaan-Nya dan memudahkannya semudah-mudahnya. Oleh karena itu, seluruh perintah Allah kepada para hamba-Nya pada asalnya berada di puncak kemudahan. Apabila terdapat beberapa halangan yang memberatkan (dalam menunaikan perintah-Nya), Allah memberikan kemudahan lainnya dengan menggugurkan perintah tersebut atau memberikan keringanan.” (Tafsir as-Sa’di pada ayat di atas)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

بُعِثْتُ بِالْحَنِفِيَّةِ السَّمْحَةِ

“Aku diutus membawa ajaran yang lurus dan penuh kemudahan.” (HR. Ahmad dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu)

Kalau mau merenungkan rukun Islam, niscaya kita akan mendapatinya penuh kemudahan dan kelapangan dalam pengamalannya.

Kita dapati, shalat dikerjakan lima kali dalam sehari semalam secara ringkas, dalam waktu yang relatif singkat—katakanlah sepuluh menit tiap shalat. Itu pun manakala hamba mengalami kepayahan karena sakit atau safar, dia akan mendapatkan keringanan seperti boleh menjamak dan meng-qashar shalat ketika safar. Atau ketika mengalami sakit, dia boleh bertayamum sebagai pengganti wudhu dan melakukan shalat sambil duduk; kalau tidak mampu duduk, boleh sambil berbaring.

Demikian pula halnya zakat. Kita dapati bahwa zakat tidak dikeluarkan selain pada harta-harta tertentu yang ditetapkan oleh syariat, seperti emas, perak, uang, dan beberapa jenis ternak. Adapun harta yang dipakai sehari-hari oleh seorang insan, seperti rumah, perabot rumah tangga, mobil, tanah pekarangan, dsb., tidak ada zakatnya. Selain itu, kadarnya pun sangat sedikit, yaitu 2,5% dari seluruh harta yang sudah mencapai nishab (batas kadar minimal harta yang ditetapkan oleh syariat yang harus dikeluarkan zakatnya).

Kemudian, ibadah puasa. Tidaklah Allah mewajibkan puasa sepanjang tahun, tetapi hanya mewajibkan puasa satu bulan dalam setahun, yaitu puasa Ramadhan. Bersamaan dengan itu, apabila seorang hamba sakit, dia boleh berbuka dan menggantinya pada hari lain manakala sudah sehat. Kalau sakitnya tidak diharapkan sembuh, dia boleh tidak berpuasa, tetapi mengganti puasanya dengan memberi makan kepada seorang fakir miskin untuk setiap hari yang dia tidak berpuasa.

Demikian juga haji, hanya diwajibkan atas hamba yang mampu, baik dalam hal harta maupun fisik. Kalau seorang hamba tidak mampu dalam hal harta, dia tidak diwajibkan untuk berhaji. Kalau seorang hamba mampu dalam hal harta, tetapi fisiknya tidak mampu karena lemah atau sakit, misalnya, dia bisa dihajikan oleh orang lain.

Kesimpulannya, Islam adalah ajaran yang penuh kelapangan dan kemudahan. Bersamaan dengan itu, balasan yang didapatkan oleh orang yang mengamalkan ajaran Islam itu sedemikian besar.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang Arab badui berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepada saya suatu amalan yang jika saya amalkan, saya masuk surga.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, “Beribadahlah kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tunaikanlah shalat yang wajib, bayarlah zakat yang wajib, dan berpuasalah pada bulan Ramadhan.”

“Demi Dzat Yang mengutus Anda dengan kebenaran”, kata si badui, “saya tidak akan menambah ataupun mengurangi hal ini sedikit pun.”

Ketika orang tersebut berpaling, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Barang siapa ingin melihat penduduk surga, lihatlah kepada orang ini.” (Muttafaq ‘alaih)

Kalau orang yang sekadar melaksanakan rukun Islam saja bisa masuk surga, lantas bagaimana halnya dengan orang yang mengamalkan amalan kebaikan yang lain, seperti ibadah-ibadah sunnah? Tentu lebih besar harapannya untuk bisa masuk surga. Begitulah gambaran kemudahan ajaran Islam.

Pada dasarnya Allah telah menjadikan mudah agama Islam ini. Maka dari itu, tidak sepantasnya seorang hamba berlaku ekstrem dalam mengamalkan Islam, dengan menambah-nambahi ajaran Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Ajaran Islam telah sempurna. Mari kita renungkan hadits Rasulullah berikut.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُولُ: جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا، فَقَالُوا: وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ؛ قَالَ أَحَدُهُمْ: أَمَّا أَنَا فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا. وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ. وَقَالَ آخَرُ: أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا. فَجَاءَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ: أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا؟ أَمَا وَاللهِ، إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia mengisahkan, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Mereka bertanya tentang ibadah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika mereka diberi tahu tentang ibadah beliau, seolah-olah mereka menganggap sedikit ibadah beliau tersebut. Mereka berkata, “Di mana kita dibandingkan dengan Rasulullah? Beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”

Salah satu dari mereka berkata, “Saya akan shalat malam selamanya.” Yang lainnya lagi berkata, “Saya akan berpuasa sepanjang tahun dan tidak berbuka.” Yang lainnya lagi berkata, “Saya akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selamanya.”

Kemudian, Rasulullah mendatangi mereka dan bersabda, “Kaliankah yang mengatakan demikian dan demikian? Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi aku berpuasa, juga berbuka; mengerjakan shalat malam, juga tidur; dan menikahi wanita-wanita. Barang siapa tidak menyukai sunnahku, dia bukan dari golonganku.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadits yang agung di atas ada pelajaran penting yang bisa kita ambil, yaitu bahwa ibadah apa pun yang telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam hendaknya kita laksanakan dengan tata cara yang telah beliau gariskan. Kita tidak diperbolehkan melakukan ekstremitas dalam ibadah dengan menambahkan tata cara tertentu atas inisiatif kita sendiri.

Lihatlah, dua orang yang pertama dalam hadits di atas hendak mengamalkan ibadah yang disyariatkan, yaitu shalat malam dan puasa sunnah. Akan tetapi, ketika mereka melaksanakannya dengan tata cara yang mereka inginkan, berpuasa terus-menerus dan shalat malam terus-menerus, hal itu disalahkan oleh Rasulullah.

_*Mirip dengan hal ini adalah para pengikut tarekat sufi yang berzikir dengan tata cara dan jumlah tertentu yang mereka tetapkan sendiri dan tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Memang, pada asalnya zikir adalah amalan yang mulia. Akan tetapi, manakala dilakukan dengan jumlah tertentu, tata cara tertentu, dan pada waktu-waktu tertentu yang tidak digariskan oleh Rasulullah, zikir tersebut menjadi terlarang.*_

Demikian pula membaca al-Qur’an, pada asalnya adalah ibadah yang sangat agung. Akan tetapi, manakala dilaksanakan dengan tata cara yang dibuat-buat, membacanya bisa menjadi terlarang dalam agama. Misalnya, kalau ada acara mitoni (acara tradisi selamatan tujuh bulan kandungan di masyarakat Jawa), kadang dibacakanlah surat Yusuf atau surat Maryam, dengan keyakinan bahwa kalau bayi yang lahir
laki-laki, akan tampan seperti Nabi Yusuf; kalau perempuan, akan cantik dan salihah seperti Maryam . Pembacaan al-Qur’an dengan keyakinan demikian termasuk perkara yang terlarang, karena menambahkan keyakinan yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.

Mendoakan orang mati juga ibadah yang disyariatkan. Akan tetapi, manakala dilakukan dengan tata cara yang dikarang-karang, bisa menjadi terlarang. Misalnya, doa tersebut selalu dilakukan dengan berjamaah dan pada hari-hari tertentu, yaitu hari ketujuh, hari keseratus, dan hari keseribu setelah kematian. Tata cara yang seperti ini mengubah hukum ibadah yang mulia tersebut menjadi bid’ah. Lebih-lebih kalau ditambahi acara makan-makan di rumah keluarga yang sedang berduka, ibadah mendoakan orang yang sudah mati menjadi terlarang.

Jarir bin ‘Abdillah al-Bajali رضي الله عنه berkata, “Kami (para sahabat) menganggap perbuatan berkumpul-kumpul di rumah duka dan membuat makanan setelah penguburan sebagai perbuatan meratapi mayit (yang terlarang).” (HR. Ahmad)

Naifnya, terkadang ada keluarga yang kurang mampu sampai terbebani utang demi biaya ritual kirim doa untuk mayit tersebut.

Masih banyak contoh syariat-syariat “tambahan” yang dibuat-buat oleh sebagian masyarakat di negeri kita. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita dan mereka.

Sesungguhnya ajaran Islam telah sempurna. Karena kesempurnaan Islam, kita dilarang menambahi tata cara ibadah dalam Islam walaupun dengan maksud kebaikan. Semestinya setiap mukmin mencukupkan diri dengan ajaran yang telah dituntunkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Ikutilah (sunnah Rasulullah) dan janganlah kalian berbuat bid’ah, karena kalian sungguh telah tercukupi. Setiap bid’ah adalah kesesatan.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhoh)

Beliau juga berkata, “Sederhana dalam mengamalkan sunnah Rasul itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam melakukan kebid’ahan.” (Diriwayatkan oleh al-Lalika’i)

Pada hakikatnya, perbuatan menambah-nambahi ajaran Islam itu justru akan menambah beban dan mempersulit pelakunya. Kalau setiap orang dibolehkan menambah-nambahi ajaran Islam, bertambahlah sekian banyak beban syariat yang mesti diamalkan. Hal ini tentu semakin memberatkan seseorang. Karena kasih sayang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepada umatnya, beliau pun melarang perbuatan demikian. Beliau bersabda, “Barang siapa mengada-adakan suatu perkara dalam urusan (agama) kami yang bukan darinya, perkara tersebut tertolak.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Cukuplah Islam yang mudah itu saja yang kita amalkan. Tidak perlu kita menambahnya dengan bid’ah yang justru akan memberatkan dan menyulitkan kita. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua untuk bisa mengamalkan Islam yang Dia ridhai. Amin.

Wallahu ta’ala a’lam.

bit.ly/majalahqonitah

AL-BAQILANY MEMBUNGKAM RAJA ROMAWI

💥 *AL-BAQILANY MEMBUNGKAM RAJA ROMAWI* 💥

💡 Abu Bakr al-Baqilany -rahimahullah Ta'ala- termasuk ulama besar di masanya. Raja Iraq memilihnya dan mengirimnya pada tahun 371 H untuk berdialog dengan Nashara di Konstantinopel.

✋🏻 Ketika raja Romawi mendengar kedatangan Abu Bakr al-Baqilany maka dia menyuruh para pengawalnya agar mengurangi tinggi pintu agar al-Baqilany terpaksa masuk dengan menundukkan kepala dan badan seperti ketika rukuk sehingga al-Baqilany seperti merendahkan diri di hadapan raja Romawi dan para pengawalnya.

⚠ Ketika al-Baqilany tiba maka beliau mengetahui adanya siasat tersebut. Maka beliau memutar badan ke belakang dan membungkuk seperti rukuk lalu masuk dengan berjalan ke arah belakang sambil mengarahkan leher belakangnya ke arah raja sebagai dan bukan wajahnya. Di sinilah Raja mengetahui bahwa di hadapannya ada bencana besar.

👋🏻 Al-Baqilany -rahimahullah- masuk lalu menyampaikan ucapan penghormatan untuk mereka, namun beliau tidak mengucapkan salam kepada mereka karena adanya larangan dari Rasulullah shallallahu alaihi was sallam agar tidak mendahului mengucapkan salam kepada Ahli Kitab.

✌🏻 Kemudian beliau menoleh kepada pendeta terbesar dan berkata kepadanya: "Bagaimana keadaan Anda dan anak istri?"

💥 Mendengar hal itu maka Raja marah dan mengatakan: "Apakah engkau tidak tahu bahwa para pendeta kami tidak menikah dan tidak memiliki anak?!"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Allahu akbar. Kalian mensucikan para pendeta kalian dari pernikahan dan anak-anak, kemudian kalian menuduh Rabb kalian telah menikahi Maryam dan melahirkan Isa!"

🔥 Maka Raja semakin naik pitam kemudian mengatakan: "Lalu apa pendapatmu tentang apa yang dilakukan oleh Aisyah?!"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Jika Aisyah radhiyallahu anha telah dituduh dengan tuduhan dusta dan keji (dituduh oleh orang-orang munafik dan Rafidhah), maka sungguh Maryam pun telah dituduh seperti itu juga (dituduh oleh Yahudi), namun keduanya adalah wanita suci (dari perbuatan keji -pent). Hanya saja Aisyah menikah namun tidak memiliki anak. Adapun Maryam melahirkan tanpa menikah. Jadi manakah dari keduanya yang lebih pantas dituduh secara bathil, dan alangkah jauhnya beliau berdua -radhiyallahu anhuma- dari tuduhan itu?!"

🔥 Maka Raja pun semakin bingung, lalu dia mengatakan: "Apakah nabi kalian dahulu ikut berperang?"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Ya."

🔥 Raja bertanya lagi: "Apakah dia berperang di depan pasukan?"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Ya."

🔥 Raja bertanya lagi: "Apakah dia pernah menang?"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Ya."

🔥 Raja bertanya lagi: "Apakah dia pernah kalah?"

🔘 Al-Baqilany menjawab: "Ya."

🔥 Maka Raja mengatakan: "Aneh sekali, nabi kok kalah!"

🔘 Maka al-Baqilany menimpali: "Apakah ada sesembahan yang disalib?!"

✊🏻👎🏻 Akhirnya terbungkamlah orang kafir itu.

📚 Tarikh Baghdad, jilid 5 hal. 379.

🌍 Majmu'ah an-Nahjul Audhah

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net/al-baqilany-membungkam-raja-romawi/
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫

FAEDAH PENTING SEPUTAR KEMBALI KEPADA ULAMA

❗ *FAEDAH PENTING SEPUTAR KEMBALI KEPADA ULAMA:* ❗

✍🏻 Ditulis oleh
Al Ustadz Abu 'Abdillah Muhammad Afifuddin As Sidawy حفظه الله di Grup WA Thullab Albayyinah

📝 Kembali kepada ulama adalah salah satu prinsip mendasar ahlussunnah dalam beragama secara umum dan berdakwah secara khusus.

Akhir-akhir ini prinsip tersebut disuarakan oleh semua pihak, baik ahlussunnah maupun hizbiyyin.

☝ Berikut ini beberapa point penting yang membedakan antara prinsip ahlussunnah dalam bab ini dan prinsip hizbiyyin, semoga bermanfaat dan bisa kita jadikan patokan dalam berprinsip;

*1. Ulama sunnah bukan ulama suu' atau ulama dholaalah.*

Kembali kapada "ulama" yang divonis para ulama sunnah sebagai ulama suu' atau ulama dholalah adalah penyimpangan nyata dan ciri semua orang yang menyimpang.

*2. Ulama sunnah kibar bukan hanya shighor.*

Ada 2 makna terkait dg kibar:

_a. Kibar pada umur dan ilmunya._

Untuk mengetahuinya bukan kita yang menilai namun ada persaksian dari ulama kibar pada masanya.

_b. Shighor yg menukil dari kibar._

Demikian rangkuman penjelasan ulama tentang makna kibar.
Dasarnya adalah  hadits Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما :

البركة مع أكابركم.

dan atsar Ibnu Mas'ud رضي الله عنه :

لا يزال الناس بخير ما اخذوا العلم عن اكابرهم و امنائهم و اذا اخذوا عن اصاغرهم هلكوا

❗Termasuk perkara yang membuat tergelincir adalah kembali atau mengambil dari shighor yang mereka bersendirian di dalamnya tanpa bimbingan kibar atau menukil dari kibar.

*3. Ulama kibar yang spesialis bidangnya.*

Ulama kibar dalam mengetahui suatu bidang ilmu bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar ilmu masing-masing.

Perkara yg disepakati oleh semua ulama pelbagai bidang ilmu adalah kembali kepada ulama spesialis bidang masing-masing tanpa mengurangi rasa hormat kepada ulama yg lain.

Dasarnya adalah hadits:

اذا وسد الامر الى غير اهله فانتظر الساعة.

Diantara kebiasaan hizbiyyin sepanjang masa _(demikian di tegaskan oleh asy syaukany dlm adabut tholab)_ adalah datang kepada ulama bahkan kibar ulama yang kurang memahami keadaan mereka secara detail lalu menampilkan hal-hal indah dan bagus yang ada pada mereka untuk mendapatkan tazkiyyah atau walau sebuah kalimat yg mendukung atau melegalisir apa yang ada pada mereka meskipun bersifat global lalu mereka sebarkan dan dipakai untuk menghantam ahlulhaq was sunnah.

*4. Ulama sunnah kibar spesialis bidangnya di masa kini.*

Satu point ini perlu untuk jadi perhatian sebab yang tahu peristiwa, kejadian dan fitnah di masa kini adalah ulama pada masa ini.
Termasuk sebab penyimpangan adalah tindakan mencomot kalam ulama terdahulu untuk diterapkan pada kasus masa kini tanpa bimbingan ulama masa kini.

*5. Tidak semua masalah kembali kepada ulama.*

Masalah yg terjadi ada 2 macam:

_a. masalah yang sangat jelas dan gamblang hukumnya secara dalil, dapat diketahui oleh thullabul ilmi apalagi ulama, seperti ideologi rofidhoh, ideologi khowarij, dan semisal._

_b. Masalah yang samar atas kebanyakan orang bahkan thullabul ilmi bahkan sebagian ulama._

Masalah inilah yang ditanyakan kepada ulama kibar di atas untuk dapat arahan dan bimbingannya.
Adapun masalah yang pertama bisa ditanyakan juga kepada ulama dalam rangka lebih menenangkan hati.

Termasuk kelucuan sebagian pihak yang  - _afwan_ - ana katakan jahil adalah MENGHARUSKAN kembali kepada ulama dalam SEMUA MASALAH.

*6. Tanya dan minta bimbingan dulu baru bicara dan menjelaskan sesuai bimbingan.*

Ketika terjadi perkara yang rumit atau samar dan harus minta bimbingan ulama kibar maka sikap masing-masing kita adalah diam, menahan diri, tidak bicara, tidak komentar apalagi menuduh dan mengklaim tanpa dasar dan bukti. Minta bimbingan dulu kepada ulama dengan MEMBERIKAN GAMBARAN MASALAH SECARA DETAIL DENGAN JUJUR TANPA REKAYASA DAN TENDENSI, setelah mendapatkan arahan dan bimbingan ulama maka;

_a. sebarkan yang memang diizinkan untuk disebarkan._

_b.simpan perkara-perkara yang diminta untuk disimpan._

👎Termasuk kebiasaan hizbiyyin adalah membangun sebuah kaidah lalu cari pembenaran, akhirnya mereka mengambil apa yang menguntungkan mereka saja.

👍 Ahlussunnah berilmu terlebih dahulu baru membangun sebuah kaidah, sehingga selalu ilmiyyah dan siap mengambil yang menguntungkan mereka atau yang menyalahkan mereka untuk mereka perbaiki.

🏕 Sidayu, Rabu, 3 robi'ul awwal 1439H/22 November 2017M.

Shalat di jamak qhosor

🚇BOLEHKAH SERING MELAKUKAN SHALAT JAMA' QASHAR KETIKA ADA DAURAH ATAU ACARA?

❱ Al-Ustadz Abu Abdillah Luqman Ba'abduh hafizhahullah

[ Pertanyaan ]

Apa nasehat ustadz untuk sebagian teman-teman yang selalu menjama' qashar ketika ada daurah atau acara (muhadharah, ed) seperti ini?

[ Jawaban ]

(➊) ※ Boleh sebenarnya dia menjama' dan mengqashar kalau dia musafir.Namun penting diingatkan kalau kita ada di sebuah masjid atau tidak jauh dari masjid, akan lebih baik diqashar saja tanpa dijama'. Kalau ada jamaah masjid shalat lima waktu maka kita ikut bersama jamaah masjid. Na'am, ini yang pertama.

(➋) ※ Kedua, mayoritas dalil yang dinukilkan dari para shahabat nabi atau tabi'in ketika mereka safar dalam keadaan naazil …,

≡ Safar itu terbagi menjadi dua,
➀ ▸ ada safar naazil
➁ ▸ ada yang dinamakan dengan jiddus sair

➀ ▸ Kalau kita dalam perjalanan dari Medan ke Lhokseumawe (Aceh) di tengah jalan itu kita dalam posisi musafir jiddus sair (sedang perjalanan).
➁ ▸ Setibanya di Lhokseumawe kita berdiam di situ dua tiga hari, empat hari, kita dinamakan musafir naazil.

(▴) Dalam dua kondisi ini boleh seorang mengqashar. Namun ketika dia jiddus sair, dibolehkan menjama' dan mengqashar. Jika dia naazil, maka sebaiknya dia mengqashar saja ketika dia di rumah, tapi ketika dia di Masjid hendaknya dia mengikuti bersama jamaah masjid.

※ Terkhusus di beberapa masjid yang jamaahnya itu belum faham, tiba-tiba ada jamaah kedua shalat, “Ini shalat apa?”. Sebagian jamaah tidak faham.

(•) Maka untuk menghindarkan kesalah fahaman
▸ sebaiknya teman-teman yang musafir tetap shalat bersama jamaah di Masjid.
▸ Kalau dia terpaksa mau pulang dia bisa melakukan shalat Ashar di beberapa masjid, toh di negeri kita ini banyak masjid dipinggir jalan.

Alhamdulillah kita bisa berhenti sejenak sambil istirehat jika kita mengenderai sendiri. Tapi kalau kita mengenderai umum maka boleh dijama', na'am.

📚[Tanya Jawab Muhadharah Lhokseumawe Aceh // Jum'at-Ahad 24-26 Jumadal Ula 1437H ~ 04-06 Maret 2016M]

Dengarkan:
📀[ Audio ] http://bit.ly/2knD2q8
📀[ Telegram ]https://t.me/ukhuwahsalaf/4658

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Audio dari Channel Telegram @ForumSalafy

➥ #Fiqh #Ibadah #Shalat #jamak #jama_ #qasar #qashar

Selasa, 21 November 2017

Taklid

Ituuuuu juga masih ngutip dari ust, Bawahanya tulisan ust.  Yg td d blg t4 org bersikukuh mengekor taqlid buta, 😁🙏

Komentar tentang pernyataan di atas

1. Wajib bagi kita mengikuti Al-quran dan As-sunnah dengan pemahaman salaf ( sahabat Rasulullah dan orang  yang bersamanya sampai akhir zaman ) dalilnya adalah Al-quran At-taubah:100.

2. Mengikuti Ulama dan ustadz yang berada di atas sunnah yaitu
Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah mereka yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam , para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabi shalallahu'alaihi wasallam ) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat. Oleh karena itu mengikuti mereka (Salafush Shalih) berarti mendapatkan petunjuk, sedang berselisih terhadapnya berarti kesesatan.

3. Mengikuti dalil yang sahih

4. Meninggalkan bi'dah.

5. Ikhlas dan Ittiba dalam ibadah.

Senin, 20 November 2017

Jauhi Fanatik Buta

🌷Kajian Aqidah Ringkas

🍀Jauhi Fanatik Buta dan kecondongan hati tanpa ilmu ( atau hanya berdasarkan perasaan pribadi semata)

Bismillah.banyak orang yg tertipu dengan perasaan dan prasangkanya belaka, dan sedikit orang yg mau menimbang dg ilmu ,  sehingga ketertarikan dg dakwah terkadang hanya ditimbang  berdasarkan perasaan dan prasangkanya saja. Orang orang yg seperti ini bisa terjerumus kepada taklid buta serta kesombongan diri yg menipu iman yg  lemah lagi jahil.

✅Taqlid Buta adalah perilakunya orang - orang jahiliyah yg Rosul Sholallohu alaihi wassalam telah menyelesihi mereka :

✅Berkata Syeikh Al Imam Muhammad Bin Abdul Wahab Rahikumulloh :

إن دينهم مبني على أصول: أعظمها التقليد، فهو القاعدة الكبرى لجميع الكفار، أولهم وآخرهم،
"Sesungguhnya agama mereka yakni orang - orang jahiliyah dahulu terbangun atas beberapa pondasi dan yg paling utamanya adalah Taklid Buta, Ini merupakan kaidah besar bagi semua orang kafir sejak dulu hingga sekarang.

✅Ibnu Abbas Rahimahulloh berkata:

: أراهم سيهلكون ! أقول : قال النبي صلى الله عليه و سلم ، و يقولون : قال أبو بكر و عمر

(رواه أحمد و غيره)

“Aku mengira mereka akan binasa. Aku mengatakan, ‘Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, sedang mereka mengatakan, ‘Abu Bakar dan Umar berkata’.” (HR. Ahmad dan Lainya)


و قال الشاعر يُنكر على المحتجين بكلام شيوخهم أقول قال الله قال رسوله , فتجيب شيخي إنه قد قال

✅Seorang pujangga menyenandungkan syair yang mengingkari orang-orang yang berdalih dengan ucapan para syaikh mereka. Ia berkata, “Aku katakan padamu, ‘Allah berfirman, RasulNya bersabda’, lalu kamu menjawab, ‘Syaikh saya telah berkata begini begitu!

✅Al-Imam asy-Syafi’i Rahimahulloh(Madzhab Syafi’i) mengatakan:

كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي

“Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang sahih dari Rasulullah dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”


✅Al-Imam Malik Rahimahulloh(Madzhab Maliki) mengatakan:

إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه

“Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”


✅Al-Imam Abu Hanifah Rahimahulloh(Madzhab Hanafi) mengatakan:

لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا

“Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

✅Al-Imam Ahmad Bin Hambal Rahimahulloh( Madzab Hambali mengatakan):

لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا

“Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

✅Maka Mari kita renungi bersama Firman-Nya :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْـًۭٔا وَلَا يَهْتَدُونَ

“Apabila dikatakan kepada mereka’Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikutiRasul’. Mereka menjawab, ‘Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kamimengerjakannya. ‘Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenekmoyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk” (AI-Maa’idah: 104)

يخبرنا الله عن حال المشركين حينما قال لهم الرسول صلى الله عليه و سلم : تعالوا إلى القرآن و توحيد الله و دعائه وحده، فقالوا يكفينا عقيدة الآباء، فرد عليهم القرآن قائلا إن آباءكم جهال لا يعلمون شيئا و لم يهتدوا إلى طريق الحق

Allah mengabarkan kepada kita  dari keadaan orang-orang musyrik, saat Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam berkata kepada mereka, “Marilah mengikuti Al-Qur’an dan mentauhidkan Allah,serta berdo’a hanya kepada Allah semata.”

Mereka kemudian menjawab, “Cukuplah bagi kami kepercayaan nenek moyang kami.” Maka Al-Qur’an membantah mereka bahwa nenek moyang mereka itu adalah bodoh, tidak mengetahuisesuatu serta tidak mendapat petunjuk kepada jalan yang benar.

✅Alloh Ta'ala Juga Berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُقَدِّمُوا۟ بَيْنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَرْفَعُوٓا۟ أَصْوَٰتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ ٱلنَّبِىِّ وَلَا تَجْهَرُوا۟ لَهُۥ بِٱلْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَٰلُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَٰتَهُمْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ٱمْتَحَنَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ ۚ لَهُم مَّغْفِرَةٌۭ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya.dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.

Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

(Al-Hujurat: 1-3)

✅CATATAN UNTUK KITA SEMUA :

Ini adalah nasehat buat kita semua agar setiap orang yang beriman senantiasa mengedepankan serta mengagungkan perintah Alloh dan rosul-Nya , Dan larangan taqlid buta (bersikukuh mengekor) dengan pendapat orang yang dia cintai walaupun dari bapak-bapaknya, saudaranya, atau kyai-kyainya(ustadznya) yang mereka telah menyelisihi sunnah serta jalanya para ulama salaf yang kokoh lagi terpercaya dalam manhajnya.Wallohu A’lam

Maroji’ : Alquran Alkarim, Tafsir Ibnu Katsir, Shahih Imam Ahmad, Alfirqotun Najiyah.Syarah masail jahiliyah Syeikh Fauzan.

Akhukum Fillah Di Pondok Yatim Non Yatim Annashihah Cepu

Sumber : Grup Whatsapp Pesantren Online

🚀 Dipublikasikan oleh:
👉🏿 http://bit.ly/2zVewkf
👉🏿 http://bit.ly/telegramTIC

📚 WA Tholibul Ilmi Cikarang
______________________________

ADAB-ADAB MENCARI ILMU

🚇 *ADAB-ADAB MENCARI ILMU*

※ Niat Ikhlas

Karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan setinggi-tingginya ibadah kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- maka kita wajib mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala-.

◈ Allah berfirman:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus“. [Al-Bayyinah:5]

※ Beramal dengan Ilmu

Allah -Subhanahu wa Ta’ala- sangat marah kepada mereka-mereka yang berbicara tentang ilmu sedangkan dia sendiri tidak beramal.

◈ Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” [As-Shaff:2-3]

※ Sabar, Tidak Terburu-Buru

Seorang pencari ilmu seringkali terbawa semangat, sehingga ia ingin dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan semua bidang ilmu. Ingatlah bahwa ilmu ini agama yang tidak terpisah dari amal, bukan hanya sekedar mengetahui dan menghafal. Maka pelajarilah secara bertahap dari yang paling penting, kemudian berikutnya, kemudian berikutnya. Tidak mungkin dengan belajar sebulan sampai dua bulan ia menjadi ulama atau dalam waktu singkat dia menjadi pakar hadits yang menshahihkan dan mendhoifkan hadits atau menjadi ahli fiqih yang dapat mengumpulkan hukum dari ayat-ayat dan hadits.

Para Ulama terdahulu mereka belajar dari sejak kecil sampai 30 tahun baru mempelajari ilmu hadits apalagi meriwayatkan hadits.

Url: http://www.alfawaaid.net/2017/09/adab-adab-mencari-ilmu.html

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

Minggu, 19 November 2017

Hadist palsu yasin

*KELEMAHAN HADITS-HADITS SEPUTAR FADHILAH dan KEUTAMAAN SURAT YASIN*

Hadist 1

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum’at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya.” (Ibnul Jauzi, Al-Maudhu’at, 1/247).

Keterangan: Hadits ini Palsu.

Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata: Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits. (Periksa: Al-Maudhu’at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I’tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua’ah hal. 268 No. 944).

Hadits 2

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya.”

Keterangan: Hadits ini Lemah.

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu’jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma’in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa: Mizanul I’tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).

Hadits 3

Artinya: “Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia mati maka ia mati syahid.”

Keterangan: Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa’id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa: Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I’tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).

Hadits 4

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan diluluskan semua hajatnya.”

Keterangan: Hadits ini Lemah.

Ia diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja’. Atha’ bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak pernah bertemu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar tahun 24H dan wafat tahun 114H.

(Periksa: Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I’tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22).

Hadits 5

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an dua kali.” (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman).

Keterangan: Hadits ini Palsu.

(Lihat Dha’if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits 6

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”(Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman).

Keterangan: Hadits ini Palsu.

(Lihat Dha’if Jami’ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani).

Hadits 7

Artinya: “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur’an itu ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.”

Keterangan: Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 304 8) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata: Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya. (Periksa: Silsilah Hadits Dha’if no. 169, hal. 202-203). Imam Waqi’ berkata: Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa’i: Muqatil bin Sulaiman sering dusta.

(Periksa: Mizanul I’tidal IV:173).

Hadits 8

Artinya: “Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya) urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi.”

Keterangan: Hadits ini Lemah.

Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapat Syahr bin Hausyab. Kata Ibnu Hajar: Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru. (Periksa: Taqrib I:355, Mizanul I’tidal II:283).

Hadits 9

Artinya: “Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu.”

Keterangan: Hadits ini Lemah.

Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas).

Hadits 10

Artinya: “Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya (maksudnya sedang naza’) melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya.”

Keterangan: Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al Jazari. Imam Ahmad dan Nasa’i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul hadits. Kata Abu ‘Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa: Mizanul I’tidal IV : 90-91).

*PENJELASAN*

Abdullah bin Mubarak berkata: Aku berat sangka bahwa orang-orang zindiq (yang pura-pura Islam) itulah yang telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits tentang fadhilah surat-surat tertentu). Dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Semua hadits yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu *SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU.* Sesungguhnya orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur’an) dan menjauhkan mereka dari isi Al-Qur’an yang lain, juga kitab-kitab selain Al-Qur’an. (Periksa: Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha’if, hal. 113-115).

*KESIMPULAN*

Dengan demikian jelaslah bahwa hadits-hadits tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat ini dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat ini.

 Wallahu ta'la A’lam.

Azan dikubur

KajianIslamTemanggung:
════════════════════

      ⚖ FATWA ULAMA ⚖

════════════════════

📢💦🥀 FENOMENA ADZAN KETIKA PEMAKAMAN

✒ asy-Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin Hadi rahimahullah

☎ Pertanyaan :
Apa Hukum menyuarakan ADZAN ketika pemakaman mayit ❓

📞 Jawaban :

⚠ Termasuk bid'ah dan tidak ada dalilnya.❗

👉🏼 Yang dituntunkan ketika memasukkan mayit ke kuburan adalah :

[•••Bismillah wa 'ala millati rasulillah -shallallahu alaihi wa ala alihi wa sallam•••]

👋🏼 Kemudian setelah pemakaman mengatakan :

(...Mintalah keteguhan untuk saudara kalian karena dia sekarang sedang ditanya...)

☝🏻 Demikianlah yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa alihi wa sallam.

📜 Sumber : As'ilah Syabab Qoryah as-Sa'id

•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✒ من فتاوى العلامة مقبل الوادعي :

السؤال
ما حكم الأذان عند دفن الميت ؟

الجواب

يعتبر بدعة ؛ لم يثبت 
والذي ثبت أنه عند إدخال الميت القبر يقال : بسم الله ، وعلى ملة رسول الله - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - ، وبعد دفنها يقال : سلوا لأخيكم التثبيت فإنه الآن يُسأل ، هذا هو الذي ورد عن النبي  صلى الله عليه وعلى آله وسلم  .

📜 من شريط : ( أسئلة شباب قرية السعيد )

•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✍🏻WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ
https://bit.ly/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈