JENGGOT
Di Saudi ini saya melihat orang-orang Saudi bekerja profesional dengan tetap menunjukkan iltizam mereka kepada agama.
Di airport tempat saya bekerja tidak jarang saya melihat para teknisi, pilot, staf penerbangan, imigrasi, bea cukai sampai para tentara memelihara janggut mereka yang lebat.
Justru saya heran di negeri kita, banyak pekerjaan yang mengharuskan seseorang mencukur jenggotnya, padahal tidak relevan sama sekali.
Ada teman saya, seorang engineer. Bekerja sebagai teknisi di salah satu BUMN. Ketika akan dipromosikan sebagai kepala divisi teknik, pihak atasan menyuruh beliau mencukur jenggot. Tentu teman saya menolak karena dia berpendapat bahwa MEMELIHARA JENGGOT itu WAJIB sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى
.
“Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.” (HR. Muslim)
Permasalahan ini sampai ke hadapan direksi. Beliau bahkan akhirnya sampai diberi pilihan untuk mengikuti aturan perusahaan mencukur jenggot atau keluar. Dia pun memilih untuk keluar.
Sayang sekali, perusahaan itu kehilangan salah satu teknisi terbaiknya hanya karena masalah sejumlah rambut lebat di dagu.
Kawan saya sendiri tidak menjadi masalah keluar. Dengan kompetensi yang dia miliki, perusahaan lain yang mungkin lebih bonafit dan open minded akan menerimanya bekerja dengan tangan terbuka.
Apa relevansi jenggot dengan kemampuan teknis seseorang?
Apakah ketika seseorang memelihara jenggot lantas kemampuannya berkurang?
Lantas apa dasar pelarangan jenggot?
Sekedar kerapihan atau karena tidak ingin terkesan Islami sebenarnya?
WMB
Madinah, 10 Muharram 1438 H.
Follow @omahmuslim
Follow @omahmuslim
#instagram #islam #kajianislam #jenggot #sunnah #sunnahnabi #prinsip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar