Menguji kemurnian madu dengan mengamati bagaimana madu larut dalam segelas air.
Madu murni tidak akan cepat larut di dalam air. Bila madu diaduk di dalam air, akan diperlukan waktu lebih lama untuk melarutkan butiran-butirannya yang padat, berbeda dengan gula yang cenderung larut lebih mudah.
Ringkasnya, bila madu yang dicampur ke dalam segelas air larut dengan cepat, maka madu tersebut adalah palsu. Betulkah begitu?
Pertanyaannya adalah:
apakah setiap cairan yang larut di dalam segelas air lebih lama bisa disimpulkan sebagai madu yang asli?
Jenis madu yang berbeda tentu memunculkan hasil yang berbeda pula. Ada madu yang encer karena kadar airnya cukup tinggi, ada madu yang kadar airnya rendah (kental), bahkan ada madu yang berbentuk krim. Madu yang encer tentu lebih cepat larut di dalam air dibanding madu yang kental apalagi yang berbentuk krim.
Lantas bisakah disimpulkan madu yang encer adalah madu palsu hanya karena larut lebih cepat dan lebih mudah?
Madu yang tidak murni lagi karena sudah ditambahkan bahan lain pun tidak akan mudah larut semudah madu cair di dalam air. Kalau begitu, cara ini tidak dapat dijadikan acuan juga.
Kami pernah mencoba menuangkan sedikit madu ke dalam piring berwarna putih, kemudian kami tambahkan beberapa tetes air. Piring itu kemudian kami goyang dengan gerakan berputar, perlahan.
Hasilnya, muncul serat-serat halus yang membentuk formasi segi enam, mirip sarang lebah genus Apis. Bagi kami ini hal yang menarik! Kami berharap bahwa inilah salah satu cara sederhana yang praktis untuk menentukan keaslian madu.
Kemudian kami ambil madu yang sebelumnya sengaja kami panaskan. Kami lakukan pengujian dengan cara yang sama, dan ternyata hasilnya sama:terlihat serat-serat halus yang membentuk formasi segi enam.
Menurut kami, cara ini tidak dapat membuktikan kualitas madu. Beberapa pedagang mengentalkan madu melalui proses pemanasan. Teknik tersebut dapat merusak kandungan madu.
Berikutnya, kami mencampur madu murni dengan sirup fruktosa buatan pabrik. Kami lakukan percobaan dengan cara yang sama, dan ternyata hasilnya tetap sama: terlihat serat-serathalus yang membentuk formasi segi enam.
Pendapat kami, cara ini tidak menjelaskan kemurnian madu. Teknik ini memang sederhana tetapi tidak dapat dijadikan acuan.
http://gudangmadu.com/id/tanya-jawab/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar