Diriwayatkan oleh Ad Darimi (1/79), Al Bazzar (Tarikh Wasith 1/198) dari ‘Amru bin Salamah Al Hamdani, katanya:”Kami pernah duduk di pintu ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu sebelum shalatzhuhur. Kalau dia keluar, kami berangkat bersamanya menuju Masjid. Tiba-tiba datanglah Abu Musa Al Asy’ari radliyallahu ‘anhu sambil berkata:”Apakah sudah keluar bersama kalian Abu ‘Abdirrahman? Kami katakan:”Belum.” Tatkala beliau keluar, kami berdiri, dan Abu Musa berkata:”Ya Abu ‘Abdirrahman, sungguh aku baru sajamelihat sesuatu yang pasti kau ingkari di Masjid itu. Dan saya tidak melihat –alhamdulillah- kecuali kebaikan.”
Ibnu Mas’ud berkata:”Apa itu?” Katanya pula:”Kalau kau panjang umur akan kau lihat pula sendiri. Saya lihat di masjid itu sekelompok orang dalam beberapa halaqah sedang menunggu shalat, dan masing-masing halaqah dipimpin satu orang, di tangan mereka tergenggam kerikil, dia berkata:”Bertakbirlah seratus kali!” Maka yang lainpun bertakbir seratuskali. Pemimpinnya mengatakan:”Bertahlil seratus kali!” Merekapun bertahlil (mengucapkan laa ilaaha illallaahu).
Pemimpinnya mengatakan:”Bertasbihlah seratus kali!” Merekapun bertasbih seratus kali. Ibnu Mas’ud bertanya:”Lalu apa yang kau katakan kepada mereka?”Abu Musa berkata:”Saya tidak mengatakan sesuatu karena menunggu pendapatmu.”Ibnu Mas’ud berucap:”Mengapa tidak kauperintahkan mereka menghitung dosa-dosa mereka, dan kau jamin tidak akan hilang sia-sia kebaikan mereka sedikitpun?”
Kemudian dia berjalan, dan kamipun mengikutinya sampai tiba di tempat halaqah-halaqah itu. Beliau berhenti dan berkata:”Apa yang sedang kalian kerjakanini?”Mereka berkata:”Ya Abu ‘Abdirrahman, kerikil yang kami gunakan untuk bertakbir, bertahlil dan bertasbih.”Beliau berkata:
“Coba kalian hitung dosa-dosa kalian, saya jamin tidak akan hilang sia-sia kebaikan kalian sedikitpun. Celaka kalian, wahai ummat Muhamamd! Alangkah cepatnya kalian binasa. Ini, mereka para sahabat Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, masih banyak di sekitar kalian. Pakaian beliau belum lagi rusak, mangkok-mangkok beliau beliau lagi pecah. Demi Zat yang jiwaku di tangan-Nya. Sesungguhnya kalian ini berada di atas millah (ajaran) yang lebih lurus daripada ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam, ataukah sedang membuka pintu kesesatan?”
Mereka berkata:”Demi Allah, wahai Abu ‘Abdirrahman, kami tidak menginginkan apa-apa kecuali kebaikan.”Beliau berkata:”Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak pernah mendapatkannya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam telah menyampaikan kepada kami satu hadits, kata beliau:
“Sesungguhnya ada satu kaum mereka membaca Al Quran tapi tidak melewati tenggorokan mereka. Mereka lepas dari Islam seperti lepasnya anak panah dari sasarannya.”Demi Allah, saya tidak tahu, barangkali sebagian besarnya adalah dari kalian.” Kemudian beliau berpaling meninggalkanmereka.‘Amru bin Salamah mengatakan:”Sesudah itu kami lihat sebagian besar mereka ikut memerangi kami di Nahrawand bersama Khawarij.”(Ash Shahihah no 2005).
Dalam riwayat Ibnu Wadldlah, dia mengatakan:”Sungguh kalian betul-betul berpegang dengan kesesatan ataukah kalian merasa lebih terbimbing daripada sahabat-sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam?” (Al Bid’ah wan Nahyu ‘anha 27).
Silakan akh. perhatikan kisah ini –semoga Allah membimbing kita untuk mentaatinya-. Bagaimana sikap sahabat yang mulia ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu yang mengingkari halaqah (majelis dzikir) tersebut di masjid. Apakah anda mengira bahwa beliau mengingkari amalan dzikrullah danmengingkari majelis dzikir ini, atau apakah anda menyangka bahwa beliau mengingkari tahlil, tasbih dan takbir? Apakah pantas kita katakan bahwa sahabat yang mulia ini mengingkari orang-orang yang ingin beribadah dan berlomba-lomba kepada kebaikan?
Tentunya, sekali-kali tidak demikian. Hal itu tidaklah diingkari oleh ‘Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu. Dan bagaimana mungkin beliau mengingkarinya, sementara beliau termasuk rawi yang banyak menyampaikan hadits-hadits tentang keutamaan (fadlilah) tasbih, tahlil dan takbir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar