Bismillah.
Afwan, akh. Ulama Ahlus sunnah bersepakat akan keutamaan membaca Alquran, berzikir, berdoa. Namun permasalahannya adalah menyelisihi sunnah Rasulullah dalam tata cara ibadah.
Diriwayatkan Ad Darimi, ‘Abdurrazzaq, dan Baihaqi.
Suatu hari di saat setelah terbit fajar, ada seorang lelaki yang shalat di hadapan Sa’id bin Musayyab rahimahullah (wafat 94 H). Lelaki itu shalat lebih banyak daripada dua rakaat dan ia memperbanyak ruku’ dan sujudnya. Sa’id bin Musayyab pun melarang hal tersebut, maka kemudian lelaki itu bertanya, “Wahai Abu Muhammad (panggilan Sa’id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksaku karena shalat? ”Kemudian Sa’id bin Musayyab menjawabnya, “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi sunnah” (Sanadnya Shahih: Diriwayatkan Ad Darimi, ‘Abdurrazzaq, dan Baihaqi. Lihat Irwaul Ghalil, Syaikh Al Albani)
Kaidah Penting Dalam Ibadah"Hukum asal dari ibadah adalah batal (haram), hingga tegak dalil (argument) yang memerintahkannya" (I’lamul Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim Al Jauziyah)
"Hukum asal ibadah adalah tauqif dan ittiba' ( bersumber pada ketetapan Allah dan mengikuti Rasul)” (Al Bayan, Abdul Hamid Hakim)
Dalilnya adalah,Yang pertama, firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam kitab-Nya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hujurat:1)
Yang kedua, Sabda Rasulullahﷺ:“Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (Shahih:HR Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718, Abu Dawud no. 4606 dan Ibnu Majah no. 14)
“Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, danmengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An Nisaa: 115)
perkataan Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang semoga mampu menjadi pendorong kita untuk hidup dalam naungan sunnah Nabi Muhammadﷺdan menjauhi apa yang tidak beliau contohkan,“Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah.” (Atsar Shahih: HR. ad-Darimi (223), al-Lalika'i (1/55, 88) dan yang selainnya.)
Semoga Allah memperbaiki keadaan kita, ibadah kita, dan hati-hati kita semua.
Wa shalallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aali hi wa shahbihi wa sallam, Akhiru da’wana anil hamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar