Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman (artinya):“Maka jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Ar Rasul (As Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Yang demikian itu lebih utama bagi kalian dan lebih baik akibatnya.”(An Nisaa’: 59)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya):“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama Islam bagi kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian serta Aku ridha Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah: 3)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ“
Tidak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al Jannah (surga) dan menjauhkan dari An Naar (neraka) kecuali telah dijelaskan kepada kalian semuanya.”(H.R Ath Thabrani)
Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mendengar berita tentang pernyataan tiga orang, yang pertama menyatakan:“Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam”, yang kedua menyatakan: “Saya akan bershaum (puasa) dan tidak akan berbuka”, yang terakhir menyatakan:“Saya tidak akan menikah”, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menegur mereka, seraya berkata:“Apa urusan mereka dengan menyatakan seperti itu? Padahal saya bershaum dan saya pun berbuka, saya shalat dan saya pula tidur, dan saya menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah golonganku.”(Muttafaqun alaihi)
ibadah menurut kaidah Islam tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’alakecuali bila memenuhi dua syarat yaitu ikhlas kepada Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam Al Qur’an (artinya):“Dialah Allah yang menjadikan mati dan hidup,supaya Dia menguji siapa diantara kalian yang paling baik amalnya.”(Al Mulk: 2)
Para ulama ahli tafsir menjelaskan makna“yang paling baik amalnya”ialah yang paling ikhlash dan yang paling mencocoki sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
Simaklah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (artinya):“Maukah Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”.(Al Kahfi: 103-104)
Lebih ditegaskan lagi dalam hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ“
Barang siapa yang beramal bukan diatas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak.”(Muttafaqun alaihi, dari lafazh Muslim)
Lebih menukik lagi pernyataan dari Al Imam Asy Syafi’
:مَنِ اسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ“
Barang siapa yang menganggap baik suatu amalan (padahal tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah –pent) berarti dirinya telah menciptakan hukum syara’ (syari’at) sendiri”.
Mudah-mudahan pembahasan ini bisa memberikan penerangan bagi semua yang menginginkan kebenaran ditengah gelapnya permasalahan.
Wallahu ‘a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar