Rabu, 31 Mei 2017

SETELAH MEMBACA AL-QURAN

✋🏻⚠🚫📑 *DIANTARA SUNNAH YANG TELAH DITINGGALKAN MANUSIA SETELAH MEMBACA AL-QURAN*

*Janganlah engkau membaca:*

*صدق الله العظيم*

*akan tetapi bacalah:*

*سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ*

Sunnah yang kebanyakan manusia melalaikannya setelah membaca al-Qur'an.

*Disunnahkan setelah selesai membaca al-Qur'an untuk membaca:*

*( سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ).*

_“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”_

◎ Dalil akan hal itu adalah:

*Dari Aisyah radhiallahu ’anha berkata:*

_Tidaklah Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam duduk di satu majlispun dan tidaklah membaca Qur'an dan mengerjakan shalat apapun kecuali beliau menutupnya dengan bacaan itu.”_

*Lalu Aisyah berkata:*
*Aku bertanya:* “Wahai Rasulullah, saya melihat engkau. Tidaklah engkau duduk dalam suatu majlis, tidak pula engkau membaca Qur'an, tidak pula engkau mengerjakan shalat apapun kecuali engkau menutupnya dengan membaca bacaan tadi?”

*Jawab beliau:* “Ya, barangsiapa yang mengucapkan kebaikan ditutup untuknya penutup di atas kebaikan tadi. Dan barang siapa yang mengucapkan kejelekan (dalam majlisnya), maka bacaan doa tadi sebagai penghapus kejelekan (kaffarah) baginya.

*( سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ ).*

_“Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”_

*Imam an-Nasaai* membuat bab atas hadits ini dengan perkataan beliau: “Bab Apa yang dibaca setelah membaca Al-Qur'an.”

*Sanadnya shahih*: Dikeluarkan oleh an-Nasaai dalam as-Sunan al-Kubra dan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam nn-Nukat 2/733. Sanadnya shahih.

○ *Syaikh al-Albani* rahimahullah berkata dalam ash-Shahihah 7/495 : Ini adalah sanad yang shahih juga diatas syarat Muslim.
○ *Syaikh Muqbil al-Wadii* berkata dalam al-Jami’ as-Shahih mimma Laisa fi ash-Shahihain 2/128: Ini adalah sanad yang shahih.

*Manusia sekarang meninggalkan sunnah yang satu ini, mereka malah membaca doa setelah membaca al-Qur'an: Shadaqallahul Azhiim.*

● *Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah Tentang Shadaqallahul Azhiim:*

*Menjadikan kalimat* “Shadaqallahul Azhiim” dan yang semisalnya sebagai penutup untuk membaca al-Qur'an itu bid’ah.

Karena tidak pasti dari Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam kalau beliau membacanya setiap selesai membaca al-Qur'an.

Kalau seandainya hal itu disyariatkan untuk menutup bacaan al-Qur'an niscaya beliau membaca setelahnya.

*Dan telah pasti dari beliau bahwasanya beliau bersabda:*

_“Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan kami ini perkara yang bukan darinya maka hal itu tertolak.”_  *(HR. Bukhary dan Muslim)*

Hanya Allahlah tempat memohon Taufiq.

Dan shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, Keluarga beliau dan sahabat beliau.

*Komite Tetap Untuk Pembahasan Ilmiyah Dan Fatwa.*
Dipimpin oleh Imam Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah
Anggota: Al-Allamah Abdullah bin Ghudayyan rahimahullah.
Anggota Al-Allamah Abdur Razzaq Afifi rahimahullah.

*[Sumber Fatwa no 7306]*

📚 *Sumber* || http://cutt.us/WRFgL

🌏 *Kunjungi* || http://bit.ly/2qG5BwK

⚪ *WhatsApp Salafy Indonesia*
⏩ *Channel Telegram* || http://bit.ly/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Selasa, 30 Mei 2017

HUKUM MAKAN & MINUM SAMBIL BERDIRI

HUKUM MAKAN & MINUM SAMBIL BERDIRI
Oleh : Asy-Syaikh ibnu ‘Utsaimin rahimahullah

Beliau Rahimahullah menjelaskan;
” Lebih afdhal seseorang untuk makan dan minum dalam keadaan duduk, karena ini petunjuk Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan janganlah dia makan dan minum dalam keadaan berdiri.

Adapun minum dalam keadaan berdiri telah shahih dari Nabi tentang pelarangannya, ditanyakan kepada sahabat Anas bin Malik Radhiayallahu‘anhu tentang makan dalam keadaan berdiri maka beliau berkata : “itu lebih buruk lagi”, maknanya yaitu jika minum sambil berdiri dilarang maka makan sambil berdiri lebih utama lagi untuk ditinggalkan.

Akan tetapi, dalam hadits ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dan beliau mensahihkannya, Umar berkata : ” di masa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam kami makan dalam keadaan berjalan dan minum dalam keadaan berdiri”.

Maka hadits ini menunjukkan bentuk pelarangan makan dan minum sambil berdiri bukanlah keharaman, akan tetapi meninggalkannya lebih utama.

Yaitu seseorang lebih baik dan lebih sempurna untuk makan dan minum sambil duduk, akan tetapi makan dan minum sambil berdiri tidaklah mengapa.

Dalil dalam hal ini juga datang dari sahabat Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata :

“aku memberi minum Nabi dengan air zamzam dan beliau meminumnya dalam keadaan berdiri.”

Alhasil, dari bentuk kesempurnaan dan keutamaan seseorang dalam hal makan dan minum adalah dalam keadaan duduk, akan tetapi boleh untuk dia makan dan minum dalam keadaan berdiri.

Adalah Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu‘anhu suatu ketika minum dlm keadaan berdiri dan beliau berkata :
“Sesungguhnya Nabi melakukannya sebagaimana engkau melihatku melakukannya”Maka hal ini menunjukkan bolehnya makan dan minum sambil berdiri, akan tetapi YANG AFDHAL UNTUK DIA MAKAN DAN MINUM SAMBIL DUDUK.

Syarh Riyadhus sholihin syaikh Utsaimin jilid 2 hal. 606 – 610

Fatwa Lajnah Daimah lil Buhuts Al Ilmiah wal Ifta

Hukum asal seseorang minum adalah dalam keadaan duduk, inilah yang afdhal, namun boleh dia minum dalam keadaan berdiri, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melakukan kedua hal tersebut, yang menunjukkan perkara ini luas.

Ketua : Abdul Aziz bin BazWakil Ketua : Abdurrazzaq Afifi
Anggota : Abdullah bin Ghudayyan
Anggota : Abdullah Qu’ud

Sumber nukilan :
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=84222

Senin, 29 Mei 2017

Obat Tetes Mata Waktu Puasa

Obat Tetes Mata Waktu Puasa

Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya obat tetes hidung, mata dan telinga bagi orang yang berpuasa?

Jawaban:
Obat tetes hidung jika tetesan itu sampai masuk ke dalam perut maka membatalkan puasa, seperti yang dijelaskan dalam hadits Luqaith bin Shabrah yang mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,

“Sempurnakanlah dalam membersihkan hidung, kecuali jika kalian sedang berpuasa.”(HR. Abu Dawud).

Orang yang berpuasa tidak boleh meneteskan obat tetes pada hidungnya hingga masuk ke dalam perutnya.

Sedangkan jika tetesan itu tidak masuk ke dalam perut, maka tidak membatalkan.

Adapun tentang obat tetes mata dan obat tetes telinga tidak membatalkan puasa, karena tidak ada nash yang menjelaskan tentang kebatalannya dan tidak ada pula nash yang semakna dengannya.

Mata bukanlah sarana untuk makan dan minum, begitu juga telinga, dia seperti pori-pori kulit lainnya. Sebagian ilmuwan berkata, bahwa jika seseorang digelitik telapak kakinya, maka dia akan merasakan sesuatu di tenggorokannya, tetapi hal itu tidak membatalkan puasa. Begitu juga orang yang memakai celak, memakai tetes mata, atau tetes hidung tidak membatalkan puasa, maupun mendapatkanya rasa pada tenggorokan. Begitu juga jika seseorang mengolesi dirinya dengan minyak untuk berobat atau untuk selain berobat, maka hukumnya boleh.

Begitu juga jika seseorang sakit sesak nafas, lalu menggunakan oksigen yang disalurkan ke mulutnya agar mudah bernafas tidak membatalkan puasa, karena hal itu tidak sampai ke perut, sehingga tidak dikategorikan makan atau minum.

Sumber:
Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji (Fatawa Arkanul Islam), Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Darul Falah, 2007

Manfaat micin atau msg

*MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)*

"Jangan pakai mecin, bahaya, nanti bego...atau jangan pakai mecin ga bagus bagi tubuh...atau jangan pake mecin nanti sakit loh" Dan masih banyak lagi argumentasi seperti ini disekeliling kita.

Monosodium glutamat alias MSG alias mecin ini kita kenal sebagai salah satu bahan penguat rasa yang digunakan oleh buibu 😅 ketika memasak. Apalagi yang biasa kuat gurih, ngga lepas dari bahan yang satu ini. Penggunaan MSG ini masih simpang siur gitu, semacam perdebatan tiada akhir karena setiap ditanya kenapa pasti jawabnya "kata si a, kata tetangga saya dan katanya" karena galau, ya terpaksa ikutan ga pake mecin. Nih ulasannya;

Monosodium glutamat adalah bahan yang mengandung sodium (alias natrium), glutamat dan air. Ketiga bahan tersebut adalah zat gizi. Di sana ada kata sodium, nah sodium ini sama saja dengan natrium. Dan tau natrium ada di mana? Garam! Jadi, kalo garam itu (NaCl) alias natrium klorida nah mecin ini natrium glutamat. Bedanya yang satu klorida, yang satu glutamat.

Glutamat ini apa yaa?

Glutamat ini asam amino non-esensial. Dia bisa diproduksi dalam tubuh, Perannya dalam tubuh adalah untuk metabolisme fungsi otak dan otot. Jadi di tubuh manusia itu ada 20% protein. Nah 20% dari protein tersebut adalah kandungan glutamat. Ga cuma di dalam tubuh tapi kandungan glutamat ini bisa didapatkan di ikan, sayur, buah dan bahkan ASI!

MSG ini dibuatnya dari apa?
Biasanya tebu, ada juga yang dari ekstrasi lobak, singkong dan gandum. Bahan alami. Gula juga dari tebu. Tepung juga dari gandum kan yah. Jadi si tetes tebu atau singkong ini difermentasi pake bakteri Brevi-bacterium lactofermentum, terus ditambahin garam biar mengkristal deh. Makanya yang kita liat mecin ini kaya bubuk kristal gitu kan yah.

# Manfaat MSG
kandungan sodium di 5 gram garam setara 2000 mg mecin atau MSG, sementara 5 gram MSG sodiumnya hanya 600 mg. Makanya, penggunaan mecin ini baik untuk menggantikan garam bagi penderita hipertensi karena sodiumnya lebih kecil. Ditambah lagi, glutamat itu bikin gurih. Gurih itu menguatkan rasa, jadi lebih enak. Mecin bisa dijadikan bahan untuk penambah nafsu makan.

Manfaat lain, MSG meningkatkan cairan ludah jadi gampang menelan (Schiffman S and Miletic I, 1999; Hodsom N and Linden R, 2006) dan meningkatkan cairan lambung lho! (Vasilevskaia L, et. Al 1993), Jadi makanan lebih sempurna dicerna dan buat yang ada masalah lambung aman mengkonsumsi mecin

# Dosis MSG
U.S Food and Drug Administration (USDFA), dianjurkannya kita konsumsi mecin itu 1,5 gram perhari. Itu sebanyak apa sih? Menurut sampling, Bang Ijul, tukang bakso, akan memberikan 0,5 gram mecin dalam satu mangkok. Berarti kalau kita makan 3 mangkok bakso dan kuahnya dihabiskan, baru tuh kita makan 1,5 gram mecin.
Pernah liat mecin merek S**a yang paling kecil kemasannya? Itu kan 5 gram. Nah, saya bakalan masukin itu semua kalo lagi bikin rendang daging 1 kilo.

# Terus nanti mecin dalam badan diapain?
Natriumnya kerja sebagaimana garam pada natrium, sementara glutamatnya bekerja sebagaimana glutamat dalam tubuh bekerja. Seperti dijelaskan diatas, glutamat berfungsi dalam proses metabolisme.

# Luar negri pake mecin ngga?
Amerika menggunakan 12,0 gram glutamat perhari (11 gram dari makanan; 1,0 gram dari mecin). Jepang menggunakan 15,9 gram glutamat perhari (14 gram dari makanan; 1,9 gram dari mecin).

# Kajian Keamanan Glutamat dilakukan oleh 4 badan, diantaranya;
FAO dan WHO, European Food Safety and Authority, National Academy of Sciences dan USDFA.

# Peraturan di Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 722/ Menkes/ Per/ IX/ 88 Tgl. 20/09/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan (BTP): “MSG adalah BTP penguat rasa yang diizinkan dengan batas maksimum ‘secukupnya’ (sewajarnya sesuai dengan tujuan penggunaannya)

Berarti sama kaya gram dan gula, sewajarnya :) INGAT SEWAJARNYA YAA, JANGAN DI UYUP 😱

# Jadi, amankah MSG itu?
Kesimpulan ulasan, yaitu: AMAN! Yang tidak aman itu kalau berlebihan. Jangankan mecin kalau kelebihan pasti badan ga enak dan mual, garam aja deh contohnya. Kalo makan banyak garam pasti pusing! Itu karena tekanan darah naik. Sama seperti kebanyakan karbohidrat di pagi hari, pasti ngantuk. Makanya, sarapan tuh roti aja jangan nasi uduk! Hehehe

# Glutamat aman buat orang sakit?
Liat infusan deh, komposisinya ada L-glutamic acid.

Jadi, masih ada yang mau mengatakan bahwa mecin bikin bego? Atau berbahaya?
Vetsin alias mecin atau msg sangat bahaya kalau anda makan lima berlebihan.

Silakan dibagikan, semoga bermanfaat.

Fakta Alam dan umur yang sesaat

*Assalamu'alaikum...*

Satu fakta angka angka yg menarik untuk kita fikirkan :

Adakah kita sadari...???

          Aceh
          Tsunami
          26-12-2004
         
          Bohemia
          Gempa
          26-11-1902
         
          Jogja
          Gempa
          26-05-2006

          Tasik - Jawa Barat
          Gempa
          26-06-2010

          Gunung Merapi
          Meletus
          26-10-2010

          Jambatan Tenggarong
          Samarinda, Indonesia
          Runtuh
          26-09-2013

          Tahun lalu pada tgl 26 Okt Taufan Haiynan diutus Allah SWT, untuk menunjukkan kekuasaan Nya kepada seluruh rakyat Filipina yg telah merobohkan "Rumah Nya" di Manila untuk digantikan dgn shopping mall...        

          Mengapa semua ini
          Terjadi  pada Tgl. *26*

          Apakah ini suatu kebetulan??

          Bukalah dan bacalah
          *Al-Quran Juz ke: 26*

          Allah SWT telah berfirman.

          Bunyinya :

          *"Sedikit waktu lagi Aku akan menggoncang kan langit dan bumi, laut dan darat".*

          *Biar mereka semua tahu bahwa Mu'jizat Allah itu ada !!!*    

wallahu'alam...

*Ternyata Cuma 1.5 jam⌚ saja Umur Kita hidup di DUNIA 🌎 ini.*

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur'an sebagai sumber kebenaran yang hakiki
🔎    *1 hari akhirat = 1000 tahun dunia*
🔎 *24 jam  akhirat = 1000 tahun dunia*
🔎   *3 jam  akhirat =    125 tahun dunia*
🔎 *1.5 jam  akhirat =  62.5 tahun dunia*

Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1.5 jam saja.

Pantaslah  kita selalu diingatkan tentang masalah waktu. ⌛⏰

Allah berfirman : *"Kamu tidak tinggal (di dunia) melainkan sedikit masa saja, kalau kamu dahulu mengetahui hal ini (tentulah kamu bersiap sedia)"*

Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk meniti perjalan hidup kita ini.

*Kuatkan berfikir utk akhirat*.
Karena dunia ini akan kita tinggalkan.

Fokus akhirat
Itulah tempat kita akan hidup seterusnya.

*Ingatlah ini :*
untuk diri saya sendiri.
*Mayat orang Islam yang tidak sembahyang pada 1000 tahun dulu masih disiksa hingga kini.*

Allahuakbar!!! 1 waktu kita tinggalkan sholat sama dengan  8000 tahun siksaan neraka. Jika kita sehari 5 waktu x sholat?

5 x 8000 = 40.000
tahun.

*Subhanallah...*

Minggu, 28 Mei 2017

Mayoritas manusia bukan kebenaran


Kebenaran tidaklah dinilai dengan mayoritas

Mari kita renungi firman Ilahi dengan hati yang bersih :

وإن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُون
( 116 )

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta(terhadap Allah)" [QS. al-An'am 116]

MAYORITAS BUKAN UKURAN KEBENARAN

Dalam ayat di atas Allah ta'ala mengingatkan nabi-Nya shalallahu alaihi wasallam dan tentu pula umat beliau agar tidak terjebak mengikuti kebanyakan manusia.

Artinya janganlah berpedoman kepada mayoritas manusia dalam berislam baik dalam ibadah, amal, muamalat, akhlak, apalagi dalam bab akidah dan iman.

Kenapa tidak boleh mengikuti mayoritas ?

Dengan sangat jelas dan tegas dalam ayat tersebut Allah ta'ala menjelaskan bahwa mayoritas manusia akan mengajak kepada kesesatan dan sikap mengada-ada dalam beragama. Allahul musta'an!

Justru dalam beberapa ayat Allah ta'ala menyebutkan bahwa hamba yang beriman dan beramal sholeh itu sedikit. Yang bersyukur dan istiqomah dalam ibadah sedikit sekali. Antara lain firman-Nya :

وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَّا هُمْ

dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini" [ QS. Shad 24 ].

Dalam ayat lain Allah berfirman :

 وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

"Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur" [QS. Saba 13 ].

Maka dari sini bisa kita simpulkan bahwa kebenaran tidaklah dinilai dengan mayoritas, akan tetapi kebenaran itu dinilai dengan sejauh mana keselarasan serta kecocokan dengan al-Quran dan Sunnah sesuai pemahaman generasi sahabat.

Namun orang yang mau berjalan dan berpegang dengan kebenaran amatlah sedikit, semoga kita termasuk golongan yang sedikit itu...

Amiin!!

Sabtu, 27 Mei 2017

Doa setelah sholat witir

✋🏻🌺🌸🌅 *DOA SESUDAH SHALAT WITIR*

Sebagian manusia tudak mengetahui apa yang dibaca setelah selesai shalat witir, diantara mereka ada yang diam saja, dan diantara mereka ada yang membaca dzikir selesai shalat wajib. _Yang benar adalah membaca:_

*سُبحَانَ المَلِكِ القُدُّوسِ*

_Dibaca tiga kali, dan mengeraskan suaranya pada kali yang ketiga._

*Dalilnya adalah:* _Dari Abdurrahman bin Abza radhiyallahu'anhu berkata:_

_Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat witir membaca surat al-A'la, surat al-Kafirun dan Surat al-Ikhlas._ *Kemudian setelah salam beliau membaca :*

*سُبحَانَ المَلِكِ القُدُّوس*

_Sebanyak tiga kali, dan mengeraskan suaranya pada bacaan ketiga._ *(HR. An-Nasaa'i dan dishahihkan Al-Albani 1732)*

📚 *Sumber* || _Channel Durus dan Fawaid Salafiyah._

🌎 *Kunjungi* || http://forumsalafy.net/doa-sesudah-shalat-witir/

⚪ *WhatsApp Salafy Indonesia*
⏩ *Channel Telegram* || http://bit.ly/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Jumat, 26 Mei 2017

Info sehat

INFO SEHAT KITA:
✍PAPD I(Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam)

Dari dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, KGer, FINASIM dari Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, memberikan *Tips lancar Jalani Shaum/Puasa* secara umum untuk seorang berusia lanjut dan juga semua kalangan.

Mudah2an bisa bermanfaat.

1 ● Saat *Sahur* usahakan untuk *membatasi asupan teh dan kopi*  Pasalnya, dua asupan tsb membuat metabolisme berjalan cepat. Sehingga cepat mendatangkan rasa haus meski tak terdehidrasi.

2 ● Sangat *dianjurkan mengonsumsi makanan yang lambat dicerna dan memiliki serat yang tinggi* Contohnya gandum, padi-padian, kacang-kacangan, biji-bijian, nasi merah.

3 ● Saat *Tajjil/Awal berbuka puasa* dianjurkan untuk mengonsumsi *Kurma** karena mengandung gula serat, karbohidrat, kalium dan magnesium. Dengan kurma, kebutuhan nutrisi tubuh yang hilang selama puasa perlahan dipenuhi.

4 ● Mengonsumsi pisang saat *Ifthor/berbuka* sangat baik bagi tubuh Anda, sebab *pisang* merupakan sumber kalium, magnesium dan karbohidrat.

5 ● *Batasi makanan yang digoreng saat berbuka*, karena dapat meningkatkan sel-sel lemak dalam tubuh. Hal ini karena seorang yang sudah di usia lanjut cenderung memiliki keluhan penyakit yang disebabkan lemak, seperti penyakit jantung, cc koroner dan hipertensi.

6 ● *Batasi makanan yang lebih cepat dicerna, seperti gula*. Hal ini bisa cepat mendatangkan rasa haus ditengah Anda menjalani puasa nantinya.

7 ● *Konsumsi Air atau jus buah* antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan cairan dalam tubuh untuk Anda lancar beraktivitas esok harinya.

8 ● *Hindari terlalu banyak minum Es*, karena memudahkan Anda kenyang. Dimana asupan makanan gizi yang lengkap akancv  menurun karena tak bisa masuk dalam tubuh.

MARHABAN YAA RAMADHAN,                             semoga bermanfaat
📝WA KESEHATAN HOLISTIK🌍

📝Turut berbagi info sehat kita link channel  join 👉http://bit.ly/1W08wtO🌍

IKHWANUL MUSLIMIN ADALAH BALA' DI ZAMAN INI.

Tukpencarialhaq:
❌💥 *IKHWANUL MUSLIMIN ADALAH BALA' DI ZAMAN INI. ALLAH-LAH SATU-SATUNYA TEMPAT MEMOHON PERTOLONGAN*

📝 Berkata asy-Syaikh al-'Allamah Ahmad bin Yahya an-Najmi rahimahullah:

"  ```Kita mendapat musibah di zaman kita dengan adanya manhaj-manhaj dakwah (yang baru). Mereka datang dari luar negara kita.  Mereka memejamkan mata dari syirik besar, meremehkan tauhid,dan beribadah dengan perkara-perkara bid'ah. Dan yang paling mengkhawatirkan dari manhaj-manhaj tersebut, paling banyak tersebar, paling banyak berbuat kerusakan dan merusak, adalah manhaj Ikhwanul Muslimin. Sungguh manhaj ini mencuci otak para pemuda yang terdidik di atasnya, memalingkan mereka menjadi pemberontak, teroris, Khawarij. Dan banyak dalil-dalil yang menunjukkan hal ini.```

🍒 Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)

🔎 Muraja'ah: Al-Ustadz Kharisman Abu 'Utsman hafizhahullah

🇸🇦 Arabic

اتباع السنة نجاة:
الإخوان بلية هذا الزمان والله المستعان

قال الشيخ العلاّمة أحمد بن يحيى النجمي - رحمه الله - :

بلينا في زماننا هذا بمناهج دعوية ، وردت إلينا من خارج بلدنا ، تغض الطرف عن الشرك الأكبر ، وتتهاون في التوحيد ، وتتعبد بالبدع ، ومن أهم تلك المناهج وأكثرها شيوعاً ، وأكثرها فساداً وإفساداً ، منهج الإخوان المسلمين ، إنَّه يغسل أدمغة الشباب الذين يتربون فيه ، ويحوِّلهم إلى ثوريين ، إرهابيين ، خوارج ، والأدلة على هذا كثيرة .

رد الجواب على من طلب مني عدم طبع الكتاب ( ص:١٩)

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇
منقول من الصفحهf ) أبوعمار علي الشمري بارك الله فيه وجزاه الله خيرا
------------------------------------------
عمار ابوياسر

AHLUS SUNNAH SALAFIYYUN MEYAKINI BAHWA BOM BUNUH DIRI HARAM SECARA MUTLAK

Tukpencarialhaq:
💥⚠⛔🔥 AHLUS SUNNAH SALAFIYYUN MEYAKINI BAHWA BOM BUNUH DIRI HARAM SECARA MUTLAK

✍🏼 Asy-Syaikh Abdul Qadir bin Muhammad al-Junaid hafizhahullah berkata:

‏العمليات الانتحارية لا تحل مطلقا، وبهذا قال العلماء السلفيون، ودللوا. فأبى دعاة أزاهرة وإخوان وصوفية وقطبية وخرّجوا لها، فكان أن رجعت على بلاد المسلمين.

"Operasi-operasi bunuh diri tidak halal tanpa kecuali, dan ini merupakan pendapat para ulama salafy dan mereka telah menjelaskan dalil-dalilnya. Namun para dai dari Universitas al-Azhar, kelompok al-Ikhwanul Muslimun, orang-orang shufi, dan para pengikut Sayyid Quthb menolaknya dan mencari-cari dalih yang membenarkannya, maka akibat buruknya menimpa negeri-negeri kaum muslimin."

🌍 Sumber || https://twitter.com/aljuned77/status/851189922274955265

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

KOBARKAN PERANG TERHADAP TERORISME!!!

Tukpencarialhaq:
💥🛡⚔🔥 KOBARKAN PERANG TERHADAP TERORISME!!!

✍ Asy-Syaikh Dr. Muhammad Ghalib hafizhahullah berkata:

‏واجب على الدعاة وأصحاب الأقلام، وكل من يهمه أمر دينه وبلده، أن يحارب فكر الخوارج، سواء تسمى بداعش أو القاعدة أو غيرها من الأسماء المظلمة.

"Wajib atas para dai dan para penulis, serta siapa saja yang peduli terhadap urusan agama dan negerinya untuk memerangi pemikiran Khawarij, sama saja apakah namanya ISIS atau al-Qaeda, atau nama-nama gelap yang lainnya."

🌍 Sumber || https://twitter.com/m___alomari/status/746774769870176256

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

WAJIB BAHU-MEMBAHU MENUMPAS RADIKALISME

Tukpencarialhaq:
💥❌⛔🔥 WAJIB BAHU-MEMBAHU MENUMPAS RADIKALISME

✍ Haiah Kibarul Ulama mengatakan:

‏تجتاح العالم دعوات للتخويف من الآخر، وواجب المسلمين مشاركة عقلاء العالم في مواجهة هذه الدعوات المتطرفة.
(كلما أوقدوا نارا للحرب أطفأها الله)

Dunia sedang menumpas seruan-seruan yang mengajak untuk melancarkan teror kepada orang lain, dan kewajiban kaum Muslimin adalah ikut andil bersama-sama dengan orang-orang yang berakal di dunia ini untuk menghadang seruan-seruan radikal semacam ini.

ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﺃَﻭْﻗَﺪُﻭﺍْ ﻧَﺎﺭًﺍ ﻟِّﻠْﺤَﺮْﺏِ ﺃَﻃْﻔَﺄَﻫَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ.

"Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, maka Allah memadamkannya." (QS. Al-Maidah: 64)

🌍 Sumber || https://twitter.com/ssa_at/status/747018511470460929

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

PERBEDAAN UMAT ISLAM DENGAN ISIS

Tukpencarialhaq:
💥❌⛔🔥 PERBEDAAN UMAT ISLAM DENGAN ISIS

✍🏼 Asy-Syaikh Dr. Ahmad bin Mubarak bin Qadzlan al-Mazru'iy hafizhahullah berkata:

‏أهل الإسلام يتقربون لله بالصيام والقيام، والدواعش يتقربون بالقتل وسفك الدماء.

"Umat Islam mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah puasa dan shalat, sedangkan orang-orang ISIS mengaku mendekatkan diri kepada Allah, namun dengan cara melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah."

🌍 Sumber || https://twitter.com/aboalmubarak/status/750339570001215488

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

MASIH ADAKAH YANG TERTIPU DENGAN ISIS?!

Tukpencarialhaq:
💣🎯⚔💥 MASIH ADAKAH YANG TERTIPU DENGAN ISIS?!

✍🏼 Asy-Syaikh Dr. Muhammad Ghalib hafizhahullah berkata:

‏فارقوا جماعة المسلمين، كفروا الولاة، وكفروا العلماء، وفجروا بلاد الإسلام، وانتصروا لأعداء الدين، وغرروا بصغار السن، ثم يدعون أنهم دولة الإسلام!!

"Mereka menyempal dari jama'ah kaum Muslimin, mengkafirkan pemerintah, mengkafirkan para ulama, meledakkan negeri-negeri kaum Muslimin, menolong musuh-musuh agama, dan menipu anak-anak muda, kemudian setelah itu semua mereka mengaku bahwa mereka adalah negara Islam!!"

🌍 Sumber || https://twitter.com/m___alomari/status/735519585907150850

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

Kamis, 25 Mei 2017

Imam syafei nasehat

Imam Syafi’i dalam syairnya mengatakan:

Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri,dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya jika engkau menyelisihi dan menolak saranku maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.
(Diwaan Imam Syafi’i, dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad Ibrahim Saliim, hal 91)

Membelah dada

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari seorang sahabat mulia yang juga merupakan cucu angkat kesayangan Rasulullah SAW, yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsahradhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata:

َعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْحُرَقَةِ مِنْ جُهَيْنَةَ قَالَ فَصَبَّحْنَا الْقَوْمَ فَهَزَمْنَاهُمْ قَالَ وَلَحِقْتُ أَنَا وَرَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ رَجُلًا مِنْهُمْ قَالَ فَلَمَّا غَشِينَاهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّااللَّهُ قَالَ فَكَفَّ عَنْهُ الْأَنْصَارِيُّ فَطَعَنْتُهُ بِرُمْحِي حَتَّى قَتَلْتُهُ قَالَ فَلَمَّا قَدِمْنَا بَلَغَذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَقَالَ لِي يَا أُسَامَةُ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا كَانَ مُتَعَوِّذًا قَالَ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي لَمْ أَكُنْ أَسْلَمْتُ قَبْلَ ذَلِكَ الْيَوْم

Dari Usamah bin Zaid bin Haritsah Radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah mengutus kami dalam sebuah pasukan perang untuk menyerang orang-orang kafir Marga Huraqah, bagian dari suku Juhainah. Kami menyerang mereka di waktu pagi dan kami mengalahkan mereka. Saya dan seorang sahabat Anshar mengejar seorang anggota Bani Huraqah yang melarikan diri. Ketika kami mengepungnya, tiba-tiba ia mengucapkan‘Laa Ilaaha Illa Allah’(Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Allah). Sahabat Anshar itu pun menahan dirinya. Adapun saya menusuk orang tersebut dengan tombakku sampai saya menewaskannya.”

Usamah bin Zaid melanjutkan ceritanya, “Ketika kami tiba di Madinah, berita tersebut sampai kepada Nabi . Maka beliau bertanya kepadaku, ‘Wahai Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkanLaa Ilaaha Illa Allah?’ Saya (Usamah) menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkannya sekedar untuk melindungi dirinya.”

Namun beliau tetap bertanya, “Apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkanLaa Ilaaha Illa Allah?”Saya (Usamah) berkata, “Beliau masih terus mengulang-ulang pertanyaan itu, sehingga saya berangan-angan andai saja saya belum masuk Islam sebelum hari itu.”

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW bertanya kepada Usamah bin Zaid:
أَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَقَتَلْتَه

“Apakah ia sudah mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah,namun engkau tetap saja membunuhnya?

”Maka Usamah bin Zaid menjawab:

:يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنْ السِّلَاح

“Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut kepada senjata kami.

”Namun Rasulullah SAW bersabda:

أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا

"Kenapa engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa IlaahaIlla Allah karena ikhlash ataukah karena alasan lainnya?”

Usamah berkata:

فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذ

"Beliau terus-menerus mengulang pertanyaan itu kepada saya sehingga saya berharap andai saja saya baru masuk Islam pada hari itu.” (HR. Bukhari:Kitab ad-diyat no. 6872 dan Muslim: Kitab al-iman no. 96)

Dalam riwayat yang lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Jundab bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah  bertanya kepada Usamah
:لِمَ قَتَلْتَهُ

“Kenapa engkau membunuhnya?
”Usamah menjawab

:يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْجَعَ فِي الْمُسْلِمِينَ وَقَتَلَ فُلَانًاوَفُلَانًا وَسَمَّى لَهُ نَفَرًا وَإِنِّي حَمَلْتُ عَلَيْهِ فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Wahai Rasulullah, ia telah menimbulkan luka-luka terhadap kaum muslimin, bahkan ia telah menewaskan fulan dan fulan.” Usamah menyebutkan sejumlah sahabat yang gugur di tangan orang itu. Usamah lalu berkata, “Saya menyerang orang itu, namun saat ia melihat pedang saya, ia mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah.”

Rasulullah bertanya lagi:

“Apakah kamu telah membunuhnya?”Usamah menjawab: “Ya.

”Rasulullah bertanya lagi

:فَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?

”Usamah berkata
:يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَغْفِرْ لِي

“Wahai Rasulullah, mintakanlah ampunanAllah untuk diri saya.”Namun Rasulullah  justru kembali bertanya

:وَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَة

ِ“Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?

”Usamah berkata

:فَجَعَلَ لَا يَزِيدُهُ عَلَى أَنْ يَقُولَ كَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Beliau tidak melebihkan jawaban beliau selain senantiasa mengulang-ulang pertanyaan ‘Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?’”
(HR. Muslim: Kitab al-iman no. 97)

Pakar sejarah Islam, Imam Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra dan Ibnu Ishaq dalam Al-Maghazi, menyebutkan bahwa peristiwa yang dialami oleh Usamah bin Zaid di atas terjadi pada bulan Ramadhan tahun 7 Hijriyah. Pasukan tersebut dikomandani oleh sahabat Ghalib bin Ubaidullah Al-Laitsi. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 12/202-203)

Hadits shahih di atas mengisahkan seorang tentara kafir suku Juhainah yangberperang melawan pasukan Islam, sehingga ia berhasil membunuh beberapa orang tentara muslim. Ketika ia dikejar oleh dua orang tentara Islam, ia terdesak, dan senjata tentara Islam sudah hampir menebas batang lehernya. Tiba-tiba dalam suasana genting tersebut, ia mengucapkan dua kalimat syahadat.Salah seorang tentara Islam, Usamah bin Zaid, menganggap ucapan dua kalimat syahadat tersebut hanyalah taktik untuk menyelamatkan nyawanya dari serangan senjata tentara Islam. Berangkat dari asumsi tersebut, Usamah bin Zaid tetap menikam tentara Juhainah tersebut dengan tombaknya sampai tewas.Ketika kembali ke Madinah dan berita itusampai ke telinga Rasulullah SAW, beliau langsung meminta keterangan dari Usamah bin Zaid.

Argumentasi Usamah sama sekali tidak diterima oleh Rasulullah, dan beliau menegur Usamah dengan kalimat tegas yang diulang-ulang. Usamah sampai ketakutan dan sangat menyesal atas teguran keras berulang-ulang tersebut. Bahkan, Usamah sampai berangan-angan andai saja ia belum masuk Islam pada saat perang melawan suku kafir Juhainah tersebut.

Imam An-Nawawi berkata, “Sesungguhnya engkau hanya diperintahkan untuk beramal sesuai kondisi lahiriah dan ucapan lisan. Adapun urusan hati, engkau tidak akan mampu mengetahuinya. Maka Nabi mengingkari tindakan Usamah yang tidak bertindak atas dasar apa yang nampak dari ucapan lisan. Maka beliau  bersabda ‘Kenapa engkau tidak membelah dadanya?’ sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah karena ikhlash dan yakin ataukah karena alasan lainnya?’ Maksudnya, jika engkau tidak mampu mengetahui isi hati orang itu, maka hendaklah engkau mencukupkan diri dengan menerima ucapan lisannya.”

(Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 12/203-204 dan Shahih Muslim bi-Syarh An-Nawawi, 2/137-138)

Imam Ibnu Bathal berkata, “Kisah ini menjadi sebab Usamah bersumpah untuk tidak pernah membunuh seorang muslim pun setelah hari itu. Oleh karenanya Usamah tidak menyertai Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin.” (Fathul Bari Syarh ShahihBukhari, 12/204)

Wallahu a’lam bish-shawab.

Berilmu sebelum berucap dan beramal

Ahlussunnah adalah mereka yang berprinsip AL-ILMU QOBLAL QOULI WAL AMAL (Berilmu sebelum berbicara dan beramal).

Hati hati mengkafirkan

Orang yang mudah mengkafirkan kaum muslimin adalah orang yang sedikit wara’ dan agamanya, dangkal ilmu dan bashirahnya, karena mengkafirkan mempunyai konskwensi yang agung dan mengharuskan hukuman dan ancaman yang berat terhadap orang yang dikafirkan diantaranya adalah wajibnya mendapatkan laknat dan kemurkaan, dibatalkan seluruh amalnya, tidak diampuni dosanya, mendapatkan kehinaan dan kebinasaan, kekal dalam api Neraka selama-lamanya, disamping ia harus mencerai istri atau suaminya, berhak dibunuh, tidak mendapat warisan, haram dishalatkan jenazahnya, tidak boleh dikuburkan di pemakaman kaum muslimin dan hukum-hukum lainnya sebagaimana tertera dalam kitab-kitab fiqih.

Munculnya pemboman, teror, dan pembunuhan adalah hasil dari mengkafirkan, karena orang kafir menurut mereka halal darah dan hartanya, sehingga islam terkesan sebagai agama teroris yang tidak mengenal kasih sayang. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan bahaya mengkafirkan seorang muslim, beliau bersabda :

وَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ وَمَنْ رَمَى مُؤْمِنًا بِكُفْرٍ فَهُوَ كَقَتْلِهِ.
“Dan melaknat seorang mukmin sama dengan membunuhnya, dan menuduh seorang mukmin dengan kekafiran adalah sama dengan membunuhnya.” (HR Bukhari).

أَيُّمَا رَجُلٍ قَالَ لِأَخِيْهِ : يَا كَافِرَ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ.

Siapa saja yang berkata kepada saudaranya,” Hai Kafir”. Maka akan terkena salah satunya jika yang vonisnya itu benar, dan jika tidak maka akan kembali kepada (orang yang mengucapkan)nya.” (HR Bukari dan Muslim).

Imam Al Qurthubi berkata,”Bab takfir (kafir mengkafirkan) adalah bab yang berbahaya, banyak orang berani mengkafirkan, merekapun jatuh (dalam kesalahan) dan para ulama besar bersikap tawaquf (hati-hati) merekapun selamat, dan kita tidak dapat membandingkan keselamatan dengan apapun juga.”

Syaikhul islam ibnu Taimiyah berkata,” Tidak boleh bagi seorangpun untuk mengkafirkan salah seorang dari kaum muslimin sehingga ditegakkan kepadanya hujjah dan diterangkan padanya mahajjah, barang siapa yang telah eksis keislamannyasecara yakin, tidak boleh dihilangkan (namaislam) darinya dengan sebatas dugaan, bahkan tidak hilang keislamannya kecuali setelah ditegakkan hujjah dan dihilangkan syubhatnya.”

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,”Wajib atas orang yang menasehati dirinya agar tidak berbicara dalam masalah ini kecuali dengan ilmu dan burhan dari Allah, hendaklah ia waspada dari mengeluarkan seseorang dari islam dengansebatas pemahamannya, dan penganggapan baik akalnya, karena mengeluarkan seseorang dari islam atau memasukkannya termasuk perkara agama yang paling agung, dan setan telah menggelincirkan kebanyakan manusia dalam masalah ini.”

Allahu A'lam

Agama bukan milik pemenang debat

Dikisahkan oleh Ma’n bin Isa: “Imam Malik bin Anas rahimahullah pada suatu pernah pulang dari suatu majlis dalam keadaan beliau bertekan pada tanganku. Kemudian beliau ditemui oleh seseorang yang dipanggil dengannama Abul Hauriyah. Orang ini termasuk orang yang sesat beraliran murji’ah. Ia berkata: “Wahai hamba Allah, dengarkanlah dariku sesuatu. Aku ingin berbicara denganmu menyampaikan argumentasiku kepadamu dan menyampaikan pendapatku kepadamu (yakni mengajak berdebat –pent.)”.

Maka Imam Malik menjawab: “Bagaimana jika engkau bisa mengalahkanku?” Ia berkata: “Jika engkau kalah, maka engkau harus mengikutiku”. Imam Malik berkata lagi: “Jika datang orang ke-3 menyampaikan argumentasinya kepada kita, kemudian ia mengalahkan kita?” Ia menjawab: “Jika kita kalah, maka kitapun mengikutinya”. Mendengar jawaban ini, imam Malik berkata: “Wahai hamba Allah, Allah telah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan agama yang satu, tetapi aku melihat engkau berpindah-pindah dari satu agama ke agama yang lain”. Dalam riwayat yang lain: “Bukanlah agama ini milik para pemenang debat”. (Asy-Syari’ah, al-Ajurri, 64)

Wallahu a’lam

Keutamaan miskin mukmin

Orang lemah dari kaum muslimin adalah mayoritas penghuni surga. Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِين

“Aku berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin.”(Muttafaqun ‘alaih)

Orang yang paling mulia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُم

ْ“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kalian.”(Al-Hujurat: 13)

Sabar terhadap orang lain

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

“Dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain, maukah kamu bersabar? Dan adalah Rabb kalian Maha Melihat.” (Al-Furqan: 20)

Hancurnya dunia lebih baik dari darah Muslim

لذَهَابُ الدُّنْيَا كلهَا أَهْوَنُ مِنْ سَفْكِ دَمِّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ ِ

"Hancurnya seluruh dunia lebih ringan dari penumpahan darah seorang muslim".

Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, no. 1.395; An Nasa’i, no. 3.997, 3.998 dan 4.000 dari hadits Abdullah bin Amru.

Juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 2.619 dari hadits Al Bara’ bin ‘Azib. At Tirmidzi berkata,”Dalam bab ini ada hadits dari Sa’ad, Ibnu Abbas, Abu Sa’id, Abu Hurairah, Uqbah bin ‘Amir, Abdullah bin Mas’ud dan Buraidah.

Ajaibnya, mereka membunuh diri mereka sendiri, padahal Allah melarangnya, sebagaimana firmanNya, yang artinya:
Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An Nisa’:29).

Menasehati penguasa

Telah dimaklumi bersama bahwa merubah kemungkaran dan menasihati pelakunya adalah kewajiban setiap muslim sesuai dengan kemampuannya. Sebagaimana sabda Nabi –shallallahu’alaihi wa sallam

:من رأى منكم منكراً فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان

“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, no.186).

Akan tetapi, masih banyak kaum muslimin yang belum memahami bahwa untuk merubah kemungkaran yang dilakukan oleh pemerintah muslim tidak sama dengan merubah kemungkaran yang dilakukan oleh selainnya. Bahkan lebih parah lagi, kemungkaran yang dilakukan penguasa dijadikan sebagai komoditi untuk meraih keuntungan oleh sebagian media massa. Mahasiswa pun turun ke jalan untuk berdemonstrasi, tak ketinggalan pula para aktivis Islam atau aktivis dakwah melakukan aksi damai yang menurut mereka itulah demo Islami, sehingga pada akhirnya masyarakatlah yang menjadi korban.

Namun yang sangat mengherankan, ada sebagian orang yang mengaku Ahlus Sunnah, pengikut sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pun turut serta melakukan demonstrasi yang mereka namakan dengan aksi damai dan mengkritik pemerintah muslim secara terang-terangan di media massa.

Maka seperti apakah bimbingan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para ulamaAhlus Sunnah wal Jama’ah dalam masalah ini?

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang ma’shum, yang tidak berkata kecuali wahyu yang diwahyukan kepadanya.

Semua perkataan bisa diterima atau ditolak, kecuali perkataan beliau –shallallahu’alaihi wa  sallam beliau bersabda

:من أراد أن ينصح لذي سلطان فلا يبده علانية ولكن يأخذ بيده فيخلوا به فإن قبل منه فذاك وإلا كان قد أدى الذي عليه

“Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah ia menampakkannya terang-terangan. Akan tetapi hendaklah ia meraih tangan sang penguasa, lalu menyepi dengannya. Jika nasihat itu diterima, maka itulah yang diinginkan. Namun jika tidak, maka sungguh ia telah melaksanakan kewajiban menasihati penguasa.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah dari‘Iyadh bin Ganm radhiyallahu’anhu. Haditsini di-shahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Zhilalul Jannah, no. 1096)

Demikianlah bimbingan Nabi yang mulia teladan kita shallallahu’alaihi wa sallam dalam menasihati penguasa.

Syubhat memberontak 1

Syubhat Tidak mungkin menasihati penguasa seperti hadits ‘Iyadh bin Ganm maupun atsar Usamah bin Zaid-radhiyallahu’anhum-di zaman ini, dikarenakan aturan protokoler pemerintahan modern terlalu berbelit-belit, sehingga tidak memungkinkan setiap orang bisa bertemu empat mata dengan seorang pejabat, maka terpaksa diambil jalan terakhir, yaitu dengan melakukan demonstrasi, tapi demo yang Islami atau aksi damai.

Menjawab syubhat ini kami katakan: Pertama:
Hadits Iyadh bin Ganm dan atsar Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhum itu tidak bermakna harus persis seperti teksnya, yaitu setiap orang yang ingin menasihati harus memegang tangan penguasa, menyepi dengannya atau bertemu empat mata dengannya. Tapi masih ada cara lain yang dibolehkan, asalkan tidak terang-terangan, seperti penjelasanAsy-Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata “metode yang dicontohkan Salaf adalah: menasihati secara empat mata, surat-menyurat, dan menghubungi para ulama yang memiliki akses langsung kepada penguasa, sehingga sang penguasa bisa diarahkan kepada kebaikan.”(Haqqur Ro’iy war-Ro’iyyah hal.26)

Jika ternyata memang semua jalan yang disebutkan Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah tidak bisa sama sekali atau penguasa tidak mau menuruti nasihat dan merubah kebijakannya yang zalim, apakah kemudian boleh melakukan demonstrasi atau menyebar artikel nasihat dan teguran kepada pemerintah di media massa?

Jawabnya:
Tetap tidak boleh, sebab hal tersebut bertentangan dengan dalil dan petunjuk Salaf dalam menghadapi keadaan semacam ini.

Al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata,“Jika tidak memungkinkan untuk menasihati penguasa (dengan cara yang syar’i), maka solusi akhirnya adalah sabar dan doa, karena dahulu mereka –yakni Sahabat- melarang dari mencaci penguasa”.

Kemudian beliau menyebutkan sanad satu atsar dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau  Anas berkata, “Dahulu para pembesar Sahabat Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- melarang dari mencaci para penguasa.”(LihatAt-Tamhid, Al-Imam Ibnu Abdil Barr, 21/287 )

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri–rahimahullah berkata,“Demi Allah, andaikan manusia bersabar dengan musibah berupa kezhaliman penguasa, maka tidak akan lama Allah Ta’ala mengangkat kezhaliman tersebut dari mereka, namun apabila mereka mengangkat senjata melawan penguasa yang zhalim, maka mereka akan dibiarkan oleh Allah. Dan demi Allah, hal itu tidak akan mendatangkan kebaikan kapan pun.” (Lihat Madarikun Nazhor, hal. 6). Kemudian beliau membaca firman Allah:

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُون

َ“Maka sempurnalah kalimat Allah ) janji-Nya ( kepada Bani Israel disebabkan kesabaran mereka dan Kami musnahkan apa yang diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya dan apa yang mereka bina.” ( Q.S Al-A’rof: 137)

Penjelasan para ulama di atas dipahami dari banyak hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, diantaranya sabda beliau –shallallahu’alaihi wa sallam

:من رأى من أميره شيئاً يكرهه فليصبر عليه ، فإنه من فارق الجماعة شبراً فمات إلا مات ميتة جاهلية
“Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai (kemungkaran  yang ada pada pemimpin negaranya), maka hendaklah ia bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah (pemerintah) kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas–radhiyallahu’anhuma).

Juga sabda Nabi –shallallahu’alaihi wa sallam

:إنكم سترون بعدي أثرة وأموراً تنكرونها قالوا: ما تأمرنا يا رسول الله قال: أدوا إليهم حقهم وسلوا الله حقكم

“Sesungguhnya kelak kalian akan melihat (pada pemimpin kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran). Mereka bertanya, Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Tunaikan hak mereka pemimpin  dan mintalah kepada Allah hak kalian  (berdoa).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud–radhiyallahu’anhu).

Dan sabda Nabi –shallallahu’alaihi wa sallam

:قلنا يا رسول الله : أرأيت إن كان علينا أمراء يمنعونا حقنا ويسألونا حقهم ؟ فقال : اسمعوا وأطيعوا . فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم

Kami bertanya, wahai Rasulullah, Apa pendapatmu jika para pemimpin kami tidak memenuhi hak kami (sebagai rakyat), namun tetap meminta hak mereka sebagai pemimpin?” Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Dengar dan taati pemimpin negara kalian, karena sesungguhnya dosa mereka adalah tanggungan mereka dan dosa kalian adalah tanggungan kalian.” (HR. Muslim dari Wail bin Hujr).

Maka jelaslah, ketika sudah tidak ada lagi solusi lain untuk merubah kemungkaran penguasa, tidak dibenarkan sama sekali melakukan demonstrasi, meskipun berupa aksi damai dan tidak pula dengan menyebar artikel dan berbicara tentang kejelekan penguasa di khalayak ramai, karena semua itu bertentangan dengan tuntunan AllahTa’ala yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Jadi, tidak ada dalam Islam istilah demonstrasi Islami.

Adapun yang dituntunkan oleh teladan kita, Nabi –shallallahu’alaihi wa sallam-dan para sahabat –radhiyallahu’anhum– adalah sabar dan doa.Inilah sebaik-baiknya solusi bagi orang-orang yang beriman kepada ayat AllahTa’ala dan sunnah Rasul-Nya –shallallahu’alaihi wa sallam.

Wallahu A’la wa A’lam wa Huwal Muwaffiq.

Cara menasehati penguasa terang-terangan

Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin  rahimahullah– menjelaskan,“Sesungguhnya mengingkari kemungkaran yang tersebar adalah hal yang dituntut dan tidak ada masalah dalam hal ini. Tapi yang menjadi masalah dalam pembahasan kita adalah pengingkaran terhadap seorang penguasa, seperti jika seseorang berpidato di masjid, kemudian ia berkata misalnya,“Negara ) pemerintahnya ( ini telah berbuat zhalim”,“Pemerintah telah melakukan ) kesalahan (”, ia terus berbicara tentang kemungkaran penguasa dengan cara terang-terangan ini, padahal para penguasa tersebut tidak hadir dalam majelis itu. Jelas berbeda jika pemimpin atau penguasa yang ingin engkau nasihati itu ada di hadapan Anda dan ketika dia tidak ada.Karena semua pengingkaran secara terang-terangan yang dilakukan oleh generasi Salaf terjadi langsung di hadapan pemimpin atau penguasa. Bedanya, jika ia hadir, memungkinkan baginya untuk membela diri dan menjelaskan sisi pandangnya, dan bisa jadi ia yang benar dan kita yang salah. Akan tetapi jika ia tidak hadir, tentunya ia tidak bisa membela diri dan ini termasuk kezhaliman. Maka wajib bagi setiap kita untuk tidak berbicara tentang kejelekan seorang penguasa tatkala ia tidak hadir. Olehnya, jika engkau sangat menginginkan kebaikan ) bagi seorang penguasa ( pergilah kepadanya, temuilah ia, lalu nasihati secara empat mata.”]LihatLiqo’ Al-Babil Maftuh, pertemuan ke-62, hal. 46(

Salaf

Asal penamaan Salaf dan penisbahan diri kepada manhaj Salaf adalah sabda Nabi shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam kepada putrinya Fathimah radihyallahu ‘anha
:فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ“

Karena sesungguhnya sebaik-baik salaf bagi kamu adalah saya”. Dikeluarkan oleh Bukhary no.5928 dan Muslim no.2450.

Rabu, 24 Mei 2017

Membangkang pemerintah boleh?

Bolehkah Membangkang Kepada Pemerintah Indonesia karena Tidak Berhukum dengan Syari’at Islam?Telah dimaklumi bersama bahwa pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini adalah pemerintah muslim.

Sebagaimana juga dimaklumi bahwa hukum Islam belum diterapkan secara menyeluruh di negeri tercinta ini. Apakah dengan sebab tersebut pemerintah (dan rakyatnya) telah  menjadi murtad? Kemudian boleh bagi kaum muslimin memberontak atau membangkang kepada pemerintah Indonesia?

Jawaban
Faqihul ‘Ashr Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah:

Tanya:
Fadhilatusy Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum menaati pemerintah yang tidak berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam?

Jawab:
Pemerintah yang tidak berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tetap wajib ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta tidak wajib memerangi mereka dikarenakan hal itu, bahkan tidak boleh diperangi kecuali kalau ia telah menjadi kafir, maka ketika itu wajib untuk menjatuhkannya dan tidak ada ketaatan baginya.

Berhukum dengan selain Kitabullah danSunnah Rasul-Nya sampai kepada derajat kekufuran dengan dua syarat:

1) Dia mengetahui hukum Allah dan Rasul-Nya. Kalau dia tidak tahu, maka dia tidak menjadi kafir karena penyelisihannya terhadap hukum Allah dan Rasul-Nya.

2) Motivasinya berhukum dengan selain hukum Allah adalah keyakinan bahwa hukum Allah sudah tidak cocok lagi dengan zaman ini dan hukum lainnya lebih cocok dan lebih bermanfaat bagi para hamba.

Dengan adanya kedua syarat inilah perbuatan berhukum dengan selain hukum Allah menjadi kekufuran yang mengeluarkan dari Islam, berdasarkan firman Allah,

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَآ أَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْكَافِرُوْن

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”(Al-Maidah: 44)

Pemerintah yang demikian telah batal kekuasaannya, tidak ada haknya untuk ditaati rakyat, serta wajib diperangi dan dilengserkan dari kekuasaan.

Adapun jika dia berhukum dengan selain hukum Allah, namun dia tetap yakin bahwa berhukum dengan apa yang diturunkan Allah itu adalah wajib dan lebih baik untuk para hamba, tetapi dia menyelisihinya karena hawa nafsu atau hendak menzalimi rakyatnya, maka dia tidaklah kafir, melainkan fasik atau zalim, dan kekuasaannya tetap sah.Mentaatinya dalam perkara yang bukan kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah wajib.Tidak boleh diperangi, atau dilengserkan dengan kekuatan (senjata) dan tidak boleh memberontak kepadanya.Sebab Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melarang pemberontakan terhadap pemerintah (muslim) kecuali jika kita melihat kekafiran nyata dimana kita mempunyai alasan (dalil) yang jelas dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[Majmu’ Fatawawa Rosail Ibni ‘Utsaimin, 2/147-148, no.229]

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah berkata,“Apabila seorang pemimpin muslim berhukum dengan selain hukum Allah, maka tidak boleh dihukumi kafir kecuali dengan syarat-syarat:

Pertama:
Dia tidak dipaksa melakukannya.

Kedua:Dia tahu bahwa hukum tersebut bukan hukum Allah.

Ketiga:Dia memandang hukum tersebut sama baiknya atau bahkan lebih baik dari hukum Allah.”[LihatAl-Makhraj minal Fitnah, hal. 82]

Kesimpulan Wajib taat kepada pemerintah Indonesia dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah Ta’ala.

Tidak boleh memberontak atau atau berbaiat kepada selain pemerintah atau membangkang meskipun mereka tidak berhukum dengan hukum Allah, sebab kafirnya seseorang karena tidak berhukum dengan hukum Allah perlu adanya syarat-syarat yang terpenuhi (syuruth at-takfir) dan terangkatnya penghalang (intifaul mawani’). Selama syarat-syarat itu belum terpenuhi dan penghalang-penghalangnya belum terangkat maka hukum asalnya ia adalah muslim. Jika ia seorang penguasa, berlaku baginya hak-hak seorang penguasa muslim.

Dan perlu juga dicatat, bahwa para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak ada satu pun yang mempersoalkan dasar negara pemimpin tersebut, apakah dasarnya Islam atau sekuler. Tetapi yang menjadi ukuran apakah pemimpinnya muslim atau kafir, baik muslim yang adil dan bertakwa atau yang zalim dan fasik, tetap wajib menaatinya dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah.

Mereka yang mempersoalkan dasar negara dalam hal ketaatan kepada pemimpin muslim dan haramnya pemberontakan –baik dengan senjata maupun dengan kata-kata- terhadap pemerintah muslim, hanyalah orang-orang jahil dari kalangan NII dan jenis Khawarij Takfiri lainnya yang tidak mengerti ushul dan qawa’id dalam aqidah dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Perhatikan kembali dalam ayat di atas Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُم

“Hai orang-orang yang beriman, taatilahAllah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” [An-Nisa’: 59]

Ulil amri atau pemerintah diantara kamu maknanya diantara kaum muslimin, sehingga apabila pemerintah muslim (beragama Islam) maka wajib ditaati.

Ulama dan pemerintah

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thahawirahimahullahmenjelaskan diantara prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah,

ولا نرى الخروج على أئمتنا وولاة أُمورنا ، وإن جاروا ، ولا ندعوا عليهم ، ولا ننزع يداً من طاعتهم ونرى طاعتهم من طاعة الله عزوجل فريضةً ، ما لم يأمروا بمعصيةٍ ، وندعوا لهم بالصلاح والمعافاة

“Dan kami tidak memandang bolehnya memberontak kepada para pemimpin dan pemerintah kami, meskipun mereka berbuat zalim. Kami tidak mendoakan kejelekan kepada mereka. Kami tidak melepaskan diri dari ketaatan kepada mereka dan kami memandang ketaatan kepada mereka adalah ketaatan kepada Allah sebagai suatu kewajiban, selama yang mereka perintahkan itu bukan kemaksiatan (kepada Allah). Dan kami doakan mereka dengan kebaikan dan keselamatan.”[Matan Al-Aqidah Ath-Thahawiyah]

AI-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

وقد أجمع الفقهاء على وجوب طاعة السلطان المتغلب والجهاد معه وأن طاعته خير من الخروج عليه لما في ذلك من حقن الدماء وتسكين الدهماء

“Dan telah sepakat fuqoha atas wajibnya taat kepada penguasa yang sedang berkuasa dan berjihad bersamanya, dan (mereka juga sepakat) bahwa taat kepadanya lebih baik dibanding memberontak, sebab dengan itu darah terpelihara dan membuat nyaman kebanyakan orang.” [Fathul Bari, 13/7]

Selasa, 23 Mei 2017

Ibnu sina sesat

TAHUKAN ANDA SIAPA IBNU SINA?
》Orang-orang memberi nama:
▪ Sekolah "Ibnu Sina"
▪ Apotek "Ibnu Sina"
▪ Rumah Sakit "Ibnu Sina"
▪ Kamar "Ibnu Sina"
▪ Laboratorium "Ibnu Sina"
● Tahukah mereka, siapakah Ibnu Sina?
🌰 Mari Menelisik Hakikat Ibnu Sina ?
📄 Ibnu Sina - semoga Allah tidak meridhoinya- memiliki nama Al Husein bin Abdillah.Dia sangat terkenal di bidang kedokteran sehingga banyak orang memujinya dan mengabadikan namanya di bidang kesehatan, bahkan menisbahkannya dengan Islam.Padahal dia memiliki kesesatan yang Islam berlepas darinya.
📄 Bacalah keterangan ulama Salafy, yang dulu maupun sekarang, tentang siapa Ibnu Sina.Agar kita tidak ikut latah memuji dan menyandarkan namanya sebagai "Dokter Islam".
🌰 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: "Ibnu Sina itu seorang Syiah Rafidhah dari sekte Qaramithah.Dia mencela dan merendahkan kehormatan para shahabat radhiyallahu anhum.
🌰 Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam Ighasatul Lahafaan 2/267 : "Imamnya orang-orang yang menyimpang itu adalah Ibnu Sina."
🌰 Ibnu Sholah rahimahullah dalam Fatawa Ibnu Sholah 1/209 berkata: "Ibnu Shina itu termasuk salah satu setan dari kalangan setan manusia."
🌰 Adz Dzahabi rahimahullah berkata dalam Mizanul I'tidal: "Aku tidak mendapati riwayat ilmu sedikitpun dari Ibnu Sina.Kalaupun ada ilmu darinya, tidak boleh mengambilnya.Hal itu karena dia seorang ahli filsafat, plagiat, dan sesat."
🌰 Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengomentari ucapan Adz Dzahabi di atas, mengatakan: "Semoga Allah tidak meridhoi Ibnu Sina."
🌰 Asy Syaikh bin Baaz rahimahullah berkata: "Tidak layak bagi kaum muslimin menamai suatu tempat dengan nama Ibnu Sina atau Al Farabi, semoga Allah menjelekkannya." ( Al Fawaid Al Jaliyyah karya Az Zahrany hal 37)
🌰 Asy Syaikh Shalih Al Fauzan
❓❓Syaikh yang mulia, semoga Allah memberi kebaikan kepadamu. Apa pendapatmu kepada orang yang memuji Ibnu Sina dan menjadikan dia termasuk salah satu ulama kaum muslimin, semoga Allah membalas kebaikan kepadamu ?
*******Jawaban :
Orang yang mengatakan hal tersebut berada diantara dua kemungkinan.
1⃣ Kemungkinan pertama dia adalah orang jahil dan tidak mengetahui keadaan Ibnu Sina, maka orang yang demikian tidak pantas untuk berbicara tentang Ibnu Sina, yang menjadi kewajibannya adalah diam.
2⃣ Kemungkinan kedua,dia mengetahui keadaan asli Ibnu Sina, tahu kekafirannya, menetapkan hal tersebut, maka hukumnya sebagaimana Ibnu Sina dihukumi.Kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.Karena dia mengetahui dan menetapkan kekafiran Ibnu Sina namun dia malah memberikan pujian kepadanya.Sungguh ini perkara yang berbahaya.Akan tetapi, sebagian orang yang memberikan pujian kepada Ibnu Sina, karena penghormatan bahwa dia seorang dokter saja.Ini merupakan perkara dunia. Dia (Ibnu Sina) seorang dokter dan diantara orang kafir ada dokter yang lebih ahli dari pada Ibnu Sina, maka mengapa hanya mengkhususkan pujian kepada Ibnu Sina?
Mereka katakan: "Karena Ibnu Sina itu menyandarkan dirinya kepada Islam, sehingga ini merupakan kebanggaan untuk Islam."
Maka kita katakan: "Islam berlepas diri darinya dan Islam tidak membutuhkannya."
Kesimpulannya, Ibnu Sina tidak layak untuk dipuji dan diberi rekomendasi, karena dia seorang penganut Syiah Bathiniyyah , ahli filsafat, atheis dan menyatakan bahwa alam ini ada dengan sendirinya." (At Ta’liiq Al Mukhtashar ‘alal Qasiidah An Nuuniyah 3/ 1328)
⛔ Maka, berhentilah memuji Ibnu Sina.Islam tidak butuh sesuatu dari Ibnu Sina.
و الله الموفق
➰➰➰➰➰➰➰
🌻 diterjemahkan dengan penambahan dan pengurangan oleh Abu Mas'ud Jarot عفا الله عنه dari sebuah artikel berjudul "حقيقة ابن سينا" di Grup الملتقى السلفي بالداخلة
🏡 FORUM SALAFY SURABAYA

Senin, 22 Mei 2017

NIAT YANG JELEK DIDALAM MENUNTUT ILMU

B.ARAB PEMULA:
⚡⚡ NIAT YANG JELEK DIDALAM MENUNTUT ILMU

📨 Asy Syeikh Sholih Alu Syeikh:

❌ Janganlah kamu menuntut ilmu syar'i, ilmu Al Kitab dan As Sunnah untuk:

💼 Mendapatkan kedudukan
👂 Ingin didengar
💺 Agar menjadi seorang ustadz
🎤 Agar bisa menjadi penceramah
👍 Agar dianggap hebat
📚 Agar bisa menyampaikan pelajaran pelajaran, dst.

✏ Tetapi hendaknya engkau niatkan untuk beribadah kepada Allah dengan tholabul ilmi ini, dan agar terangkat kejahilan dari dirinya, sehingga dia beribadah kepada Allah jalla wa 'alaa diatas ilmu.

••••••••••••••••••••••••••

📥 Sumber: http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=11630
💾 Telegram: https://bit.ly/Berbagiilmuagama

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Minggu, 21 Mei 2017

Shalawat nariyah

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Shalawat Nariyah cukup populer di banyak kalangan dan ada yang meyakini bahwa orang yang bisa membacanya sebanyak 4444 kali dengan niat menghilangkan kesulitan-kesulitan atau demi menunaikan hajat maka kebutuhannya pasti akan terpenuhi.

Ini merupakan persangkaan yang keliru dan tidak ada dalilnya sama sekali. Terlebih lagi apabila anda mengetahui isinya dan menyaksikan adanya kesyirikan secara terang-terangan di dalamnya.

Berikut ini adalah bunyi shalawat tersebut:

”Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil ‘uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa’iju Wa tunaalu bihir raghaa’ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka

Artinya:“Ya Allah, limpahkanlah pujian yang sempurna dan juga keselamatan sepenuhnya, Kepada pemimpin kami Muhammad, Yang dengan sebab beliau ikatan-ikatan (di dalam hati) menjadi terurai, Berkat beliau berbagai kesulitan menjadi lenyap, Berbagai kebutuhan menjadi terpenuhi, Dan dengan sebab pertolongan beliau pula segala harapan tercapai, Begitu pula akhir hidup yang baik didapatkan, Berbagai gundah gulana akan dimintakan pertolongan dan jalan keluar dengan perantara wajahnya yang mulia, Semoga keselamatan juga tercurah kepada keluarganya, dan semua sahabatnya sebanyak orang yang Engkau ketahui jumlahnya.”

Syaikh berkata:“Sesungguhnya aqidah tauhid yang diserukan oleh Al-Qur’an Al Karim dan diajarkan kepada kita oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kepada setiap muslim untuk meyakini bahwa Allah semata yang berkuasa untuk melepaskan ikatan-ikatan di dalam hati, menyingkirkan kesusahan-kesusahan, memenuhi segala macam kebutuhan dan memberikan permintaan orang yang sedang meminta kepada-Nya.

Oleh sebab itu seorang muslim tidak boleh berdoa kepada selain Allah demi menghilangkan kesedihan atau menyembuhkan penyakitnya meskipun yang di serunya adalah malaikat utusan atau Nabi yang dekat (dengan Allah). Al-Qur’an ini telah mengingkari perbuatan berdoa kepada selain Allah baik kepada para rasul ataupun para wali.

Allah berfirman yang artinya:

Bahkan sesembahan yang mereka seru (selain Allah) itu justru mencari kedekatan diri kepada Rabb mereka dengan menempuh ketaatan supaya mereka semakin bertambah dekat kepada-Nya dan mereka pun berharap kepada rahmat-Nya serta merasa takut akan azab-Nya. Sesungguhnya siksa Rabbmu adalah sesuatu yang harus ditakuti.”(QS. Al-Israa’: 57).

Para ulama tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang berdoa kepada Isa Al-Masih atau memuja malaikat atau jin-jin yang saleh (sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Katsir).

”Beliau melanjutkan penjelasannya: “Bagaimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa merasa ridha kalau beliau dikatakan sebagai orang yang bisa melepaskan ikatan-ikatan hati dan bisa melenyapkan berbagai kesusahan padahal Al-Qur’an saja telah memerintahkan beliau untuk berkata tentang dirinyaُ

“Katakanlah: Aku tidak berkuasa atas manfaat dan madharat bagi diriku sendiri kecuali sebatas apa yang dikehendaki Allah.
Seandainya aku memang mengetahui perkara ghaib maka aku akan memperbanyak kebaikan dan tidak ada keburukan yang akan menimpaku. Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman.”(QS. Al-A’raaf)

Pada suatu saat ada seseorang yag datang menemui Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan:“Atas kehendak Allah dan kehendakmu wahai Rasul”, Maka beliau menghardiknya dengan mengatakan,“Apakah kamu ingin menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allah?

Katakan: Atas kehendak Allah semata.”Nidd atau sekutu artinya: matsiil wa syariik (yang serupa dan sejawat) (HR. Nasa’i dengan sanad hasan)

Beliau melanjutkan lagi penjelasannya:“Seandainya kita ganti kata bihi (به) (dengan sebab beliau) dengan bihaa (بها) (dengan sebab shalawat) maka tentulah maknanya akan benar tanpa perlu memberikan batasan bilangan sebagaimana yang disebutkan tadi. Sehingga bacaannya menjadi seperti ini:

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Allati tuhillu bihal ‘uqadu

(artinya ikatan hati menjadi terlepas karena shalawat)

Hal itu karena membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ibadah yang bisa dijadikan sarana untuk bertawassul memohon dilepaskan dari kesedihan dan kesusahan.

Mengapa kita membaca bacaan shalawat bid’ah ini yang hanya berasal dari ucapan makhluk biasa sebagaimana kita dan justru meninggalkan kebiasaan membaca shalawat Ibrahimiyah (yaitu yang biasa kita baca dalam shalat, pent) yang berasal dari ucapan Rasul yang Ma’shum?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda "Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

Allahu A'lam.