Rumah Belajar:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
*“Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).”*
t.me/rumahbelajar
Perjalanan Ini Belum Berakhir
Suatu ketika Rasul yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundak Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma seraya berpesan dengan pesannya yang agung,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
*“Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).”*
Mendapat titah yang mulia seperti ini, Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma pun menasihati saudaranya seagama,
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْصِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.
*“Apabila engkau berada di sore hari, janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, apabila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datang kematianmu.”*
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari rahimahullah dalam Shahih-nya (no. 6416) dari guru besar beliau, ‘Ali ibnul Madini, dari Muhammad bin Abdurrahman, dari al-A’masy, dari Mujahid, dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
▫▫▫▫▫▫▫
Kedudukan Hadits
▫▫▫▫▫▫▫
Hadits ini adalah landasan pokok untuk membatasi angan-angan terhadap kehidupan dunia. *Tidak pantas bagi seorang mukmin untuk menjadikan dunia ini sebagai negeri dan tempat tinggalnya yang abadi, yang dengannya ia merasa tenang.*
Justru sebaliknya, ia harus memosisikan diri terhadap kehidupan dunia ini sebagai seorang yang berjalan (musafir) yang dia hanya sekadar mempersiapkan perbekalannya guna melanjutkan perjalanan. (Jami‘ul ‘Ulum, 2/377)
Al-Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah berkata,
“Hadits ini adalah asas yang menekankan kepada seorang hamba untuk mengosongkan hatinya terhadap dunia, zuhud terhadapnya, menghinakannya, merendahkannya, dan qana’ah (merasa cukup) dari dunia dengan bekal yang sekadarnya dalam menjalani hidupnya.” (Fathul Bari, 11/238)
*Hadits ini juga menjadi kehidupan bagi hati para hamba, karena apabila kandungannya diamalkan, hati akan menjauh dari tipuan dunia, baik dengan masa mudanya, kesehatannya, umurnya, maupun apa yang ada di sekelilingnya.* (kaset Durus al-Arba‘in, asy-Syaikh Shalih Alusy Syaikh)
http://asysyariah.com/perjalanan-ini-belum-berakhir/
@rumahbelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar