Kamis, 25 Mei 2017

Membelah dada

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari seorang sahabat mulia yang juga merupakan cucu angkat kesayangan Rasulullah SAW, yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsahradhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata:

َعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْحُرَقَةِ مِنْ جُهَيْنَةَ قَالَ فَصَبَّحْنَا الْقَوْمَ فَهَزَمْنَاهُمْ قَالَ وَلَحِقْتُ أَنَا وَرَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ رَجُلًا مِنْهُمْ قَالَ فَلَمَّا غَشِينَاهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّااللَّهُ قَالَ فَكَفَّ عَنْهُ الْأَنْصَارِيُّ فَطَعَنْتُهُ بِرُمْحِي حَتَّى قَتَلْتُهُ قَالَ فَلَمَّا قَدِمْنَا بَلَغَذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَقَالَ لِي يَا أُسَامَةُ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا كَانَ مُتَعَوِّذًا قَالَ أَقَتَلْتَهُ بَعْدَ مَا قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي لَمْ أَكُنْ أَسْلَمْتُ قَبْلَ ذَلِكَ الْيَوْم

Dari Usamah bin Zaid bin Haritsah Radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah mengutus kami dalam sebuah pasukan perang untuk menyerang orang-orang kafir Marga Huraqah, bagian dari suku Juhainah. Kami menyerang mereka di waktu pagi dan kami mengalahkan mereka. Saya dan seorang sahabat Anshar mengejar seorang anggota Bani Huraqah yang melarikan diri. Ketika kami mengepungnya, tiba-tiba ia mengucapkan‘Laa Ilaaha Illa Allah’(Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Allah). Sahabat Anshar itu pun menahan dirinya. Adapun saya menusuk orang tersebut dengan tombakku sampai saya menewaskannya.”

Usamah bin Zaid melanjutkan ceritanya, “Ketika kami tiba di Madinah, berita tersebut sampai kepada Nabi . Maka beliau bertanya kepadaku, ‘Wahai Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkanLaa Ilaaha Illa Allah?’ Saya (Usamah) menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkannya sekedar untuk melindungi dirinya.”

Namun beliau tetap bertanya, “Apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkanLaa Ilaaha Illa Allah?”Saya (Usamah) berkata, “Beliau masih terus mengulang-ulang pertanyaan itu, sehingga saya berangan-angan andai saja saya belum masuk Islam sebelum hari itu.”

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW bertanya kepada Usamah bin Zaid:
أَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَقَتَلْتَه

“Apakah ia sudah mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah,namun engkau tetap saja membunuhnya?

”Maka Usamah bin Zaid menjawab:

:يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا قَالَهَا خَوْفًا مِنْ السِّلَاح

“Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut kepada senjata kami.

”Namun Rasulullah SAW bersabda:

أَفَلَا شَقَقْتَ عَنْ قَلْبِهِ حَتَّى تَعْلَمَ أَقَالَهَا أَمْ لَا

"Kenapa engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa IlaahaIlla Allah karena ikhlash ataukah karena alasan lainnya?”

Usamah berkata:

فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا عَلَيَّ حَتَّى تَمَنَّيْتُ أَنِّي أَسْلَمْتُ يَوْمَئِذ

"Beliau terus-menerus mengulang pertanyaan itu kepada saya sehingga saya berharap andai saja saya baru masuk Islam pada hari itu.” (HR. Bukhari:Kitab ad-diyat no. 6872 dan Muslim: Kitab al-iman no. 96)

Dalam riwayat yang lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Jundab bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah  bertanya kepada Usamah
:لِمَ قَتَلْتَهُ

“Kenapa engkau membunuhnya?
”Usamah menjawab

:يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْجَعَ فِي الْمُسْلِمِينَ وَقَتَلَ فُلَانًاوَفُلَانًا وَسَمَّى لَهُ نَفَرًا وَإِنِّي حَمَلْتُ عَلَيْهِ فَلَمَّا رَأَى السَّيْفَ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Wahai Rasulullah, ia telah menimbulkan luka-luka terhadap kaum muslimin, bahkan ia telah menewaskan fulan dan fulan.” Usamah menyebutkan sejumlah sahabat yang gugur di tangan orang itu. Usamah lalu berkata, “Saya menyerang orang itu, namun saat ia melihat pedang saya, ia mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah.”

Rasulullah bertanya lagi:

“Apakah kamu telah membunuhnya?”Usamah menjawab: “Ya.

”Rasulullah bertanya lagi

:فَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?

”Usamah berkata
:يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَغْفِرْ لِي

“Wahai Rasulullah, mintakanlah ampunanAllah untuk diri saya.”Namun Rasulullah  justru kembali bertanya

:وَكَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَة

ِ“Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?

”Usamah berkata

:فَجَعَلَ لَا يَزِيدُهُ عَلَى أَنْ يَقُولَ كَيْفَ تَصْنَعُ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِذَا جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Beliau tidak melebihkan jawaban beliau selain senantiasa mengulang-ulang pertanyaan ‘Lantas bagaimana engkau akan menghadapi kalimat Laa Ilaaha Illa Allah jika datang kelak pada hari kiamat?’”
(HR. Muslim: Kitab al-iman no. 97)

Pakar sejarah Islam, Imam Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra dan Ibnu Ishaq dalam Al-Maghazi, menyebutkan bahwa peristiwa yang dialami oleh Usamah bin Zaid di atas terjadi pada bulan Ramadhan tahun 7 Hijriyah. Pasukan tersebut dikomandani oleh sahabat Ghalib bin Ubaidullah Al-Laitsi. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 12/202-203)

Hadits shahih di atas mengisahkan seorang tentara kafir suku Juhainah yangberperang melawan pasukan Islam, sehingga ia berhasil membunuh beberapa orang tentara muslim. Ketika ia dikejar oleh dua orang tentara Islam, ia terdesak, dan senjata tentara Islam sudah hampir menebas batang lehernya. Tiba-tiba dalam suasana genting tersebut, ia mengucapkan dua kalimat syahadat.Salah seorang tentara Islam, Usamah bin Zaid, menganggap ucapan dua kalimat syahadat tersebut hanyalah taktik untuk menyelamatkan nyawanya dari serangan senjata tentara Islam. Berangkat dari asumsi tersebut, Usamah bin Zaid tetap menikam tentara Juhainah tersebut dengan tombaknya sampai tewas.Ketika kembali ke Madinah dan berita itusampai ke telinga Rasulullah SAW, beliau langsung meminta keterangan dari Usamah bin Zaid.

Argumentasi Usamah sama sekali tidak diterima oleh Rasulullah, dan beliau menegur Usamah dengan kalimat tegas yang diulang-ulang. Usamah sampai ketakutan dan sangat menyesal atas teguran keras berulang-ulang tersebut. Bahkan, Usamah sampai berangan-angan andai saja ia belum masuk Islam pada saat perang melawan suku kafir Juhainah tersebut.

Imam An-Nawawi berkata, “Sesungguhnya engkau hanya diperintahkan untuk beramal sesuai kondisi lahiriah dan ucapan lisan. Adapun urusan hati, engkau tidak akan mampu mengetahuinya. Maka Nabi mengingkari tindakan Usamah yang tidak bertindak atas dasar apa yang nampak dari ucapan lisan. Maka beliau  bersabda ‘Kenapa engkau tidak membelah dadanya?’ sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah karena ikhlash dan yakin ataukah karena alasan lainnya?’ Maksudnya, jika engkau tidak mampu mengetahui isi hati orang itu, maka hendaklah engkau mencukupkan diri dengan menerima ucapan lisannya.”

(Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 12/203-204 dan Shahih Muslim bi-Syarh An-Nawawi, 2/137-138)

Imam Ibnu Bathal berkata, “Kisah ini menjadi sebab Usamah bersumpah untuk tidak pernah membunuh seorang muslim pun setelah hari itu. Oleh karenanya Usamah tidak menyertai Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin.” (Fathul Bari Syarh ShahihBukhari, 12/204)

Wallahu a’lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar