Rumah Belajar:
HAKIKAT DUNIA & GEMERLAPNYA
t.me/rumahbelajar
Allah subhanahu wa ta’ala dalam banyak ayat dari kitab-Nya yang mulia menyebutkan permisalan dunia yang semuanya menunjukkan bahwa dunia itu nilainya sangat rendah dan hina, sedangkan itu kehidupan dan kesenangannya hanya bersifat fana. Allah Yang Mahasuci berfirman,
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ٢٠
“Ketahuilah oleh kalian, kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan, serta tempat kalian bermegah-megah dan berbangga-bangga akan banyaknya harta dan anak. Permisalannya seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menguning kemudian hancur. Dan di akhirat kelak ada azab yang pedih dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (al-Hadid: 20)
Dalam ayat lain, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱضۡرِبۡ لَهُم مَّثَلَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا كَمَآءٍ أَنزَلۡنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلۡأَرۡضِ فَأَصۡبَحَ هَشِيمٗا تَذۡرُوهُ ٱلرِّيَٰحُۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ مُّقۡتَدِرًا ٤٥
“Dan berikanlah kepada mereka permisalan tentang kehidupan dunia, yaitu seperti air yang Kami turunkan dari langit. Maka karenanya menjadi subur tumbuhan-tumbuhan di muka bumi. Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (al-Kahfi: 45)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ٥
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar. Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia itu memerdaya kalian dan janganlah sekali-kali orang yang pandai menipu memerdaya kalian tentang Allah.”(Fathir: 5)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Dunia adalah perhiasan yang akan binasa dan merupakan tipuan bagi orang yang cenderung kepadanya. Dia tertipu dengan dunia dan menjadi terlena karenanya, sehingga meyakini bahwa dunia adalah negeri yang tidak ada negeri selainnya dan kehidupan yang tidak ada lagi kehidupan setelahnya. Padahal dunia ini sangat rendah dan hina, teramat kecil bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/335)
Demikianlah hakikat dunia, ia adalah permainan, sesuatu yang melalaikan diri dan hati. Ini terlihat pada orang-orang yang menghamba dunia yang cenderung menghabiskan umurnya dengan segala hal yang melalaikan hati dan melupakan dari berzikir kepada Allahsubhanahu wa ta’ala, lalai akan janji dan ancaman-Nya. Malah, mereka menjadikan agama sebagai ajang olok-olokan dan gurauan. Berbeda keadaannya dengan orang-orang yang hidup hatinya dengan zikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mengenal dan mencintai-Nya, sehingga mereka pun memburu akhirat sebagai negeri yang kekal nan abadi. (Taisir al-Karimirir Rahman, hlm. 840—841)
Sahabat yang mulia, Jabir radhiallahu ‘anhu,mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah lewat di sebuah pasar dengan dikelilingi orang-orang. Lalu beliau melewati bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambilnya dan memegang telinganya seraya bersabda, “Siapa di antara kalian yang mau memiliki anak kambing ini dengan harga satu dirham?”
Para sahabat menjawab, “Kami tidak mau anak kambing itu menjadi milik kami walau dengan harga murah. Lagi pula apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?”
Kemudian beliau berkata lagi, “Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?”
Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini hidup, dia cacat telinganya, apalagi dia dalam keadaan mati?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar